Archive for September 2010

/

Umalas Residence, Hotel-Hunian Elegan di Kuta Utara

Oleh : Maria Ekaristi

Sangat mudah menemukan lokasi condotel ini di Kawasan Umalas. Gedungnya menjulang empat lantai menyamai pohon kepala tertinggi di wilayah itu. Jadi, dari Kuta, meluncur saja ke arah utara mengikuti jalan utama menuju Tanah Lot. Hanya perlu waktu 15 menit berkendara anda pasti langsung menemukan condominium-hotel yang nyaman dan asri ini.

Ketika saya berkunjung ke hotel ini, suasana kekeluargaan langsung menyambut saya begitu menginjakkan kaki di lantai lobby. Senyum ramah dari beberapa karyawan condotel yang kebetulan berada di situ terasa begitu bersahabat. Sapaan selamat datangnya memang standar, namun cara dan gaya penyampaiannya terasa begitu tulus. Situasi ini semakin terasa ketika berjuma dengan Agus Putra Wiranata. Laki-laki berpenampilan santai ini tampak begitu akrab dengan semua tamu yang menginap di situ. Belakangan saya tahu, ternnyata dialah pemilik condotel yang memang dirancang sebagai ‘rumah’ bagi para expatriate, penulis, jurnalis, dan periset dari berbagai penjuru dunia yang berdiam dalam waktu yang cukup lama di Bali. Pantaslah aura persaudaraan mengembang dari wajah semua karyawannya.

Berdiri di areal tanah seluas 33,5 ribu meter persegi, bangunan empat lantai ini terdiri dari 53 unit dengan desain elegan. Ke-53 unit tersebut dibagi menjadi beberapa tipe. Ada studio dengan satu kamar tidur(One Bedroom Studio), superior dengan dua kamar tidur (Two Bedroom Superior), deluxe dengan dua kamar tidur (Two Bedroom Deluxe), penthouse dengan dua kamar tidur (Two Bedroom Penthouse) dan penthouse tiga kamar tidur (Three Bedroom Penthouse). Semua tipe itu dilengkapi dengan dapur dan living room.


Di luar fasilitas privat itu terdapat juga fasilitas bersama seperti fitness center, laundry, 24 hour security, ruangan multi fungsi, groceries, restauran, bar, kolam renang, sauna, dan ruangan khusus massage.

Untuk wisatawan domestik, harga per malam unit-unit tersebut adalah sebagai berikut:

One Bedroom Studio            Rp1.300.000++
Two Bedroom Superior Rp2.250.000++
Two Bedroom Deluxe Rp2.474.000++
Three Bedroom Rp2.700.000++
Three Bedroom Penthouse Rp3.600.000++
Two Bedroom Penthouse Rp2.700.000++


Sebagaimana layaknya condotel, selain disewakan per malam, semua unit dalam condotel tersebut dapat anda miliki dengan status free hold (hak milik). Dan jika unit yang anda beli tersebut sedang tidak anda gunakan, unit tersebut dapat anda serahkan kepada pengelola untuk disewakan kepada wisatawan atau siapa pun yang menginginkannya. Dengan begitu, aset tersebut akan mendatangkan income tambahan bagi anda.

Tertarik untuk menginap atau membeli unit condotel tersebut? Silakan kontak langsung ke pengelolanya yakni PT Puri Amartha Phala, di Kompleks Pertokoan Semer Kencana Indah No.6, Jalan Banjar Semer, Kerobokan -Kuta, 80361 Telp. (0361) 732248, fax. (0361)733589. Bisa juga melalui email: info@propertybali.com

Panduan Menuju Umalas Residence:
Dari Kuta meluncurlah menuju arah Tanah Lot. Kurang-lebih 50 meter dari lampu lalu-lintas Petitenget, berbeloklah ke kiri masuk ke jalan utama Banjar Umalas. Ikuti saja jalan utama, lurus sampai kira-kira 500 meter, anda akan menemukan sebuah belokan ke kanan. Nah, di sisi kiri belikan itulah Umalas Residence berdiri.

Untuk info lebih lengkap klik di sini

Hide

/

Pelaku Kejahatan Hipnotis di Kuta, Diduga Sindikat

Oleh: Agung Bawantara

Ini info penting bagi wisatawan, khususnya yang berkebangsaan asing, yang hendak berlibur di Kuta. Info ini berkaitan dengan terjadinya kejahatan hipnotis yang menyebabkan para korban mengalami kerugian hingga puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Menurut sumber kepolisian yang dapat dipercaya, modus kejahatan hipnotis yang menyasar turis asing di Kuta (Bali) ini pernah terjadi di era sebelum tragedi Bom Bali I terjadi.

Dari hasil investigasi saat itu terungkap ada beberapa kelompok pelaku kejahatan dengan modus hipnotis seperti ini. Saat itu pihak kepolisian menyebut mereka dengan “sindikat Philippina”. Beberapa anggota dari kelompok tersebut ada yang sudah puluhan tahun menetap di Bali. Di antara mereka ada yang beristrikan warga negara Indonesia dan mempunyai usaha legal sebagai penyedia jasa laundry di kawasan Kuta.

Sindikat itulah yang mengoordinasikan kejahatan hipnotis tersebut. Biasanya, sebagai pembuka jalan, mereka menggunakan perempuan Filipina berparas cantik dan berpenampilan seksi. Dengan kemolekan wajahnya itulah, si perempuan menggaet calon korbannya.

Mula-mula si perempuan berkenalan dengan calon korban dan mengajaknya berjalan-jalan ke kafe atau diskotek. Selanjutnya, oleh si perempuan, perkenalan tersebut terus dirawat hingga dalam beberapa hari calon korban merasa benar-benar akrab dengannya. Bahkan ada yang sempat jatuh cinta pada si pelaku. Begitu akrab, si perempuan mengajak calon korban ke hotel atau kompleks perumahan yang diaku sebagai tempat tinggalnya. Hotel dan kompleks perumahan itu memiliki model bangunan yang serupa satu dengan lainnya, sehingga korban sulit mengenalinya. Semuanya memiliki garasi dengan rolling door yang akan segera menutup begitu mobil si perempuan dan calon korban masuk. Hal itu membuat korban tak punya kesempatan untuk mengenali lingkungan di sekitar rumah itu.

Di dalam rumah, sekelompok orang yang tengah asyik berjudi akan menyambut calon korban dengan sapaan ramah. Langkah selanjutnya, dengan keakraban yang sudah terjalin baik, si perempuan membujuk calon korban untuk turut berjudi sekadar untuk bersenang-senang.

Kebiasaan klasik, begitu bersedia terlibat dalam permainan, calon korban pasti diberi kesempatan untuk menang pada lima atau tujuh putaran awal. Setelah menang, oleh si Perempuan, korban diajak bersenang-senang di kafe atau diskotek di seputaran Kuta. Saat itulah si Perempuan merajuk untuk dibelikan hadiah berupa perhiasan atau barang-barang berharga lainnya, lalu membujuk korban untuk berjudi lagi.

Modus lain, setelah menang dalam perjudian di putaran awal dan korban terlena karenanya, sindikat tersebut segera mengalahkannya hingga seluruh uang korban habis terkuras. Tak ada korban yang berhasil berhenti di tengah permainan, karena kelompok tersebut sangat lihai mempermainkan psikologis korbannya sehingga mereka sungkan untuk berhenti sebelum uang mereka benar-benar habis.

Setelah korban kalah dalam perjudian, si perempuan langsung beraksi. Dia menghibur korban dan mengajaknya berkeliling ke tempat hiburan atau ke kafe untuk bersenang-senang. Karena uang sudah ludas, biasanya korban akan mampir ke ATM menyairkan uang untuk bekal aktivitas selanjutnya. Pada saat itu, si perempuan melancarkan aksi kejahatan berikutnya. Ada dugaan pada saat itulah si perempuan menggunakan ilmu hipnotis untuk menggiring korban membeli barang-barang berharga, lalu membawanya kabur sebelum si korban sadar. Dugaan lain, aksi ini adalah semata-mata kejahatan penipuan yang tertata sangat rapi.

Sebuah sumber yang dapat dipercaya mengatakan bahwa sesungguhnya pihak Kepolisian Kuta pernah mengungkap semua pelakunya, tetapi mereka kesulitan melakukan konfirmasi dengan korban, sebab yang bersangkutan sudah kembali ke negaranya. Kesulitan lain, polisi tidak menemukan pasal untuk menjerat pelaku. Jika menggunakan pasal penipuan, saksinya hanya satu, yakni saksi korban. Secara hukum itu tidak kuat. Di samping itu, korban juga terlibat dalam permainan (dan sempat menang) sehingga hal tersebut tergolong perjudian. Jika dibawa ke ranah hukum, maka korban pun harus ditangkap dan dipenjarakan pula karena telah melanggar hukum Indonesia yang melarang perjudian.

“Untuk membongkar sindikat ini, polisi memang harus benar-benar cepat dan jeli,” ucap sumber tersebut. Namun masalahnya, imbuh sumber tadi, korban biasanya telat melapor dan tak mengenali lokasi-lokasi di mana dia diperdaya.

Sebagai tambahan, modus ini biasanya dilancarkan pada saat-saat kunjungan ramai (high seasons) di Bali.

Tulisan Terkait:
Pelaku Kejahatan Hipnotis Turis di Kuta, Asal Filipina
Dua Turis Dihipnotis di Kuta
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata



Hide

/

Pelaku Kejahatan Hipnotis Turis di Kuta, Asal Filipina

Oleh: Agung Bawantara

Pelaku hipnotis yang merugikan warga Swiss, Foehr Elmar (69), terendus jajaran Kepolisian Sektor Kuta. Penyelidikan di bawah komando langsung Kepala Kepolisian Sektor Kuta, AKP I Gede Ganefo, SH, MH, berhasil mengidentifikasi pelaku hipnotis tersebut. Dugaan sementara pelaku berjumlah dua orang dan berkewarganegaraan asing. Identitas satu pelaku sudah terungkap, yakni Maria (35) asal Filipina. Sementara pelaku lainnya masih belum diketahui.

Adalah rekaman kamera (Close Circuit Television) CCTV yang terdapat di tempat kejadian yang menjadi petunjuk penting pengungkapan identitas pelaku. Dari hasil rekaman kamera CCTV, terlihat jumlah pelaku, mobil yang digunakan, serta aktivitas kejahatan yang dilakukannya.

Berdasarkan laporan, secara kronologis aksi kejahatan hipnotis yang terjadi pada Selasa (14/9) lalu itu bermula dari ketika Elmar tengah berdiri di depan Hotel Kartika Plaza, Jalan Kartika Plaza, Kuta. Pada saat itu seorang perempuan menghampirinya dan memperkenalkan diri. Dalam waktu singkat keduanya langsung akrab. Kemudian, perempuan yang belakangan diketahui bernama Maria dan berkebangsaan Filipina itu, mengajak Elmar keliling-keliling mengendarai mobil Daihatsu Terios yang dibawa Maria.

Diduga, pada saat itu Elmar sudah terhipnotis oleh Maria. Semua perintah Maria dituruti Elmar. Mula-mula Elmar menuruti ajakan Maria untuk berjudi di sebuah lokasi di Kuta. Ketika Elmar kalah, Maria meminta Elmar untuk mengambil uang di ATM nya. Elmar menurut. Di sebuah ATM di Pepito Kuta, dia mencairkan uang sebesar Rp42,9 juta.

Setelah uang di tangan, Elmar dan Maria bukan kembali ke tempat judi, melainkan ke sebuah toko ponsel, juga di Kawasan Kuta. Di toko tersebut Maria meminta Elmar membelikannya empat buah Blackberry tipe Onyx dan dua buah Blackberry tipe Gemini. Setelah transaksi jual beli usai, keduanya berpisah. Elmar kembali ke hotel tempatnya menginap, sedangkan Maria pergi entah ke mana. Setiba di hotel, barulah Elmar sadar bahwa dirinya telah diperdaya.

Kini, Maria yang oleh pihak kepolisan dimasukkan dalam daftar pencarian orang (DPO) itu telah menghilang dari Bali. Kuat dugaan ia meninggalkan Bali melalui jalur pelabuhan.

Tulisan terkait:
Dua Turis Dihipnotis di Kuta
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata

Hide

/

Puting Beliung Landa Bali, Waspadai Perairan Selatan

Oleh: Agung Bawantara
Foto: Repro Jawa Pos

Selasa (21/9) lalu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar, Bali memperingatkan bahwa angin puting beliung kemungkinan besar akan melanda wilayah Bali. Perkiraan tersebut ternyata benar-benar terjadi. Hari Rabu dan Kamis dua serangan puting beliung berturut-turut memorak-morandakan beberapa kawasan di kabupaten Gianyar, Klungkung dan Tabanan. Pada hari pertama, serangan terparah terjadi di di kawasan Ubud. Di Banjar Kutuh Kaja, Desa Petulu, Ubud, empat bangunan rusak berat akibat terjangan angin yang dalam istilah setempat disebut angin linus. Sebuah vila & restoran remuk tertimpa dua pohon besar, tiga rumah lainnya kehilangan atap dan rangka. Menurut laporan, angin kencang datang sekitar pukul 15.30 dan berlangsung selama 15 menit.

Hari berikutnya, terjangan linus terjadi di Desa Blahkiuh, Kecamatan Abian semmal, Kabupaten Badung. Sebuah Sekolah Dasar (SD) di desa itu luluh-lantak setelah tertimpa Pohon Wani (mangga putih). Tak ada korban dalam musibah yang menghancurkan sejumlah perlengkapan sekolah tersebut. sejumlah buku, dokumen, kursi dan seperangkat komputer rusak berat akibat kejadian itu.

Menurut Kepala Sub Bidang Pelayanan Jasa BMKG Wilayah III Denpasar Nyoman Suarsa, terjadinya bencana angin putting disebabkan oleh fenomena alam dan cuaca yang tidak menentu. Hujan yang terus-menerus antara lain akibat terjadinya pertemuan masa udara yang agak lemah dan suhu muka laut yang menyimpang satu derajat di atas normal. Kumpulan awan-awan konvektif dan Cumulonimbus pun terbentuk dan menyebabkan terjadinya pergerakan angin dari timur dan tenggara dengan kecepatan berkisar 0,5 - 35 kilometer per jam.

"Kecepatan angin yang tinggi itulah yang menyebabkan terjadinya hujan yang disertai angin puting beliung," paparnya.

Nyoman Suarsa memperkirakan sampai ke Oktober, kecenderungan kondisi mengarah ke Lamina, yakni hujan datang lebih awal dari musimnya sehingga musim hujan akan terjadi lebih lama.

"Hujan akan merata di seluruh Bali, tapi waktunya tidak menentu,” imbuhnya.

Penting:
Perkiraan cuaca di daerah-daerah wisata Bali

Hide

/

Dua Turis Dihipnotis di Kuta

Oleh: Agung Bawantara

Kejahatan dengan metode hipnotis kini tengah merajalela. Dalam sebulan terakhir, ada puluhan laporan mengenai kejahatan ini di seluruh Nusantara. Yang menarik, pelakunya bukan hanya orang lokal, melainkan juga warga negara asing. Seperti yang terjadi di Kuta Bali, misalnya. Dua turis, Foehr Elmar (69) asal Swiss dan De Vito Jean Roger (42) asal Perancis, kehilangan uang setelah dirinya dihipnotis oleh orang yang tak dikenalnya. Keduanya menjadi korban hipnotis masing-masing pada Jumat (17/9) dan Minggu (19/9) lalu. Elmar kehilangan Rp50 juta dan Jean kehilangan Rp11,5 juta. Menurut laporan Jean, pelakunya berjumlah lima orang, terdiri dari tiga laki laki dan dua perempuan. Kelimanya memiliki ciri bukan Warga Negara Indonesia.

Cerita terhipnotisnya Jean bermula ketika Jean tengah shooping seorang diri di Pertokoan Kuta Square. Sekitar pukul 08 malam ketika itu. Saat asyik melihat-lihat, Jean bertemu dengan turis lain dan mengajaknya berkenalan. Saat itu, kenalan baru Jean itu pun memperkenalkan empat orang kawan lainnya. Obrolan akrab terjadi setelah itu. Dan, percakapan hangat itu berlanjut kepada penawaran kerjasama bisnis. Korban yang diduga telah terkena hipnotis menyerahkan uang sebesar 1000 euro sebagai modal awal dari bisnis yang disepakati.

Tidak saja uang, pada saat itu Jean bahkan menyerahkan kunci mobil yang dibawanya kepada pelaku. Beruntung pelaku tak langsung menemukan mobil itu dan Jean segera sadar dari linglungnya. Begitu mengetahui dirinya baru saja menjadi korban kejahatan, Jean langsung melapor ke Kepolisan Sektor Kuta.

Tentang Hipnotis, perlu anda ketahui bahwa itu bermula dari hipnosis. Hipnosis (hypnosis) adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari pengaruh sugesti terhadap pikiran manusia. Hypnosis berasal kata "hypnos", nama dewa tidur dalam mitologi Yunani Kuno. Orang yang mengalami sugesti melalui metode ini dinamakan hipnotis. Meski namanya diambil dari nama Dewa Tidur, hypnosis tidak sama dengan tidur, melainkan trance di mana pikiran mengalami relaksasi. Kondisi ini biasanya disertai dengan relaksasi tubuh seperti keadaan saat menjelang tidur di malam hari. Ketika seseorang terhipnotiss, dia akan merasakan seluruh tubuhnya rileks, pikirannya menjadi fokus, perasaannya damai, dan tetap bisa mendengar suara-suara di sekitar.

Dalam bahasa sederhana dapat dikatakan bahwa hipnosis adalah suatu keahlian untuk menyampaikan pesan (yang sugestif) kepada seseorang, sehingga yang bersangkutan tergerak untuk melaksanakan pesan tersebut. Yang dimaksud pesan dalam hal ini adalah rangkaian kalimat lisan yang masuk ke telinga penerima dan kemudian terekam oleh bawah sadar (sub conscious) yang bersangkutan, dan selanjutnya bawah sadar itulah memerintahkan orang tersebut melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diucapkan penghipnotisnya. Mulanya praktek ini dilakukan untuk menelusuri alam bawah sadar pasien guna penyembuhan berbagai bentuk gangguan kesehatan. Belakangan, metode ini disalahgunakan oleh penjahat hipnotis untuk memengaruhi korban agar mau menyerahkan uang atau barang berharga lainnya.

Dalam kejahatan hipnotis, hal pokok yang dilakukan pelaku adalah pembingungan calon korban. Dengan gayanya yang sangat persuasif, para penjahat menjejalkan ucapan-ucapan ramah yang membingungkan calon korban sehinggga pikirannya lengah. Pada saat lengah itulah penjahat hipnotis menyampaikan pesan-pesan sugestif ke alam bawah korban, dan korban pun menuruti perintah-perintahnya.

Dari hal itu, satu hal penting yang dapat kita tangkap adalah bahwa kejahatan hipnotis dapat kita hindari jika pikiran kita selalu waspada dan selalu di bawah kontrol akal sehat.


Tulisan terkait:
Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata


Jika ingin mengenal lebih jauh tentang hipnosis, serial e-book mengenai Hypnosis, Emotional Freedon Technique (EFT) dan Neuro Linguistic Programming (NLP) yang ditulis oleh AS Laksana adalah salah satu sumber bacaan yang kami rekomendasikan.

Anda bisa mendapatkan seri pertama dari buku-buku tersebut secara gratis dengan mengisi form di bawah ini:


Nama:

e-mail:


Hide

/

Legong Keraton, Bermula dari Meditasi Raja Sukawati

Oleh : Agung Bawantara

Ini sebuah catatan menarik mengenai asal-muasal tari Legong. Saya temukan pada sebuah katalog festival pelegongan yang diselenggarakan di Denpasar, Mengwi, dan Peliatan pada 1995. Catatan itu dibuat oleh Prof. Dr. I Made Bandem, Sekretaris Yayasan Walter Spies yang menyelenggarakan acara tersebut. Dalam catatan tersebut Prof. Bandem mengutarakan bahwa lahirnya Legong bermula dari hasil pertapaan Raja Sukawati, I Dewa Agung Made Karna. Kisah tersebut tercatat dalam Babad Dalem Sukawati yang disurat sekitar awal abad ke-19. Saat itu wilayah Sukawati, Gianyar, memang sudah masyur sebagai daerah yang memiliki penari-penari yang sangat handal.

Menurut babad tersebut, suatu hari I Dewa Agung Made Karna yang dikenal memiliki kemampuan spiritual yang tinggi, melakukan pertapaan di Pura Yogan Agung di desa Ketewel, dekat Sukawati. Pada saat itu hadirlah dalam ciptanya beberapa sosok bidadari-bidadari melayang di angkasa. Para bidadari yang cantik jelita itu memperagakan tarian yang sangat menakjubkan. Mereka berbusana penuh warna. Kepala mereka bergelung tatahan emas penuh manikam yang cerlang-cemerlang.

Begitulah, saat bangkit dari tapanya, sang raja memerintahkan penguasa desa Ketewel untuk mengumpulkan para seniman di sana dan meminta mereka membuat beberapa topeng sekaligus menciptakan tarian berdasarkan penglihatan (cipta) sang raja.

Beberapa bulan kemudian, lahirlah sembilan topeng sebagai wujud sembilan bidadari dalam mitologi Hindu. Dua penari Sanghyang kemudian diperintahkan untuk menarikan topeng tersebut. Penari Sanghyang adalah penari-penari muda pilihan yang tidak hanya berbakat melenggokkan tubuh, melainkan juga memiliki kepekaan untuk trance, dan belum menstruasi. Tari topeng yang dipertunjukkan oleh kedua penari Sanghyang itu dinamakan dengan Sang Hyang Legong. Tarian ini –dengan topeng aslinya— hingga kini masih digelar di Pura Yogan Agung setiap upacara Piodalan yang diselenggarakan setiap 210 hari sekali di pura tersebut.

Terinspirasi oleh Sanghyang Legong, tak berapa lama kemudian sebuah kelompok tari dari Blahbatuh yang dipimpin oleh I Gusti Ngurah Jelantik melahirkan sebuah tarian baru dalam gaya yang serupa. Bedanya, semua penarinya adalah laki-laki dan tidak mengenakan topeng. Tarian ini dinamakan dengan Nandir.

Dalam sebuah acara, Raja Sukawati menyaksikan pertunjukan Nandir, dan amat terkesan. Beliau kemudian memerintahkan punggawanya untuk mengumpulkan para seniman di Sukawati untuk membuta tarian serupa untuk para gadis muda di istananya. Hasilnya adalah tarian Legong yang kita kenal sekarang.

Rupanya, pesona para penari Legong jauh lebih memukau daripada penari Nandir. Maka lambat laun Nandir pun menghilang dan punah. Penari Nandir terakhir adalah I Wayan Rindi dari Denpasar telah meninggal pada tahun 1976.

Pada pertengahan 1930-an hingga 1960-an beberapa tarian tunggal baru muncul. Tarian-tarian tersebut antara lain Panji Semirang dan Margapati. Karena kekurangan terminologi, tarian-tarian tersebut pun disebut Legong. Untuk membedakannya, legong yang asli diberi nama Legong Kraton.

Beberapa Komposisi Legong

  • Pelayon – tidak memiliki cerita khusus, abstrak
  • Lasem – mengisahkan kegemulaian Putri Rangesari
  • Kuntir – mengisahkan pertarungan dua kakak-beradik memperebutkan seorang perempuan jelita
  • Jobog – menisahkan Subali dan Sugriwa yang memperebutkan Cupu manic Astagina
  • Kuntul – menisahkan tarian dua ekor burung Kuntul
  • Prabangsa – merupakan fragmentasi kisah Calon Arang
  • Legod Bawa – mengisahkan Dewa Wisnu dan Dewa Indra beradu kekuartan dengan Dewa Siwa. Tarian ini menggunakan topeng beruang dan garuda.
  • Kupu-kupu Tarum – mengisahkan sepasang kupu-kupu bercengkerama di taman
  • Candra Kanta – mengisahkan keharmonisan antara rembulan dan matahari
  • Semaradhana – mengisahkan Dewa Siwa yang tengah melakukan yoga Samadhi
  • Goak Macok – mengisahkan dua ekor gagak yang tengah berburu telur ayam kampung
  • Bapang – abstrak
  • Durga abstrak
  • Sudarsana – termasuk cerita Calonarang
  • Raja Cina* – mengisahkan percintaan sepasang kekasih
  • Bramara* – mengisahkan percintaan sepasang kumbang
  • Calonarang* – Cuplikan kisah Calonarang
  • Gadung Melati* – menggambarkan kemolekan bunga-bunga di taman
Catatan:
Komposisi tari yang bertanda * adalah komposisi yang hingga tahun 1995 belum direkonstruksi.

Hide

/

Pembuatan Garam Secara Tradisional di Bali

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Garam adalah bumbu pelengkap untuk membuat berbagai jenis masakan menjadi lezat. Hampir seluruh jenis makanan khas Bali tak lepas dari garam. Di Bali, garam diproduksi secara tradisional di ladang-ladang garam yang terhampar di bibir-bibir pantai.

Secara tradisional, proses pembuatan garam di Bali sangat sederhana. Mula-mula petani garam menyiramkan air laut ke lading garam. Ladang garam adalah petak-petak yang dibuat di hamparan pasir di tepi pantai. Penyiraman air laut itu dilakukan pada pagi hari. Setelah terpanggang cahaya matahari sejak pagi hingga sore, pasir yang bercampur air laut itu akan membentuk gumpalan-gumpalan. Oleh petani garam, gumpalan pasir tersebut dikumpulkan lalu diletakkan pada bak yang tinggi, kemudian disiram lagi dengan air laut. Rembesan airnya ditampung dalam sebuah wadah, lalu disiramkan kembali ke dalam bak tadi.

Tampungan air rembesan yang kedua ditempatkan pada talang-talang yang terbuat dari pohon kelapa, aren atau pohon besar lainnya. Setelah beberapa lama, air itu akan mengristal menjadi garam. Garam tersebut lalu diambil dan ditiriskan dan siap untuk dijual. Pada cuaca baik, seluruh proses tersebut berlangsung selama lima hingga tujuh hari. Harga satu kilogram garam adalah Rp2 ribu.

Kini, dari jutaan penduduk Bali, hanya beberapa orang saja yang masih menjalani profesi petani garam. Ketimpangan antara kebutuhan hidup dan penghasilan membuat para petani garam beralih profesi…

Ladang-ladang garam di Bali pun menyusut jumlahnya. Kini, yang tersisa antara lain di pantai Amed, Tianyar (Karangasem), Pesinggahan (Klungkung), dan Suwung (Denpasar).

Foto-foto dalam tulisan ini adalah hasil jepreten I Made Widnyana Sudibia di ladang garam Tianyar.



Hide

/

6 Ribu Koleksi Album Lagu Lawas Milik Gus Campur

Oleh: Maria Ekaristi

Ini memang bukan obyek wisata. Tapi rumah di Jalan Imam Bonjol nomor 16A Denpasar ini menarik untuk anda singgahi. Terutama jika anda pengamat, kolektor atau penggemar berat musik. Soalnya, di salah satu ruangan rumah asri ini tersimpan 6 ribu koleksi kaset, LD, CD, VCD dan DVD dari musisi-musisi lawas kelas dunia seperti Pink Floyd, Deep Purple, Queen, Beatles, Jimmy Barnes, KISS, Joe Satriani, Joe Cockers, Johnny Winter, Van Hallen, Steve Vai, Dakota, Jeff Beck, Rainbow, Led Zeppelin, dan lainnya.

Koleksi lagu-lagu lawas milik Ida Bagus Udayana ini tergolong sangat lengkap. Maklum, semua koleksi tersebut ia kumpulkan satu demi satu sejak tahun 1976! Hingga kini Gus Campur, begitu Udayana akrab disapa, masih terus berburu CD, DVD grup-grup kawakan. Ia tak memilih genre musiknya. Entah Rock, Rock N Roll, Art Rock, Hard Rock, Blues, Country atau Golden Memories, semua ia buru dan kumpulkan. Untuk melengkapi pengetahuan dan kenangan mengenai grup atau penyanyi tersebut, Gus Campur juga mengoleksi poster-poster mereka.

Kini, sembari berolahraga setiap hari, lelaki kelahiran 18 Desember 1961 tersebut selalu memutar satu-persatu koleksinya. Bila anda kolektor, pengamat music atau penggemar musik lawas dan ingin berkenalan dengan Gus Campur, silahkan kontak ke telepon nomor (0361) 488995. Saya yakin, salah satu lagu favorit anda pasti terselip di antara koleksi Gus Campur itu.

Hide

/

Menghindari Kejahatan Hipnotis di Tempat Wisata

Oleh : Agung Bawantara

Akhir-akhir ini banyak terjadi kejahatan dengan metode hipnotis. Di seluruh tanah air, telah ratusan korban kehilangan uang atau benda berharga lainnya setelah dihipnotis oleh seseorang. Karena kejahatan tak pernah menghiraukan tempat, apakah itu emperan jalan, warung, pusat bisnis, atau tempat wisata, ada baiknya anda mengetahui cara menghindari kejahatan hipnotis di bawah ini sebelum anda melancong.

Satu hal yang mula-mula harus anda yakini adalah bahwa kejahatan hipnotis ini menggunakan metode pengenadalian kesadaran yang dapat dihindari dengan menjaga kesadaran anda tetap di bawah kontrol anda sendiri. Kejahatan hipnotis tidak akan mempan pada orang yang menolaknya. Di bawah ini, beberapa tips lain menghindarkan diri dari kejahatan hipnotis.

• Waspadai orang yang baru anda kenal dan berusaha akrab dengan Anda. Hipnotis bekerja melalui proses persuasi dengan kata-kata yang melengahkan pikiran Anda. Jangan larut pada kalimat-kalimat yang diucapkannya. Katakan atau tanyakan kembali jika ada hal yang anda tidak tahu.

• Waspadai orang yang tak anda kenal dan menepuk anda, lalu bersikap sangat ramah bahkan sok kenal. Tepukan itu merupakan shock induction untuk seketika menyibukkan pikiran anda. Rasa kaget dan rasa sungkan anda dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan hipnotis untuk menjejali anda dengan omongan-omongan yang membingungkan.

Misalnya, dia bilang "Eh, Liburan di Bali Juga, ya? Si Susi gimana kabarnya sekarang, masih sering kontak-kontakan sama teman-teman, kan ?”

Susi itu nama umum. Anda mungkin punya teman bernama Susi. Maka pikiran anda akan langsung sibuk mengingat wajah teman anda itu dan berusaha mengingat hubungannya dengan orang yang menepuk dan menyapa anda itu. Jika tidak punya teman bernama Susi, pikiran anda akan lebih sibuk lagi karena mberusaha mengingat wajah teman yang bernama Susi dan berusaha mengingat orang ramah yang ada di depan anda, takut dikatakan sombong telah melupakan teman sendiri.

Saat demikian si penjahat akan menambahkan informasi lain yang membingungkan, misalnya dengan mengatakan: “Itu lho, yang ganjen banget itu?" Ketika kita tampak bingung, dia akan menambahkan lagi: “Eh, apa Susi, ya? Sebentar, aku malah sering pangling. Pokoknya, orangnya centil. Apa Lia, ya?”

Karena sibuk mengingat, pikiran anda menjadi lelah dan tak waspada. Pada saat itulah si penjahat mengucapkan kalimat-kalimat sugestif yang membuat anda patuh pada perintahnya.

Jadi, jangan sungkan untuk mengatakan tidak kenal kepada siapa pun. Toh, jika orang itu benar-benar teman lama yang anda lupakan, anda bisa minta maaf karena memang benar-benar lupa.

• Waspadai orang yang tiba-tiba membentak anda menuduh anda telah melakukan sesuatu yang membuatnya marah, seperti menabrak adik atau kerabatnya. Cara mengatasi hal ini adalah dengan apa yang Milton Erickson istilahkan dengan The Art of Misunderstanding. Begitu dia membentak: “Kamu menabrak adhiku?!”, jawab saja dengan menyebutkan apa yang anda lihat pertama kali. Misalnya melihat giginya tak teratur, anda katakan: “Dokter giginya tutup!”

Jika anda dikata-katai: "Dasar picek, nggak punya mata. Anjing!!!" Jawab saja, "Yang kau bilang itu kurang lengkap, kurang dua kata. Agar lengkap mestinya kaubilang, 'Dasar picek, nggak punya mata. Dasar anjing kurap!!!'" Maka semua sugesti yang akan dilancarkan akan langsung gugur.

• Hati-hati terhadap beberapa orang yang tiba-tiba mengerumuni anda tanpa suatu hal yang jelas, segera beranjak ke tempat yang ramai atau laporkan kepada petugas keamanan untuk menghindari kejahatan hipnotis yang dilakukan secara berkelompok.

• Waspadai orang yang tak anda kenal menawarkan barang berharga pada anda dengan harga miring dengan dalih perlu uang mendesak karena kena musibah atau kerabat sakit. Apalagi kemudian ada orang lain yang (seolah-olah) tak sengaja mendengar percakapan itu lalu membeli barang tersebut dengan penuh antusiasme.

• Waspadai orang yang tak anda kenal yang tiba-tiba menyapa anda dan mengatakan bahwa anda memiliki aura spiritual yang hebat. Jangan terlena. Tetap kontrol kesadaran bahwa anda adalah mahluk Tuhan yang mulia yang hanya takjub pada kebesaranNYA.

Demikianlah, jika anda camkan dan resapi, tips praktis di atas pasti berguna untuk menjauhkan anda dari penyalahgunaan hipnotis oleh orang-orang jahat.

Link tentang hipnotis yang perlu anda kunjungi:
Hati-hati pada Hipnosis, EFT, NLP

Atau, isi form di bawah ini untuk mendapatkan e-book gratis tentang hipnosis:
Nama:


e-mail:



Hide

/

Hari Ke-3 Libur Lebaran, Kawasan Wisata Masih Padat

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Bagi wisatawan domestik, Bali rupanya merupakan salah satu tujuan yang pas untuk mengisi liburan Lebaran. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kunjungan wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia cukup padat. Kunjungan tersebut terkonsentrasi di obyek-obyek wisata yang sudah terkenal seperti Kawasan Kuta-Legian-Seminyak, Pantai Lovina (Bali Utara), Bedugul, dan pusat-pusat perbelanjaan murah untuk oleh-oleh. Tumpleknya wisatawan tersebut membuat kemacetan yang cukup hebat di sejumlah ruas jalan di kawasan-kawasan tersebut.

Kawasan yang mengalami kemacetan paling parah hingga hari ke-tiga libur Lebaran ini adalah kawasan Pantai Kuta. Hampir seluruh jalan kawasan yang dikenal sebagai ikon penting pariwisata Bali ini dipadati kendaraan roda dua dan roda empat. Sebagian di antaranya adalah kendaraan pribadi berplat nomor luar Bali. Sebagian lagi kendaraan sewaan plus taksi dan angkutan umum. Hal ini diperparah oleh deretan kendaraan yang diparkir di sisi jalan.

Kemacetan juga terjadi di jalan raya Tohpati hingga Celuk. Kemacetan ini merupakan luberen dari menumpuknya jumlah kendaraan yang menuju Pasar seni Sukawati dan Pasar Seni Guang. Di ruas-ruas jalan tersebut ratusan kendaraan merambat pelan dengan kecepatan maksimal 15 kilometer/jam. Mendapat luberan dari Sukawati, ruas jalan Batuan-Celuk juga macat. Di jalur ini kemacatan diperparah oleh rusaknya aspal jalan oleh gerusan air hujan yang tak segera diatasi oleh pihak yang berkompeten.

Obyek wisata Bali Safari & Marine Park, Gianyar yang memiliki lahan parkir yang cukup luas pun tak mampu menampung jejalan kendaraan pengunjung. Ratusan kendaraan yang datang ke lokasi tersebut memeluber hingga ke jalan by pass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.

Beberapa wisatawan yang dimintai tanggapannya tentang kondisi ini mengatakan tetap happy menikmati liburannya.

“Ini merupakan romantisme tersendiri dalam berlibur di musim padat kunjungan,” ujar Rudi, pelancong asal Malang, Jawa Timur, yang datang bersama keluarganya mengendarai mobil pribadi.

Namun ada juga yang merasa penat menghadapi kondisi itu.

“Waktu liburan kami habis di jalanan. Untung anak-anak nggak sampai rewel,” cetus Endang, pelancong asal Bandung, Jawa Barat, yang berlibur bersama keluarganya dengan mengendarai mobil sewaan.

Meski berbeda cara menanggapinya, tapi ada satu hal yang sama-sama diharapkan oleh para pelancong tersebut, yakni perbaikan sistem transportasi di Bali.

“Jika ada sarana transportasi alternatif yang lebih lancar dan nyaman, kami akan memilih menggunakan itu untuk menikmati Bali,” tandas Rudi sambil menyunggingkan senyumnya.

Hide

/

Mengenal Pusaka Kuliner Bali (2): Bumbu Khas Bali

Oleh: Agung Bawantara

Dalam pusaka kuliner Bali, ada tiga jenis bumbu khas yakni basa (‘a’ di akhir dibaca dengan ‘e’ seperti pada ‘fase’), sambel, dan jejaton. Basa biasanya terdiri dari bahan-bahan berupa bumbu pokok dan bumbu pelengkap. Bumbu pokok terdiri dari bawang merah dan putih, lengkuas, kunir, jahe, dan kencur. Sedangkan bumbu pelengkap adalah lombok, terasi, gamongan, bangle, janggar ulam (daun salam), jebugarum (pala), kemiri, dan gula.

Sambel (sambal) terdiri dari sambal pokok dan sambal pelengkap. Sambal pokok terdiri dari bawang merah dan putih, lada. Sedangkan sambal pelengkap adalah terasi, garam, kencur, dan (terkadang) gula.

Sedangkan bumbu yang disebut jejaton biasanya digunakan untuk memperkuat rasa agar lebih gurih. Bahan-bahan yang digunakan adalah asem, air limau (kadang daun limau yang dirajang), jangu, tabia bun (cabai rambat), sari sampar watu, sintok, maswi, batang cengkeh, dan beberapa jenis rempah lain.

Beberapa bumbu berikut adalah yang jenis-jenis yang kerap di temukan di masyarakat:
1. Basa Gede (bumbu lengkap) : lengkuas, jahe, kencur, kunir, bawang merah dan putih, lombok, kemiri, kelapa yang dagingnya dipanggang, merica, ketumbar, garam, jangu, pangi (keluek), terasi, sereh, (kadang juga) gula. Biasanya untuk bumbu sate;
2. Basa Kela: Sama seperti Basa Gede yang dimasukkan ke dalam santan kane yang direbus. Gunanya untuk bumbu serapah dan urab, ditambah sedikit bawang merah, jahe, dan terasi;
3. Basa Wangen: babakan (kulit pohon) kelor, maswi, jebugarum, batang cengkeh, lenga, jeruk purut, menyan, kemiri, merica, ketumbar, bawang putih, bawang merah, dan terasi. Gunanya untuk memberi rasa gurih;
4. Basa Enteban: kemiri, kencur, bawang putih, dan daging kelapa yang telah dipanggang. Bahan-bahan ini dirajang, diisi minyak kelapa, lalu dibungkus dengan daun pisang dan di-tambus (dimasukkan ke dalam abu panas). Gunanya untuk bumbu anyang dan kekomoh.
5. Basa Rajang: sama dengan Basa Gede, namun cara membuatnya berbeda. Bahan-bahan basa rajang dibuat dengan cara merajangnya. Gunanya untuk bumbu ares dan babi guling dengan ditambah secangkir arak bagi yang suka.


Mengenal Pusaka Kuliner (1) : Jenis Makanan Bali

Sumber:

  • I Made Suandra, Dharma Caruban (Tuntunan Ngebat), Kayu Mas, 1988
  • I Wayan Kardji, Makanan Khas Bali dalam Konteks Pesta Adat, Kiwa Tengen Dalam Budaya Bali halaman 124-160, Kayumas, 1992

Hide

/

Mengenal Pusaka Kuliner Bali (1): Jenis Makanan Bali

Oleh: Agung Bawantara

Pusaka kuliner Bali, menurut pemerhati kuliner tradisional Bali I Wayan Kardji, sering juga disebut dengan istilah "ebat". Nama ini diberikan untuk makanan yang dibuat untuk berbagai upacara. Berdasarkan jenis pengolahannya, ebat dapat digolongkan menjadi tiga, yakni olahan kering, olahan lembab dan olahan cair. Selain itu, ada juga olahan dengan cara mengolah daging hewan secara utuh seperti tutu, panggang dan guling.

Olahan Kering
Termasuk dalam olahan ini adalah berbagai jenis sate. Di bali ada banyak jenis sate. Masing-masing jenis menggunakan tusuk (katik) yang berbeda. Ada yang berbentuk pipih, runcing, bulat panjang berujung runcing, berbentuk balok kecil, dan runcing pipih. Di antara sate itu, yang popular di Bali antara lain sate lembat, sate empol, sate lelet, sate kablet, sate asem, sate serapah, sate pusut, dan sate orob.

Gegorengan juga termasuk dalam olahan kering. Jenis makanan ini biasanya menggunakan bahan daging, tulang, limpa, dan lain-lain. Bahan-bahan tersebut dipotong-potong, diisi garam dan bumbu secukupnya, lalu digoreng.

Hampir sama dengan cara masak gegorengan, brengkes juga digoreng. Bedanya, brengkes menggunakan bumbu lebih banyak dan bahan bakunya lebih beragam. Ada brengkes sapi, brengkes babi, brengkes lele, dan brengkes lindung (belut). Bumbu yang digunakan biasanya basa genep yaitu aneka bumbu seperti bawang putih, bawang merah, kencur, kemiri, ketumbar, cabai, merica, jinten, jahe, bangle, terasi, jeruk limau, dan garam. Semua bumbu diaduk dengan bahan utama, lalu digoreng.

Jenis olahan kering lainnya adalah urutan, yakni sosis tradisional Bali. Bahan pokoknya adalah daging dan lemak (biasanya babi). Bahan-bahan ini dipotong-potong lalu dibumbui basa gede (bumbu lengkap) berupa bawang merah, jahe, lengkuas, kencur, ketumbar, terasi, cabai, kunir, dan beberapa jenis rempah lainnya. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam usus (babi) yang masih muda ujungnya telah diikat dengan tali serabut kelapa. Ke setelah semua bahan masuk, ujung yang satunya diikat pula, lalu digoreng. Ada yang tak langsung menggorengnya, melainkan menjemurnya terlebih dahulu hingga kering.

Selain itu ada lempet dengan bahan otak dicampur daging, sering juga diimbuhi tulang muda. Setelah dibubuhi basa gede, lalu ditumbuk. Seusai hals, bahan itu dibungkus daun pisang menyerupai bantal, kemudian dipepes. Ada pula yang menggoreng bersama pembungkusnya sekaligus.

Lain lagi dengan gubah. Makanan ini dibuat dari kulit yang berisi lemak, dipotong sebesar kepalan tangan. Bahan tersebut diurap dengan menggunakan kelapa parut dan kunir yang sudah ditumbuk halus, diisi garam secukupnya, lalu digoreng setengah matang. Jika menggunakan daging, terlebih dahulu diiris tipis, dibumbui, lalu dijemur sampai kering.

Olahan Lembab
Jenis olahan lembab yang paling terkenal adalah lawar. Bahan pokok lawar adalah daging ayam, bebek, babi atau sapi mentah berkualitas baik, kelapa parut, sayuran, dan beberapa jenis daun. Daging dan bumbu dicincang sampai halus. Lalu cincangan daging dituangi air rebusan daun salam agar lemas. Sementara bumbu dicampur dengan rames yang terbuat dari rebusan kulit yang dirajang kecil-kecil dan memanjang. Bahan-bahan di atas kemudian diberi bumbu dan diaduk, lalu diberi air asam pelemas dan air limau.

Ada tiga jenis lawar yang ditemukan di masyarakat: lawar bima kroda (menonjolkan unsur pedas karena cabe), sangut dekah (pedas karena merica), dan rangda ngelur (asin).

Selain lawar, olahan lembab yang lain adalah Urab. Olahan ini terdiri dari tiga jenis yakni Urab Barak, Urab Putih dan Urab Gadang. Urab Barak terbuat dari bahan parutan kelapa, daging, kulit, usus, atau lemak yang telah dirajang kecil-kecil dan diberi bumbu, dibubuhi darah segar sehingga warnanya menjadi merah. Agar lebih enak, diberi perasan limau secukupnya. Urab Putih, terbuat dari bahan yang sama namun tidak menggunakan darah. Sedangkan Urab Gadang diracik dengan bahan yang sama namun parutan kelapa diganti dengan daun belimbing sehingga tampak hijau (gadang).

Olahan lembab lainnya, berupa Tum, Timbungan, Bebontot, Oret, dan Semuuk.

Tum terbuat dari daging dicampur tulang muda dan urat-urat yang ditumbuk sampai lumat lalu dicampur kelapa parut dan bumbu. Bahan ini dibungkus daun pisang membentuk segi tiga lalu direbus.

Timbungan terdiri dari dua jenis, yaitu timbungan biasa dan timbungan kesatryan. Keduanya menggunakan bahan daging dan tulang yang dipotong kecil-kecil. Hanya, pada timbungan kesatryan bahan itu ditambah lagi dengan potongan daging yang agak besar yang disebut dengan tektekan agal-agal. Bahan-bahan tersebut direbus bersama bumbu.

Bebontot terbuat dari daging dan lemak yang dipotong-potong dan diberi bumbu. Bahan-bahan beserta bumbunya dibungkus tapis (jaring dari pohon kelapa) dan dijemur sampai kering pada sebuah galah panjang. Setelah kering barulah digoreng.

Oret, adalah olahan berbahan telur yang telah diberi bumbu secukupnya, kemudian dimasukkan ke dalam usus muda (seperti membuat urutan) lalu dililitkan pada pelepah kelapa yang masih berisi daun dan dipanggang di atas bara api.

Semuuk, adalah olahan yang sama dengan oret, namun bahannya terbuat dari hati, paru-paru, jantung, dan limpa. Bahan-bahan tersebut mula-mula dicincang, direbus, lalu dicampur dengan darah dan bumbu lengkap. Proses selanjutnya, sama dengan pembuatan oret.

Olahan Cair
Masyarakat Bali hanya mengenal dua jenis olahan cair yakni kekomoh dan ares. Bahan kekomoh adalah hati, limpa, paru-paru, jantung, atau kulit yang masih dilekati lemak. Bahan ini direbus kemudian dirajang (ditektek) kecil-kecil, kemudian dimasukkan ke dalam asem (sisa asem yang dipergunakan untuk melemaskan bahan lawar) yang diberi bumbu secukupnya. Bumbunya terdiri dari bawang, lombok, dan garam secukupnya. Semuanya diaduk sehingga menghasilkan rasa yang diinginkan.

Sedangkan Ares, dibuat dari batang pohon pisang yang masih muda (biasanya pisang batu) yang diiris-iris dibubuhi garam, kemudian diperas. Bahan ini dimasukkan ke dalam air bekas rebusan daging dan diisi bumbu (basa rajang) secukupnya. Tulang-tulang dengan sisa daging dapat digunakan setelah dipotong-potong kecil. Agar lebih sedap, dimasukkan secangkir arak. Konon arak bisa membuat penikmat ares tidak akan terkena penyakit.

Olahan Utuh
Terdiri dari tutu, panggang dan guling. Pengolahan cara ini membiarkan hewan dalam keadaan utuh. Maksudnya, kecuali usus, semua bagian hewan tersebut masih lengkap. Tutu yang lebih akrab disebut dengan Matutu atau Betutu, dilakukan untuk mengolah ayam, itik atau angsa. Mula-mula ayam atau itik yang telah disembelih dikeluarkan jeroannya dengan cara melubangi bagian perutnya. Kemudian, rongga dada dan perut yang telah kosong itu diisi bumbu, setelah itu kulit perus dipertemukan dan dijahit kembali. Jika pengerjaannya sempurna, ayam atau itik akan tampak seperti sosok aslinya.

Selanjutnya, ayam atau itik tersebut tersebut direbus (sering juga juga dikukus) hingga setengah matang. Setelah itu dipanggang. Ada pula yang membungkusnya dengan upih (pelepah kelapa) lalu menyangrainya di atas periuk tanah.

Untuk olahan panggang dan guling, caranya tak jauh beda dengan yang dilakukan di daerah lain.


Mengenal Pusaka Kuliner Bali (2) : Bumbu Khas Bali

Sumber:

  • I Made Suandra, Dharma Caruban (Tuntunan Ngebat), Kayu Mas, 1988
  • I Wayan Kardji, Makanan Khas Bali dalam Konteks Pesta Adat, Kiwa Tengen Dalam Budaya Bali halaman 124-160, Kayumas, 1992

Hide

/

Lebaran, Sebagian Bali Lengang

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Hari pertama libur Lebaran, sebagian pulau Bali tampak lengang. Maklum, ratusan ribu penduduk Bali adalah penduduk pendatang pemeluk agama Islam. Mereka berdomisili di Bali untuk bekerja di berbagai sektor, terutama di sektor informal seperti pedagang, buruh bangunan, buruh tani, pemulung, pelayan toko, dan banyak lagi. Ribuan lainya bekerja sebagai pegawai negeri, aparat keamanan, dan profesional. Dan, pada hari idul Fitri sebagian besar dari mereka pulang kampung untuk merayakannya. Itulah yang menyebabkan Bali menjadi lengang saat lebaran tiba seperti yang terlihat pada hari Jumat (10/9) kemarin.

Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, toko-toko di kawasan Kuta, Legian, Seminyak, Tuban dan Denpasar sudah tak beroperasi sejak H-3 Lebaran. Di pintu, mereka menempelkan tulisan bahwa mereka akan beroperasi kembali tiga hari setelah Lebaran.

Namun, tak semua pendatang Muslim itu mudik untuk merayakan Lebaran. Ada juga sebagian yang merayakannya di Bali. Mereka berlebaran (bertakbir dan shalat Ied) bersama para pemeluk Muslim yang sudah menetap di Bali secara turun-temurun.

Berbeda dengan para pendatang yang meninggalkan Bali saat libur Lebaran, ribuan wisatawan dari berbagai kota besar di Indonesia justru menyerbu Bali pada hari-hari itu. Cuti bersama yang cukup panjang mendorong mereka untuk berlibur di Bali bersama keluarga. Banyaknya pelancong yang berbondong ke Bali itu membuat kamar-kamar hotel dan kursi-kursi pesawat seluruh maskapai yang menuju Bali, ludas terjual. Saking banyaknya pesanan, harga tiket pesawat ke Bali melesat hingga dua kali lipat. Harga tiket ekonomiyang pada hari biasa berkisar antara Rp500-700 ribu, pada masa libur Lebaran ini melonjak menjadi Rp1,2-1,4 juta.

Hotel-hotel di kawasan Kuta, Legian, Seminyak, dan Sanur, terutama yang menyediakan paket khusus lebaran, juga terisi penuh. Paket-paket yang dirancang bersama biro perjalanan wisata itu berupa layanan liburan selama empat hari tiga malam. Acaranya seputar nonton barong, wisata ke Kintamani, Tampak Siring, Goa Gajah, Ubud, Taman Ayun, Bedugul, Alas Kedaton, Tanah Lot, dan Shopping. Harga per paket per orang berkisar antara Rp150 ribu hingga Rp910 ribu per pax.

Karena ramainya kunjungan, meski toko-toko pada tutup, jalan-jalan di kawasan Pantai Kuta dan sekitarnya pun menjadi macat.

Hide

/

Denpasar Akan Bebas Rokok

Oleh: Agung Bawantara

Ini berita penting bagi para prokok yang melancong ke Bali. Kota Denpasar, Ibu Kota Pulau Dewata, akan memberlakukan peraturan daerah bebas rokok. Tujuannya, tentu saja untuk menjaga kesehatan penduduknya. Sebagai persiapan penerapan aturan tersebut, dalam waktu dekat tujuh kawasan dinyatakan bebas asap rokok. Kawasan tersebut dinamakan dengan Kawasan Tanpa Rokok (KTR). Adapun ketujuh kawasan tersebut antara lain sekolah, tempat pelayanan kesehatan, angkutan umum, arena bermain anak-anak, tempat ibadah, dan ruangan kerja. Sementara itu, sebagai landasan penerapannya, Pemkot Denpasar kini tengah menyusun Peraturan Walikota mengenai rencana ini.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Ni Luh Sri Armini, wacana Denpasar Bebas Rokok ini menyuat setelah ditemukan kenyataan bahwa aktivitas merokok di Denpasar, tergolong tinggi. Menurut data yang ada, diketahui 16,8 penduduk Bali sudah mulai merokok pada usia 10 tahun! Setiap hari mereka menghabiskan sedikitnya tiga batang.

"Ini tergolong parah. Meskipun angka persentasenya masih di bawah angka provinsi yang mencapai 20,2 persen," papar Sri Armini kepada media(3/9).

Sri Armini menambahkan, selama payung hukumnya digodok, Diskes Denpasar melakukan sosialisasi ke berbagai kalangan antara lain kepada para anggota DPRD Kota Denpasar, beberapa kepala sekolah, Bendesa Pakraman, Forum Kepala Desa dan staf Diskes Denpasar sendiri.

“Semua ini untuk melindungi hak-hak warga bukan perokok seperti sebagian besar kaum peremupan dan anak-anak, untuk mendapat udara segar di kawasan-kawasan publik," imbuh Sri Armini.

So, sebagai pelancong, hindari merokok di tempat-tempat yang dinyatakan bebas rokok itu.

Hide