/

Balawista, Baywatch versi Indonesia

Kenyamanan sarana wisata di pantai Kuta atau pantai lainnya di Bali, tidak lengkap tanpa kehadiran anggota Badan Penyelamat Wisata Air (Balawista). Para penyelamat pantai yang selalu bersiaga di enam pos di sepanjang kawasan pantai Kuta dari Tuban hingga Seminyak.
Setiap detik mereka berjaga-jaga untuk mencegah dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya kecelakaan menimpa wisatawan yang tengah mandi atau melakukan aktivitas lain di tengah deburan ombak pantai Kuta.

Menjadi seorang anggota Balawista memerlukan mereka rasa kepedulian yang kuat terhadap nasib orang lain. Juga semangat pengabdian, ketulusan dan kerelaan berkorban yang tinggi. “Tanpa itu, anda tak akan tahan menjalani profesi ini,” ucap Suparka, Komandan Balawista Kabupaten Badung.

Pernah, sekitar tahun 1980-an, tiga wisatawan asing terseret gelombang. Seketika para Balawista melesat dan terjun ke laut untuk memberi pertolongan. Namun apa yang terjadi? Ombak yang kala itu ganas akibat pengaruh cuaca, justru mengancam jiwa para Balawista. Mereka pun diombang-ambing dan diempaskan oleh deburan ombak yang dahsyat. Di saat-saat demikian, kata Suparka, hanya satu hal yang mereka pikirkan yaitu bagaimana menyelamatkan nyawa orang-orang yang terseret arus itu.

“Soal diri kami, itu urusan belakangan,” ucapnya.

Di luar itu, ada lagi syarat yang harus dipenuhi yakni kemampuan fisik yang prima. Untuk dapat diterima sebagai anggota Balawista calon anggota harus menjalani pelatihan terlebih dahulu. Setelah itu, mereka harus lulus beberapa ujian yang ditandai dengan Sertifikat Bronze. Sertifikat tersebut diberikan kepada mereka yang berhasil melampaui tes kemampuan berenang di kolam renang menempuh jarak 400 meter dalam waktu kurang dari sembilan menit. Juga kemampuan berlari di pantai sejauh 200 meter, berenang di laut sejauh 200 meter, kemudian berlari lagi di pantai 200 meter. Semua itu harus ditempuh dengan catatan waktu maksimal delapan menit. Setelah terpilih, masing-masing anggota diberi pelajaran selama sepuluh hari meliputi pelajaran tentang ombak dan arus, alat penyelamatan, P3K, dan lain-lain.

Dalam pelaksanaan tugas, anggota Balawista berkualifikasi Bronze, dibantu oleh anggota Balawista yang digolongkan dalam resasitasi group dan life saving group.
Anggota Resasitasi Group lebih banyak bertugas sebagai pengelola administrasi dan penyelamatan di darat, sedangkan anggota life saving group memiliki kemampuan resasitasi group ditambah cukup keterampilan renang. Anggota kelompok ini memiliki kemampuan sedikit di bawah Bronze group.

Saat ini jumlah anggota balawsita Badung ada 128 orang yang tersebar di 16 pos di pantai-pantai Tuban-Seminyak (6 pos), Jimbaran (1 pos), Nusa Dua (3 pos), Uluwatu (1 pos), Labuhan Sait (1 pos), Dreamland (1 pos), Berawa (1 pos), Batu Belig (1 pos), Seseh (1 pos) dan pos pengendali di Kuta. Untuk semua itu, fasilitas penyelamatan yang tersedia antara lain radio, jet ski, boat karet (4 unit), boat fiber glass (2 unit).

Guna meningkatkan kemampuan lapangan anggota Balawista mendapat pelatihan secara regular. Mereka juga secara bergiliran dikirim ke luar negeri untuk menimba ilmu penyelamatan.

Pesan wisatawan:
Jangan berenang di antara dua bendera yang dipasang oleh anggota Balawista. Biasanya, anggota Balawista akan mengingatkan bila kamu melanggar larangan ini.

RSS Feed

0 Comments for Balawista, Baywatch versi Indonesia

Leave a comment!