Archive for February 2009

/

Trik Menawar di Pasar Seni/Kios Kerajinan di Bali

Saat berlibur, di sela-sela waktu mengunjungi obyek wisata atau menikmati hiburan, biasanya kita isi dengan kegiatan berbelanja souvenir entah berupa T-Shirt, aksesoris, barang kerajinan, dan lain sebagianya. Di Bali, selain di beberapa pasar seni, hampir di setiap obyek wisata kamu dapat menemukan kios-kios yang menawarkan barang-barang tersebut. Dan, semua barang yang dijual tersebut dibandrol dengan harga yang masih sangat layak kamu tawar.

Berikut adalah trik menawar barang di pasar seni atau di kios-kios tersebut:
•Tentukan barang pilihanmu terlebih dahulu
•Tanyakan harga
•Tawar setengah dari harga yang diajukan sambil tersenyum. Senyum adalah mata uang juga, loh!
•Biasanya pedagang akan meminta kamu untuk menaikkan harga tawaranmu sembari dia sendiri mengajukan harga yang lebih rendah.
•Naikkan penawaranmu setahap demi setahap.
•Kalo nggak dikasih, pergi saja ke kios yang lain. Kalau penawaran kamu masih dianggap menguntungkan oleh pedagangnya, maka mereka akan memanggilmu dan menyerahkan barangnya seharga tawaranmu. Kalau nggak dipanggil lagi, artinya tawaran kamu terlalu rendah
•Jadikan angka terendah yang ditawarkan oleh si pedagang sebagai patokan untuk menawar di tempat lain.


Hide

/

Superman Is Dead di Hard Rock Hotel-Kuta

Superman Is Dead (SID) grup musik rock asal Bali akan tampil di RCTI Senin, 2 Maret 2009. Acara pengambilan gambar unjuk aksi mereka akan dilakukan di Hard Rock Hotel, Jalan Pantai Kuta, Sabtu 28 Pebruari 2009 pukul 12.00 – 15.00.

SID lahir pada tahun 1995 ketika personel sebuah band heavy metal Thunder bernama Ari Astina alias Jerinx merasa bosan dengan situasi bermusik saat itu dan ingin mencari sebuah inspirasi baru. Kebetulan saat itu drummer band new wave punk Diamond Clash, Budi Sartika, juga sedang ingin berganti profesi untuk menjadi seorangg gitaris dan vokalis. Keduanya kemudian membuat sebuah grup band bersama Ajuz (bass) dan Eka Arsana mendirikan Superman's SilverGun.

Merasa kurang sreg, tak lama kemudian mereka mengganti nama bandnya menjadi Superman Is Dead alias SID. Begitu berganti nama grup music cadas ini semakin berkibar di Bali. Permintaan show yang membluda dan aktivitas underground mereka membuat grup ini sangat terkenal di pulau Dewata, bahkan menyebar ke seluruh penjuru dunia lewat mulut para pelancong manca Negara yang sempat menyaksikan pementasan mereka saat berkunjung ke Bali.

Belakangan, SID direkrut oleh Sony Music Indonesia dan mengalihkan langkah dari grup musik yang berjalan di jalur indie ke major label.
Lagu-lagu SID sebagian besar berbahasa Inggris. Hanya sekitar 30 persennya berbahasa Indonesia.

Hide

/

Ritus Legong di Lapangan Puputan Badung

Pada masyarakat agraris di Bali kadar kepercayaan dan rasa hormat kepada Ibu Pertiwi diyakini sebagai getaran yang menentukan keberhasilan maupun kegagalan panen. Sudah jamak bagi masyarakat agraris di Bali, ketika panen gagal karena serangan hama, mereka melakukan ritual menghadap Ibu Pertiwi untuk mendapat solusi.

Spirit tersebut ditangkap oleh Kadek Sardana dalam garapannya yang berjudul ''Ritus Legong''. Tarian ini tampil kebali di Lapangan Puputan Badung, Sabtu, 21 Pebruari 2009 yang lalu dalam rangka memeriahkan HUT Kota Denpasar yang jatuh pada tanggal 27 Perbruari 2009. Garapan ini didukung sekitar 45 orang penari dan penabuh dengan menampilkan Wiwik Hartati dan Ayu Ketut Putri Rahayuningsebagai penari legong.

Secara koreografi, garapan Kadek Suardana, Sutradara Teater yang sekaligus ketua Yayasan Arti Bali ini, terinspirasi dari upacara Sanghyang yaitu sebuah tarian sakral yang hanya ditarikan pada upacara-upacara khusus di beberapa daerah di Bali. Komposisi musiknya menggunakan gamelan slonding yakni jenis gamelan Bali kuno.

Sebelum di lapangan puputan, Ritus Legong telah beberapa kali dipentaskan, antara lain di Singapura Festival, Indonesian Dance Festival, dan Pekan Kesenian Bali ke-26 tahun 2004.


Hide

/

Panca Bali Krama, Bangun Keharmonisan Jagat

Pada Rabu, 25 Maret 2009 mendatang, umat Hindu kembali menyelenggarakan upacara Tawur Panca Bali Krama di Pura Besakih. Upacara ini digelar setiap sepuluh tahun sekali, yaitu pada Tilem Caitra (bulan mati ke-sembilan) ketika tahun Saka berakhir dengan angka "0" (nol) atau disebut dengan rah windhu. Apa makna upacara ini?
Ketua Sabha Walaka PHDI Pusat Ketut Wiana mengatakan, dalam Lontar Raja Purana, tawur agung yang diselenggarakan setiap sepuluh tahun itu disebut Panca Bali Krama, sedangkan dalam lontar yang lain disebut Panca Wali Krama. Inti dari upacara tersebut adalah caru yang dalam kitab Samhita Swara berarti 'cantik' atau mengharmoniskan kembali. Dalam konteks ini, alam mesti diharmoniskan (butha hita), termasuk sesama individu umat (jana hita) menuju keharmonisan bersama (jagat hita). Jadi, Tawur Agung Panca Bali Krama ini pada esensinya adalah upaya menuju hal-hal yang harmonis.

Menurut sastrawan dan tokoh Hindu IBG Agastia sistem upacara umat Hindu di Bali terutama upacara-upacara besar seperti Panca Bali Krama, Eka Dasa Rudra dan yang lainnya diselenggarakan pada saat terpilih dan juga tempat yang terpilih. Ketika matahari dan bulan tepat di atas khatulistiwa, pada saat itulah waktu yang dipilih untuk melaksanakan Karya Agung Panca Bali Krama. Saat itu terjadi dalam kurun waktu sepuluh tahun sekali. Setelah Panca Bali Krama berulang sepuluh kali alias 100 tahun, diselenggarakanlah Eka Dasa Rudra. Semua itu dimaksudkan untuk mengharmoniskan segala unsur yang membangun jagat raya. Sehari setelah upacara besar itu, umat Hindu pun memasuki tahun baru Saka.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, Upacara Agung Panca Bali Krama akan diikuti dengan prosesi Melasti yang akan dilangsungkan pada 21, 22 dan 23 Maret 2009.


Disarikan dari BaliPost, 24 Februari 2009

Hide

/

Tango, Flamingo dan Salsa di Seminyak

Pulau Bali tidak hanya disesaki oleh penari-penari yang mahir menarikan tari Legong, Oleg, Bari, Kecak dan semacamnya. Di Bali juga penuh dengan penari-penari yang mahir menarikan tarian Latin seperti Tango, Flamingo dan Salsa.
Di Bali, setiap hari Selasa para Tangero berlatih dan melakukan atraksi di Warung Made. Tapi pada hari Jumat, 7 Maret 2009 mendatang, mereka akan unjuk kebolehan di pelataran Hotel Kumala Pantai. Pada hari itu, selain atraksi Tango yang akan ditampilkan oleh Ratih Soe dan beberapa tangero, juga akan ditampilkan atraksi Flamingo dan Salsa.

Ini merupakan rakaian dari penyambutan Fernadha Gghi dan Guillermo Merlo, dua jagoan Tango dari Las Vegas yang bertandang ke Indonesia untuk berlibur. Rupanya para tangero Indonesia tak mau melepaskan kesempatan bertemu para maestro Tango yang telah malang-melintang di ribuan arena di dunia. Mereka mengundang Fernadha dan Guillermo untuk hadir di Grand Canyon Cafe Darmawangsa Square Jumat (20/2) mendatang. Di sana para Tangero Indonesia akan unjuk kebolehan dan meminta advis dari Sang Maestro. Di Jakarta,
Fernadha dan Guillermo akan tinggal di Rumah Alexandra, Kemang – Jakarta Selatan dari tanggal 17 hingga 23 Pebruari 2009.


Hide

/

Mulat Sarira, Tema Pesta Kesenian Bali ke-31

Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-31 sudah semakin dekat. Panitian penyelenggara gelaran seni-budaya ini sudah mulai mengayunkan langkahnya. Diawali dengan penetapan rute pawai budaya yang akan diselenggarakan di hari pembukaan, lalu disusul dengan penetapan tema besar yang nantinya akan diekspresikan dalam pementasan-pementasan unggulan seperti sendratari yang akan digelar dalam pesta yang berlangsung selama sebulan ini.

Adapun tema yang ditetapkan oleh panitia untuk PKB tahun ini adalah “Mulat Sarira”. Secara sederhana, menurut Kasubdis Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Made Santa, SE, “Mulat Sarira” berarti kesadaran untuk mempertanyakan ke dalam diri tentang apa yang terjadi di sekitar kita lalu menanggapinya dengan penuh kearifan.

“Kesadaran untuk menengok ke dalam diri alias introspeksi saat ini mulai menyurut. Kita terlalu sering menudingkan telunjuk ke arah orang lain setiap kali ada masalah. Kita lupa bahwa kita juga punya peranan terhadap apa pun yang terjadi di sekeliling kita,” papar birokrat kesenian yang mahir menabuh kendang ini.

Secara lebih luas, imbuh Santa, Mulat Sarira bermakna sebuah upaya kembali ke jati diri untuk memajukan dan memuliakan bangsa dan negara secara lahir maupun batin.

"Sejahtera fisiknya, bahagia jiwanya," tandas Santa.

Dalam pewayangan, kesadaran Mulat Sarira tercermin pada tokoh Bima yang berani menengok ke dalam dirinya lalu melakukan langkah perbaikan secara tegas, konsisten, dan konsekwen. Karena itu, maskot PKB kali ini adalah tokoh Bima. Dan, kisah mulat sarira Bima yang heroik akan menjadi tema pagelaran sendratari, sebuah acara unggulan yang akan digelar pada puncak acara PKB ke-31 ini.

Berita Terkait:
Empat Area Parkir untuk Pengunjung Parade PKB 2009
Balik ke Jalur Lama, Parade PKB Mudahkan Wisatawan

Hide

/

Jelang Pentas, 80 Persen Tiket "Sri Tanjung" Terjual

Berita tentang inovasi yang dilakukan oleh dedengkot teater Bali, Kadek Suardana, pada karya drama-tarinya yang bertajuk “Sri Tanjung – The Scent of Innocence” menarik perhatian para pecinta seni di Bali. 80 persen tiket untuk pementasan yang akan digelar pada tanggal 27-28 Pebruari 2009 tersebut telah terjual.

Cok Is, mahasiswa program studi Teknologi Pertanian Universitas Udayana, yang turut mengedarkan tiket pertunjukan drama-tari ini di kalangan mahasiswa mengatakan 40 lembar dari 60 lembar yang dibawanya sudah terjual.

“Teman-teman penasaran. Sudah cukup lama mereka tak melihat pementasan kesenian Bali yang rada-rada ada sentuhan barunyalah,” tuturnya.

Maria Ekaristi yang menggordinasikan penjualan tiket pementasan ini juga mengatakan hal serupa. “Banyak pecinta seni Bali tertarik dengan pementasan ini. Sebagian di antaranya adalah ekspatriat. Mereka ingin menyaksikan pementasan kesenian Bali dengan nuansa yang berbeda, dan mereka merasa akan mendapatkannya dalam pementasan ini,” paparnya.

Eka juga mengatakan bahwa selain membeli langsung, sebagian dari mereka memesan tiket via e-mail dan SMS.

Seperti telah diberitakan, dalam garapannya kali ini, Kadek menghidupkan kembali cerita Sri Tanjung yang nyaris terlupakan lewat sebuah proses kreatif yang sangat intens. Proses penggarapan diawali dengan penelitian, interpretasi naratif, penulisan skrip, lalu penggarapan komposisi musik dan tembang. Di sini para seniman dari berbagai generasi dan berbagai bidang seni pertunjukan bergabung untuk melakukan eksplorasi dan persilangan idiom-idiom tradisi. Keistimewaan garapan Kadek Suardana ini adalah ramuan yang apik antara adegan, kidung dan musik Bali kuna yang rumit.

Berita terkait:
Drama-Tari "Sri Tanjung - The Scent of Innocent"

Hide

/

Enjoy Together@Cafe with Bunga Citra Lestari

Setelah sempat jatuh sakit dan beristirahat beberapa lama di rumah sakit untuk memulihkan kebugarannya, Sabtu 28 Pebruari 2009 Bunga Citra Lestari akan tampil menyapa penggemarnya di Bali Centerstage, Hard Rock Hotel, Jl.Pantai, Banjar pande Mas, Kuta.

Di hotel yang terkenal dengan pulau pasirnya itu, BCL –demikian para fans memanggilnya— akan tampil selama sekitar tiga jam dari pukul 20.30 hingga pukul 24.00. Ini adalah penampilan pertama BCL dalam durasi panjang setelah ia dirawat di rumah sakit Abdi Waluyo, Menteng, Jakarta Pusat.

Rencananya, BCL akan membawakan sekitar 15 lagu pilihan dari album-album yang telah ia rilis.

Info lebih lanjut, kamu hubungi saja Felix di (0361)761869 atau via e-mail: felix@hardrockhotels.net




Hide

/

Panca Bali Krama, Pendakian ke Gunung Agung Ditutup

Menjelang upacara agung Panca Bali Krama di Pura Besakih, pendakian ke Gunung Agung, lewat jalur mana pun, ditutup untuk umum. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kesucian kawasan agar tak mengganggu kekhidmatan pelaksanaan upacara yang diselenggarakan sepuluh tahun sekali itu. Penutupan dilakukan hingga tanggal 27 April 2009 saat diselenggarakannya upacara Mejauman sebagai penutup rangkaian acara.Pada saat itu rombongan Pemangku akan mendaki ke puncak gunung Agung dan patirthaan Giri Kusuma di dekat puncak untuk menghaturkan sesaji.

Penyucian kawasan Gunung Agung telah dilakukan sejak upacata Ngaku Agem dilakukan pada Jumat (12/12/2008) lalu. Setelah upacara tersebut, serangkaian upacara yang kait berkait akan diselenggarakan di Pura Besakih selama selama 136 hari.

Secara sederhana pertimbangan tidak mengijinkan pendakian ke Gunung Agung adalah untuk menghindari terjadinya kecelakaan yang dapat menodai kesucian kawasan. Jangankan di Gunung Agung, tempat di mana upacara besar tersebut akan diselenggarakan, di wilayah lain saja di Bali upacara yang berkaitan dengan kematian (ngaben) dibatasi selambat-lambatnya tanggal 13 Pebruari 2009. Sedangkan bagi yang meninggal setelah batas waktu tersebut, masih diberikan kesempatan pelaksanaan pengabenan 'dadakan' selambat-lambatnya tanggal 20 Pebruari 2009. Setelah tanggal tersebut sampai tanggal 27 April 2009, tidak upacara ngaben diperbolehkan.

Bila ada yang meninggal setelah tanggal 20 Pebruari 2009 dimintakan untuk dikubur. Perjalanan ke kuburan dilaksanakan pada sore hari setelah matahari terbenam.


Hide

/

Cuaca Cerah, Pantai Kuta Dibuka Kembali

Setelah sempat ditutup dari segala aktivitas wisata (terutama di air) karena ombak dan angin cukup kencang, Pantai Kuta, Bali, dibuka kembali untuk para wisatawan yang ingin berenang maupun beraktivitas lainnya.

"Sekarang cuaca sudah cerah, jadi kami buka kembali" kata Kepala Satgas Pantai Kuta I Gusti Ngurah Tresna SH, sembari menerangkan bahwa sesungguhnya pantai telah dibuka hari Sabtu (14/2/2009) lalu.

Beberapa hari lalu, puncaknya pada tanggal Jumat (13/2), pantai Kuta dinyatakan tertutup bagi setiap orang, baik turis maupun warga setempat. Saat itu gelombang mencapai ketinggian sekitar 3 meter dan disertai angin yang bertiup sangat kencang. Situasi ini dinilai membahayakan pelancong yang berenang maupun berjemur di pantai.

Seperti telah benyak diketahui, pantai Kuta adalah pantai idola sebagian pelancong yang datang ke Bali. Setiap hari, ratusan pelancong datang menyambangi pantai berpasir putih yang terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya itu untuk mandi, berjemur, berpijat, bermain pasir, atau sekadar melihat-lihat pemandangan sambil melakukan manicure/padicure.

Meski hampir sepanjang tahun pantai ini selalu menyajikan situasi yang menyenangkan, namun ada saat-saat di mana pantai ini kurang menarik untuk didatangi, misalnya pada musim angin barat yang kerap mengakibatkan badai pasir atau mendamparkan ratusan sampah atau ikan di sepanjang pesisir.

Apa pun, pesona pantai Kuta selalu menawan dari masa ke masa..


Berita terkait:
Angin Kencang, Aktivitas di Pantai Kuta Ditutup


Hide

/

Empat Area Parkir untuk Pengunjung Parade PKB 2009

Parade Budaya yang akan mengawali Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-30 akan diselenggarakan pada tanggal 13 juni 2009. Jalur parade tersebut adalah sepanjang jalan Hayam Wuruk, dari Lapangan Puputan Badung hingga Pusat Kesenian “Werdhi Budaya” di Jalan Nusa Indah. Titik pemberangkatan parade budaya kali ini ditempatkan di depan Museum Bali. Dari situ peserta parade berjalan menuju arah utara lalu berbelok ke arah timur melintasi tiga buah panggung kehormatan di sepanjang jalan Hayam Wuruk.

Panggung kehormatan pertama ditempatkan di depan Banjar Kayu Mas. Dari panggung tersebut Gubernur Bali, Ketua DPRD Bali, Para Bupati/Walikota dari seluruh Bali menyaksikan gelaran parade budaya. Panggung kehormatan kedua ditempatkan di banjar Kelandis yang akan menampung sekitar 100 Budayawan, Seniman dan Pemerhati Seni. Sedangkan panggung kehormatan ketiga ditempatkan di depan banjar Kedaton yang akan menampung 125 undangan antara lain Wakil Gubernur Bali, Para ketua komisi DPRD Bali, para Wakil Bupati dan Wakil Walikota se Bali.

Untuk memperlancar arus kendaraan bagi para undangan dan masyarakat umum yang hendak menyaksikan parade budaya tersebut, menurut Kasubdis Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Made Santa, SE, panitia telah menyiapkan empat areal parkir.

Areal parkir pertama ditempatkan di kantor Dinas Catatan Sipil Kota Denpasar. Areal parkir ini diperuntukkan bagi kendaraan milik undangan yang menempati panggung kehormatan Banjar Kayu Mas. Areal parkir kedua, di pelataran Bali Expo diuntukkan bagi kendaraan milik undangan yang menempati panggung kehormatan Banjar Kelandis. sedangkan areal parkir ketiga terletak di pelataran kantor PD Parkir Kota Denpasar, diperuntukkan bagi umum. Dan, areal parkir terakhir berlokasi di pelataran Banjar Kedaton untuk kendaraan milik undangan yang menempati panggung kehormatan yang diletakkan di depan banjar tersebut.

Selain menyiapkan panggung dan tempat-tempat parkir, untuk menampung peserta pawai sebelum diberangkatkan, Panitia menyiapkan dua tenda besar yang dilengkapi dengan alat pengatur suhu udara. Kedua tenda tersebut didirikan di sebelah menyebelah di sisi timur Lapangan Puputan Badung. Tenda sebelah utara diperuntukkan bagi peserta parade dari luar Bali, sedangkan tenda di sebelah selatan diperuntukkan bagi peserta parade dari luar negeri.

Sementara untuk ratusan peserta yang berasal dari Bali sendiri, panitia menyiapkan beberapa lokasi untuk menampungnya. Lokasi-lokasi tersebut adalah Museum Bali, kantor Kodim, kantor Kodam, kantor Walikota, dan gedung Jaya Sabha (kediaman Gubernur Bali).

Berita terkait:
Balik ke Jalur Lama, Parade PKB Mudahkan Wisatawan

Hide

/

Sekilo Salak Bali Seharga Korek Api

Salak Bali adalah salah satu ikon pulau Bali. Melancong ke Bali terasa belum lengkap jika tak sempat membeli buah dengan kulit bersisik ini untuk oleh-oleh. Salak Bali memang khas. Buahnya besar, berdaging tebal dan manis. Kekhasan itu disebabkan karena ia tumbuh di sebuah wilayah dengan tanah subur dan berpasir, serta mendapat curah hujan yang stabil, yakni di Desa Sibetan, Karangasem -- sekitar 77 kilometer di timur Kuta.

Di desa Sibetan berbagai varietas salak tumbuh dengan baik. Namun dari sekitar 15 varietas yang ada d sana saat ini, Salak Nenas dan Salak Gula Pasir yang tergolong unggul karena rasanya sangat manis dan daging buahnya yang tebal. Masa panen raya salak di desa ini jatuh pada Bulan Desember– Pebruari. Pada bulan-bulan tersebut produksi salak sangat berlimpah.

Bagi penggemar agrowisata, pada bulan-bulan ini adalah saat yang menyenangkan untuk menyambangi desa Sibetan. Di sepanjang jalan desa tersebut kamu dapat melihat jejeran pohon salak yang ditata rapi dengan tandan yang penuh dengan buah. Di situ kamu dapat membeli salak yang masih segar bahkan dapat memetik sendiri di pohonnya. Saat membeli, tak perlu menawar terlalu kencang. Soalnya, harga salak pada bulan-bulan ini sedang anjok berat. Bulan Pebruari ini misalnya, keanjokan harga salak di desa Sibetan ibarat terjun bebas, dari harga normal Rp3.500 menjadi Rp.500! Tak jauh dari harga sebuah korek api..

Kalau kamu pas lagi liburan di Bali, membeli salak dalam jumlah besar sangat membantu para petani salak yang sedang merana di saat panen raya…

Hide

/

'Mendem Pedagingan' di Pura Manik Mas Besakih

Sebagai rangkaian upacara ‘peresmian’ Pura Manik Mas Besakih setelah dipugar beberapa bulan lalu, Senin 16 Februari 2009 dilangsungkan upacara Tawur, Pamelaspas dan Mendem Pedagingan. Upacara ini dipimpin oleh tiga orang Sulinggih (pendeta), yaitu Ida Pedanda Gede Putra Tembau (Pendata Siwa) dari Griya Aan, Klungkung; Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja (Pendeta Buda) dari Griya Jelantik Budakeling dan Ida Rsi Bhujangga Anom Palguna (Pendeta Bhujangga) dari Griya Tegal Cangkring, Jembrana.

Upacara ini dihadiri oleh seluruh Pemangku seluruh pura di kompleks Pura Agung Besakih, utusan Gubernur Bali, utusan Bupati dan Walikota di seluruh Bali, serta umat dari pemaksan Ulun Kulkul selaku pangempon (penyangga utama) Pura Manik Mas.

Sekitar pukul 09.30 Wita upacara ini dimulai dengan pemujaan upacara Tawur oleh tiga orang Sulinggih, dilanjutkan dengan Bhumi Sudha (panyucian areal pura) oleh Ida Pedanda Gede Nyoman Jelantik Duaja, dan dilanjutkan dengan pemujaan Melaspas atau peresmian secara spiritual bangunan-bangunan di areal pura itu.

Setelah Melaspas, dilanjutkan dengan Mendem Pedagingan, yakni pemendaman lima jenis logam (emas, perak, besi, perunggu, timah) di dasar masing-masing bangunan pura. Kelima logam itu disebut dengan panca datu yang merupakan simbolis dari kekuatan alam semesta. Pemendaman tersebut dilakukan oleh para pemangku disertai para utusan Gubernur Bali dan para utusanBupati dan Walikota se- Bali. Mereka adalah Guru Wisesa (pelaksana pemerintahan) yang bersama-sama umat lain berfungsi sebagai saksi. Dalam istilah Bali mereka disebut dengan manusa saksi.

Sebelum dipendam, sarana pedagingan itu diiring mengelilingi areal pura searah jarum jam sebanyak tiga putaran. Seluruh rangkaian upacara ini ditutup dengan persembahyangan bersama sekitar puku 12.30 Wita.

Sebagai pelengkap upacara, hari itu digelar kesenian topeng Pajegan, Wayang Lemah dan Gegitan. Dalam setiap upacara besar di Pura mana pun di Bali, ketiga jenis kesenian tersebut wajib diselenggarakan.


Sesajen yang dipersembahkan dalam upacara ini adalah sesajen yang telah dilengkapi dengan binatang kurban yang telah disucikan pada upacara Mapepada yang dilakukan hari Minggu, 15 Pebruari 2009.

Hide

/

Upacara Mapepada di Pura Manik Mas Besakih

Pura Manik Mas, salah satu pura di kompleks Pura Besakih, baru saja usai dipugar. Untuk menyucikan pura tersebut agar dapat digunakan sabagai sarana persembahyangan, pura tersebut ‘diresmikan’ kembali melalui upacara Pamelaspas, Mendem Pedagingan dan Ngenteg Linggih. Serangkaian dengan itu, hari Minggu (15/2/2009) lalu diselenggarakan upacara Mapepada Tawur yaitu upacara penyucian hewan-hewan yang akan digunakan sebagai kurban dalam upacara.

Upacara Mapepada Tawur ini dipimpin oleh Ida Pedanda Wayahan Tianyar dari Griya Menara, Sidemen – Karangasem diikuti oleh para Pemangku Pura Agung Besakih, umat dari Pemaksan Ulun Kulkul dan dari kabupaten Jembrana selaku pangempon (penyokong) pura ini.

Pada upacara Mapepada ini yang disucikan adalah kambing sebagai wewalungan (binatang persembahan) utama. Kambing tersebut disucikan, didoakan dan diiringkan melakukan purwa daksina (berkeliling tiga kali searah putaran jarum jam). Selanjutnya, pada kambing tersebut dilakukan prosesi malepas prani atau peleburan arwah dengan menusukkan secara simbolis tombak keramat ke tubuhnya.

Malam hari dilakukan tahap nyoroh bhakti atau menata sesajen yang akan dipersembahkan pada upacara tawur yang diselenggarakan pada hari Senin 16 Februari 2009. Pada sesaji inilah bagian-bagian tubuh (kepala, kaki dan kulit) binatang tersebut ditempatkan sebagai bagian penting dari sesajen. Keseluruhan sesajen ini disebut sebagai ritual winangun urip atau tatanan upakara agar roh binatang-binatang tersebut meningkat pada status hidup spiritual yang lebih tinggi dari sebelumnya, juga untuk menghilangkan sifat-sifat kebinatangan dalam diri manusia.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, bahwa pada tanggal 25 Maret 2009 akan diselenggarakan upacara sepuluh tahunan Panca Bali Krama di Pura Besakih. Pura Manik Mas adalah satu di antara 18 pura yang tergabung dalam kompleks pura terbesar di Bali itu.

Baca juga:
Melasti Panca Bali Krama, Diperkirakan 1500 Orang


Hide

/

Angin Kencang, Aktivitas di Pantai Kuta Ditutup

Angin kencang diikuti gelombang besar yang tak beraturan kemarin terjadi di kawasan pantai Kuta. Gelombang tersebut sangat berbahaya bagi pelancong yang mandi atau melakukan aktivitas air lainnya. Untuk menghindari risiko buruk, Balawisata dan Satgas Pantai Kuta melarang pelancong untuk melakukan kegiatan apa pun di dalam air.

Penyewaan papan surfing pun dilarang untuk menyewakan papannya untuk pelancong.

Tindakan tersebut diambil demi keamanan dan kenyamanan pengunjung sendiri.

"Mohon anda tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam air. Jika hendak berekresi, silahkan di pasir saja," ucap Ketut Sudiana, Balawisata Pantai Kuta, melalui corong pengeras suara.



Hide

/

Melasti Panca Bali Krama, Diperkirakan 1500 Orang

Ritual Melasti ke pantai Klotok, Klungkung akan menjadi satu perhelatan besar dalam rangkaian upacara Panca Bali Krama, yaitu ritual keagamaan yang dilakukan setiap sepuluh tahun sekali di Pura Besakih. Melasti adalah upacara penyucian Pratima (benda-benda sakral simbolisasi kekuasaan Tuhan) yang dilakukan di pantai. Ritual ini akan diselenggarakan tanggal 21, 22 dan 23 Maret 2009 dan diperkirakan akan diikuti oleh tak kurang dari 1500 umat. Mereka akan berjalan kaki sambil mengusung Pratima dari pura yang terletak di lambung Gunung Agung itu menuju pantai Klotok yang berjarak sekitar 40 kilometer.

Dari Klotok, iring-iringan akan menginap semalam di Pura Penataran Agung, Klungkung. Keesokan harinya iring-iringan berangkat menuju Besakih melalui jalur desa Paksebali, berisitirahat sejenak di Pura Tohjiwa lalu melanjutkan perjalanan melalui jalur Sidemen dan menginap semalam di Pura Puseh Tebola, Sidemen , Karangasem.
Tanggal 23 Maret iring-iringan berangkat menuju Pura Besakih melalui jalur desa Selat melewati Toya Esah. Setelah memasuki kawasan Besakih, Pratima akan disambut dengan ritual Pesandekan dan Pamendak Alit (penyongsongan kecil) di Pura Pasimpangan Besakih. Setelah itu lanjut menuju Pura Penataran Agung Besakih.

Setiba di halaman depan Pura Penataran Agung Besakih, Pratima akan disambut dengan ritual Pamendak Agung (penyongsongan besar) bersamaan dengan penyongsongan Ida Bhatara Tirtha, air suci dari Sad Kahyangan (enam pura utama) Bali, Gunung Semeru, Gunung Agung dan Gunung Rinjani yang prosesinya dilakukan oleh rombongan lain sehari sebelum ritual Melasti.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, upacara agung Panca Bali Krama akan berlangsung selama 42 hari yang pelaksanaannya secara resmi akan dimulai pada 25 Februari 2009.

Berita terkait: Upacara Sepuluh Tahunan di Pura Besakih
Info terkini tentang Pura Agung Besakih klik di sini

Hide

/

Nyepi, Kurangi 20.000 Ton Emisi Karbon

Kamis, 26 Maret 2009 mendatang umat Hindu di Bali merayakan hari Nyepi untuk menyambut tahun baru Saka 1931. Pada hari itu segala kegiatan rutin di seantero Pulau Dewata itu akan berhenti selama 24 jam penuh karena penduduk Bali yang mayoritas beragama Hindu melakukan empat brata penyepian yakni Amati Karya (tidak bekerja), Amati Geni (tidak menyalakan api termasuk mesin dan perkakas listrik), Amati Lelungaan (tidak bepergian), dan Amati Lelanguan (tidak bepergian).

Bisa dibayangkan betapa bersihnya udara Bali saat itu. Tak ada deru mesin, asap kendaraan, dan aktivitas-aktivitas yang menimbulkan polutan. Di tengah maraknya isu perubahan iklim akibat pemanasan global, pelaksanaan Nyepi begitu terasa keuntungan dari sisi ekologis.

Tahun 2008 lalu, bersamaan dengan penyelenggaraan United Nation for Climate Change (UNFCC) di Nusa Dua, beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak di bidang lingkungan seperti Walhi, Bali Organic Association (BOA), Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH), Yayasan Wisnu, dan Third World Network (TWN) mengeluarkan hasil penelitian mereka yang menyatakan pada saat hari Nyepi, pengurangan emisi karbon ke udara mencapai 20.000 ton! Ini artinya Nyepi memberi kontrbusi yang cukup besar dalam pengurangan emisi karbon di udara yang menjadi penyebab utama pemanasan global.

Ketika itu, para pejuang lingkungan tersebut mengampanyekan agar hari Nyepi bisa diperingati di seluruh dunia sebagai langkah nyata pengurangan emisi karbon. Ketika itu gagasan tersebut didukung oleh para tokoh-tokoh masyarakat, kaum intelektual serta pemuka-pemuka agama di Bali. Untuk mempermudah pemahaman masyarakat internasional istilah Hari Nyepi diterjemahkan menjadi World Silent Day. Namun, gaung wacana itu belum mampu menembus batas-batas wilayah Bali yang mungil...

Hide

/

Tahun ini, Nyepi Tanpa Ogoh-ogoh

Suasana perayaan Nyepi di Denpasar tahun ini sedikit berbeda dari tahun- tahun sebelumnya. Tahun ini seluruh tokoh adat di wilayah kota Denpasar memutuskan untuk meniadakan arakan Ogoh-ogoh pada hari pengrupukan (sehari menjelang Nyepi). Hal ini diputuskan untuk menjaga suasana kondusif kota Denpasar menjelang pelaksanaan Pemilu 2009 dan pelaksanaan Karya Agung Panca Bali Krama, yaitu upacara besar sepuluh tahunan di Pura Besakih.

Ogoh-ogoh adalah patung berbentuk butha kala atau raksasa yang terbuat dari bambu, kertas dan kain setinggi dua hingga empat meter yang diarak oleh masyarakat di Bali saat upacara ngrupuk. Ogoh-ogoh ini sebetulnya tak memiliki hubungan langsung dengan upacara Nyepi, namun lebih merupakan cerminan kreativitas dan spontanitas masyarakat dalam menyambut tahun baru Saka.

Sebagaimana telah diketahui, pelaksanaan Nyepi terdiri dari serangkaian upacara yang dimulai dengan upacara Melasti yang dilakukan antara empat atau tiga hari sebelum Nyepi. Kemudian dilanjutkan dengan upacara Mecaru untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam sekitar yang diselenggarakan sehari menjelang Nyepi. Setelah mecaru, acara dilanjutkan dengan ngrupuk yakni membawa obor dan menaburkan nasi tawur mengelilingi rumah. Sedangkan untuk di tingkat desa dan banjar, umat mengelilingi wilayah desa atau banjar tiga kali dengan membawa obor dan alat bunyi-bunyian. Pada saat inilah masyarakat mengarak ogoh-ogoh dan membakarnya.

Dengan ditiadakannya arak-arakan ogoh-ogoh, suasana Nyepi menyambut tahun baru Saka 1931 ini akan benar-benar sepi.

Berita lain:

Hide

/

"The Soul of Love", Valentine di Mal Bali Galeria

Hari Valentine semakin dekat, Bali telah bersiap dipenuhi kunjungan pelancong yang merayakan hari kasih sayang itu. Sebagian hotel, cafe dan restoran telah berbenah dan menghias ruangannya dengan hiasan bernuansa romantis yang diominasi dengan warna pink.Mal Bali Galeria, Kuta, malah sudah menggelar berbagai acara sebagai rangkaian untuk Valentine's Day 2009. Rangkaian acara yang mereka beri tajuk "The Soul of Love" itu antara lain:

4 – 19 Februari 2009
Perfect Health Expo
Di Dome Lt. 1

Bazaar Valentine
Di Dome Lt. 2
Guess, Kaorla, Lie Hwa, Java Fashion, B’Blessed, Nine West, It’s A Store, Cool Teen, Roni Rollers

7 Februari 2009
15.00 – 18.00 di Dome Lt. 1
Percussion Jamaica, Batu Cadar Dancer, Hula-Hula Dancer, Games & Doorprizes

19.00 – 22.00 di Dome Lt. 2
Purwacaraka Valentine’s Music Show
Ensamble Biola, Akustik Latin & Pop Perform, Keyboard & Female Singer Show, Guest Star: Sutha n Band

8 Februari 2009
10.00 – 14.00 di Dome Lt. 1
Coloring & Drawing Contest, Electone Perform, Modern Dance
Talk Show: “Stres Tulang” oleh Perfect Health Sanyo

10.00 – selesai di Lobby Depan Hypermart
Lomba Mewarnai (4-8 tahun) di Hypermart


Selain di Mal Bali Galeria, perayaan Valientine'c Day juga diselenggaraka di berbagai hotel, restoran dan cafe, lain antara lain di:

Sector Bar, Sanur
Lomba salsa
12 Februari 2009
Pukul 19.30 Wita
Tiket: party Rp. 50. 000; dinner Rp. 100. 000.

Santa Fe, Kuta
Thema: Valentine’s ”Lover”
Live music (band dari Jakarta)
Lomba Disco
Beberapa gymic menarik

Ozigo Bar, Ubud
Live music
DJ
Mulai pukul 22.00 Wita

Vi Ai Pi, Legian
Fashion show by Lily Jean
Valentine set menu
Mulai pukul 23.00 - selesai


Baca juga: Sandra Dewi akan Rayakan Valentine Day di Bali

Hide

/

Tahun Baru Saka, Hotel di Bali Kemas "Paket Nyepi"

Pada hari Nyepi, Kamis 26 Maret 2009, Bali akan senyap dari segala bentuk keramaian dan aktivitas karena masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu akan melaksanakan empat brata penyepian yakni tidak menyalakan api, tidak bekerja, tidak menikmati hiburan dan tidak bepergian. Rupanya suasana ini diminati oleh wisatawan mancanegara untuk menenangkan dan membebaskan diri dari hiruk pikuk rutinitas mereka. Tahun lalu misalnya, 70 persen kamar hotel di kawasan Nusa Dua habis terjual untuk dihuni pada hari Nyepi (plus sehari sebelum dan sehari setelahnya).

Ingin mengulang sukses tersebut, tahun ini beberapa hotel dan villa telah mengemas Paket Nyepi di Bali. Mereka mengemas paket seharga Rp. 1.200.000 hingga Rp.3.200.000. Harga tersebut sudah termasuk akomodasi selama dua malam, welcome drink saat kedatangan, handuk dingin saat kedatangan, sajian buah dan bunga di kamar, sarapan, air mineral, sajian teh dan penganan khas Bali, dinner di tepi kolam, makan siang di tepi kolam, antar jemput ke bandara.
Bagi masyarakat Bali, paket nyepi yang ditawarkan Biro Perjalanan Wisata (BPW) maupun kalangan hotel tidak menggangu aktivitas mereka melakukan brata penyepian. Sebab, wisatawan dan pelancong yang menikmati liburan di Bali saat peralihan tahun saka tersebut tetap berada dalam lingkungan hotel tanpa mengganggu ibadah Nyepi umat Hindu.

Hide

/

Nyepi 2009, Semua Radio dan TV di Bali Tidak Siaran

Hari Nyepi untuk membuka tahun baru Saka 1931 jatuh pada Kamis, 26 Maret 2009. Saat itu, seperti yang berlangsung pada tahun-tahun sebelumnya, masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu, akan melaksanakan empat brata penyepian: tidak menyalakan api (amati gni), tidak bekerja (amati karya), tidak bepergian (amati lelungan), dan tidak mengadakan hiburan (amati lelanguan).

Untuk menghormati hari suci tersebut, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Bali secara resmi meminta radio dan TV tidak bersiaran mulai Kamis, 26 Maret pukul 06.00 Wita hingga Jumat 27 Maret pukul 06.00 Wita. Jadi, pada hari Nyepi itu Bali akan senyap dari segala macam keramaian, sehingga sangat kondusif bagi umat Hindu (atau siapa saja) yang hendak melakukan kontemplasi dan introspeksi diri.

Rangkaian Upacara

Pelaksanaan Nyepi ini terdiri dari serangkaian upacara yang dimulai dengan upacara Melasti yang dilakukan antara empat atau tiga hari sebelum Nyepi. Pada saat upacara Melasti umat Hindu mengusung pratima (personifikasi Kekuasaan Tuhan) dan segala perlengkapannya dengan hati tulus ikhlas, tertib dan hidmat menuju samudra atau mata air lainnya yang dianggap suci. Upacara dilaksanakan dengan melakukan persembahyangan bersama menghadap laut. Setelah upacara Melasti usai dilakukan, pratima dan segala perlengkapannya diusung ke Balai Agung di Pura Desa untuk disemayamkan.

Sehari menjelang Nyepi, umat Hindu melaksanakan upacara Mecaru yaitu upacara untuk mengharmoniskan hubungan manusia dengan alam sekitar, termasuk dengan mahluk-mahluk astral yang disebut dengan bhuta kala. Upacara ini diselenggarakan di lapangan terbuka atau perempatan jalan dan di lingkungan rumah masing-masing. Upacara untuk wilayah provinsi, kabupaten da kecamatan dilakukan pada tenga hari. Sedangkan upacara di masing-masing rumah dilakukan menjelang sore (sandyakala).

Setelah mecaru, acara dilanjutkan dengan ngrupuk yakni membawa obor dan menaburkan nasi tawur mengelilingi rumah. Sedangkan untuk di tingkat desa dan banjar, umat mengelilingi wilayah desa atau banjar tiga kali dengan membawa obor dan alat bunyi-bunyian. Sejak tahun 1980-an, umat mengusung ogoh-ogoh yaitu patung raksasa. Ogoh-ogoh yang dibiayai dengan uang iuran warga itu kemudian dibakar. Pembakaran ogoh-ogoh ini merupakan lambang nyomia atau menetralisir unsur-unsur kekuatan jahat di alam semesta ini.

Ogoh-ogoh sebetulnya tidak memiliki hubungan langsung dengan upacara Hari Raya Nyepi. Patung yang dibuat dengan bambu, kertas, kain dan benda-benda yang sederhana itu merupakan kreativitas dan spontanitas masyrakat yang murni sebagai cetusan rasa semarak untuk memeriahkan upacara ngrupuk. Karena tidak ada hubungannya dengan Hari Raya Nyepi, maka jelaslah ogoh-ogoh itu tidak mutlak ada dalam upacara tersebut. Namun benda itu tetap boleh dibuat sebagai pelengkap kemeriahan upacara dan bentuknya agar disesuaikan, misalnya berupa raksasa yang melambangkan Bhuta Kala.

Keesokan harinya, tibalah Hari Raya Nyepi. Pada hari ini dilakukan Catur Brata Penyepian di mana umat Hindu Bali tidak melaksanakan empat hal yang telah dipaparkan di atas itu. Dengan tidak menyalakan api (termasuk mesin dan listrik), tidak bepergian, tidak bekerja, dan tidak menikmati hiburan, pada hari itu umat Hindu melakukan kontemplasi yang dibarengi dengan upawasa (puasa) dan mona brata (tidak berbicara) selama 24 jam.

Rangkaian terakhir dari perayaan Tahun Baru Saka adalah hari Ngembak Geni, yakni sehari setelah Nyepi. Pada hari inilah Tahun Baru Saka dimulai. Pada hari itu umat Hindu bersilaturahmi dengan keluarga besar dan tetangga, untuk saling maaf-memaafkan (ksama).

Hide

/

Cinderamata Perak, di Celuk Pusatnya

Cinderamata perak Bali seperti cincin, gelang, kalung, anting, liontin, dan bros. memiliki desain yang unik. Jika jika dibandingkan dengan perak Jogjakarta, misalnya, perak Bali cenderung lebih tebal, bermain pada ketelitian menyusun motif dan membentuk karakter tiga dimensi, serta lebih banyak berbentuk solid daripada rangka. Sementara perak Jogjagarta cenderung tipis, bermain di ketelitian goresan dan pengukiran badan silver hingga membentuk kerangka - kerangka yang saling bersambungan.

Di Bali, pusat cinderamata perak tersebut berada di kawasan desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Jaraknya, sekitar 11 kilometer dari Kuta. Di kawasan tersebut terdapat ratusan pengrajin perak dan puluhan artshop berjejer di sepanjang jalan utama yang menghubungkan kota Denpasar dengan Gianyar.
Di artshop-artshop itu berbagai desain perak yang cantik dipajang pada belasan bahkan puluhan rak kaca. Panjang rata-rata rak tersebut sekitar 10 meter dengan tinggi sekitar 120 centimeter. Di beberapa art shop, etalase kaca tersebut tidak diletakkan di dalam melainkan di luar sehingga par wisatawan yang lewat dapat melihat koleksi yang ada di dalamnya.
Selain beragam perhiasan, cindera mata dari perak tersebut dapat berupa peralatan makan seperti sendok, garpu, piring, bokor, cangkir, gelas, dan sebagainya. ada juga pajangan dinding seperti keris, miniatur perahu, kipas, dan banyak lagi.
Jika kebetulan lewat, jangan canggung. Masuk saja.Tak masalah jika kamu hanya melihat-lihat saja. Para penjaga art shop yang biasanya berpakaian Bali akan menemani kamu melihat-lihat koleksi mereka yang terpajang di setiap rak. Kamu tak harus membelinya setelah itu.

Harga kerajinan perak itu bervariasi sesuai dengan besarnya barang, kerumitan disain, dan ekslusivitasnya. Ada yang berharga puluhan ribu rupiah, ada juga yang hingga Rp 20 juta. Namun, sebagian besar artshop ini memasang harga koleksinya dalam US dollar.Harga itu tertera pada secarik label yang ditempel atau digantungkan pada setiap cinderamata. Yang menarik, masih ada kesempatan tawar menawar. Jadi, kalau kamu pandai menawar, kamu akan mendapatkan barang dengan harga separuh dari harga yang tertera di labelnya.
Di artshop-arsthop itu, selain belanja, kamu juga bisa melihat-lihat proses pembuatan kerajinan tersebut.

Hide

/

Pia Legong, Pia Para Seleb

“Take it, bite it, love it”. Ini adalah tag line yang diusung oleh Pia Legong untuk merangkul pelanggannya. Memang begitulah adanya. Penganan berupa pia yang disajikan di sini tak semata untuk sekadar menuntaskan keinginan mengudap, melainkan juga memberi cinta pada setiap orang yang menggigit dan mengunyahnya. Karena itu, Pia Legong layak dicintai. Sekali lagi, “Take it, bite it, love it!”

Begitulah semangat para pembuat Pia Legong. Mereka ingin menebar rasa cinta lewat olahan makanan kecil hingga ke seantero jagat. Bagi mereka, begitu anda datang ke Kitchen House of Pia Legong untuk membeli Pia Legong dan menjadikannya oleh-oleh, anda telah menjadi orang-orang yang membawa dan menyebarkan getaran cinta yang mereka berikan .

Itu sih kata iklannya... Tapi, tak ada salahnya juga kamu datang ke Kitchen House of Pia Legong dan mencobanya. Letaknya di jalan By Pass Ngurah Rai, Ruko Kuta Megah 12/L, Tuban. Di situ kamu akan menemukan kemasan kue-kue pia yang khas. Kue-kue tersebut diolah berdasarkan resep kuno turun temurun. Ada tiga jenis pia yang jadi andalan di sana, yaitu mung bean chop, chocolate premium dan melted cheese dalam balutan kulit pastry yang renyah.

Pia-pia tersebut dibuat dengan bahan-bahan pilihan dan setiap pia yang anda nikmati atau bawa pulang adalah fresh from the oven, setiap hari tanpa ada stok, no preservatives. Pia-pia itu dikemas dua jam setelah matang. Untuk menjaga kualitas produk, Pia Legong tidak membuka cabang di mana pun.

Entah karena ekslusif atau karena enak, Pia Legong jadi langganan para seleb. Seleb yang kerap datang ke Kitchen House of Pia Legong antara lain Nirina Zubir, Cut Keke, Cut Tari, Tike Priyatnakusuma, Ulfa Dwiyanti, Rima Melati, Thomas Djorghi, Meisya Siregar, Vicky N, dan banyak lagi.

Hide

/

Bayi Gajah Lahir, Setelah Ultah Megawati dan Tutut

Sehari setelah hari ulang tahun Megawati Soekarnoputri dan Siti Hardiyanti Indra Rukmana, pada tanggal 24 Januari 2009 lalu seekor bayi gajah lahir Gianyar, Bali. Tepatnya di taman Bali Safari & Marine Park (BSMP). Bayi gajah itu, merupakan hasil perkawinan dari gajah betina bernama Tini dengan pejantan bernama David.

Menurut Drh Kadek Kesuma Atmaja , petugas yang mengurus taman konservasi yang terletak sekitar 30 kilometer dari Kuta itu, bayi gajah tersebut lahir dalam kondisi sehat. Meski begitu, tim kesehatan terus melakukan pengawasan dan pemeriksaan secara rutin agar pertumbuhannya tidak terganggu.

"Untuk sementara, para pengunjung yang ingin tahu anak gajah tak diperkenankan terlalu mendekat. Hal itu mengindari agar induknya tidak stres," ucap Kadek Kusuma.

Soalnya, jika sampai Tini, mengalami stres karena ulah pengunjung, bisa jadi ia tak mau menyusui bayinya dan itu akan berakibat buruk pada si bayi.

Selain gajah, BSMP yang dibuka untuk umum pada 2007 memiliki luas 40 hektar itu memiliki koleksi berbagai jenis satwa langka yang berasal dari tiga region (Indonesia, India, dan Afrika) seperti Jalak Putih, Burung Hantu, Babi Rusa, Buaya, Tapir, Gajah Sumatra, Rusa Timor, Beruang Madu, Harimau Sumatera, Rusa Tutul, Beruang Himalaya, Nilgai, Black Buck, Kuda Nil, Grevy Zebra, Onta Punuk Satu, Burung Unta, Babbon, Blue Wildebeest, dan Singa.

Baca juga: Bali Safari & Marine Park

Keterangan: Foto gajah pada berita ini milik Taman Safari Indonesia

Hide

/

Balik ke Jalur Lama, Parade PKB Mudahkan Wisatawan

Parade budaya pada pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-31 tahun 2009 ditetapkan untuk kembali menempuh jalur lama. Parade tersebut akan diberangkatkan dari gedung Jaya Sabha --kediaman Gubernur Bali yang berhadapan dengan Lapangan Puputan Badung, menuju Pusat Kesenian Werdhi Budaya di Jalan Nusa Indah, Denpasar, tempat aktivitas seni tahunan tersebut dipusatkan.

Rute ini selalu ditempuh sejak PKB pertama kali diselenggarakan pada tahun 1978. Namun rute tersebut diubah pada 2003 saat Drs Dewa Beratha menjabat Gubernur. Parade digelar di kawasan Monumen Bajra Sandhi - Niti Mandala Renon. Kini, dengan berbagai pertimbangan, parade budaya yang hampir selalu dilepas oleh Presiden RI itu dipindahkan kembali ke jalur awal.

Satu dari sekian pertimbagan pemindahan jalur ini adalah aspirasi masyarakat yang merasa lebih dapat kemeriahan parade tersebut di jalur Jaya Sabha-Werdhi Budaya. Para wisatawan pun lebih leluasa menikmati acara tersebut di jalur ini.

Setiap tahun, parade budaya PKB selalu meriah dengan penampilan berbagai atraksi kesenian dari seluruh kabupaten/kota di Bali. Acara tersebut juga selalu dimeriahkan oleh atraksi menarik utusan provinsi-provinsi di Indonesia juga dari utusan negara-negara tetangga.

Adapun materi PKB ke-31 yang akan digelar pada selama sebulan sejak pecan pertama bulan Juni hingga pecan pertama bulan Juli 2009 tersebut, menurut Kasubdis Kesenian dan Film Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Made Santa, SE, tetap mengacu pada lima materi pokok yakni pawai budaya, pementasan, perlombaan, sarasehan serta pameran industri kecil dan kerajinan rumah tangga.
Penyelenggaraan event untuk Tahun 2009 akan dilaksanakan pada Minggu Kedua Bulan Juni 2009. Dengan mengambil tempat di Taman Budaya Bali ( Art Center) Denpasar Bali.

Keterangan Foto: Parade budaya pada upacara pembukaan PKB ke-30, Sabtu 14Juni 2008. Photo courtesy of vibizlife

Hide

/

Valentine, Bali Sediakan Paket-paket Menarik

Menyambut Valentine Day, 14 Februari mendatang, beberapa hotel dan pelaku wisata di Bali membuat berbagai acara dan paket wisata. Sector Bar, Sanur menggelar lomba Salsa yang akan diadakan pada 12 Februari 2009 (19.30 Wita). Santa Fe, Kuta menggelar acara bertema “Valentine’s Lover” tepat pada hari Valentine. Dalam acara tersebut diadakan lomba disco dan acara lain dengan berbagai gymic yang menarik. Acara tersebut akan semakin meriah dengan penampilan band-band kondang dari Jakarta.
Vi Ai Pi, di Legian menggelar fashion show dari perancang busana terkenal Lily Jean. Acara ini juga digelar tepat pada hari Valentine, mulai pukul 23.00 Wita hingga selesai. Penungjung acara ini akan mendapatkan special Valentine set menu.

Q Bar yang terletak di Jl. Dyana Pura, Seminyak memanfaatkan momentum Valentine Day untuk melakukan re-opening. Mereka menyelenggarakan 3 days party yakni opening new Q Bar (12 Februari) , Friday The13 (13 Februari), dan Valentines Day performs Romantic Drama Musical.

Sementara di Ubud, Ozigo Bar menggelar live music dan DJ performing tepat di hari Valentine mulai pukul 22.00 Wita hingga kelar.

Beberapa agen wisata juga menyediakan paket khusus misalnya Putu Lia mengemas paket Val's Day in Bali selama 3 hari 2 malam sejak tanggal 13 Februari hingga 15 Februar1 2009. Acara dipusatkan di jalan Wana Segara No. 31 Kuta.

Paket ini menyediakan jemputan gratis ke dan dari hotel, satu kali Full Day Tour yang obyeknya bisa anda tentukan sendiri; dan Romantic Dinner Grill Seafood di Jimbaran. Untuk mengetahui harga paketnya, kontak aja langsung Putu Lia 08123896469, e-mail: putulia@gmail.com


Berita lain, baca juga: Sandra Dewi akan Rayakan Valentine Day di Bali

Hide

/

Sop Ikan Ganteng di Warung Be Sanur

Doyan ikan dan mau menikmati hidangan ikan yang ciamik? Datanglah ke warung Be Sanur di bilangan Renon, Denpasar. Di warung tersebut kamu dapat menikmati sup kerapu, bawal, tuna, atau red snapper dengan rasa yang ganteng!

Rasa daging ikan yang gurih berpadu dengan kuah bening yang segar terasa menggoyang lidah. Tak ada rasa amis atau rasa lain yang menyebabkan eneg. Irisan timun rebus yang tersaji pada sup tersebut juga melengkapi kombinasi yang kompak antara rasa asin, pedas, dan segar.

Warung Be Sanur ini terletak di Jalan Tantular No 99 Renon Denpasar, berdekatan dengan kantor Samsat Renon. Warung ini buka sejak pagi hingga pukul 4 sore. Tempat dan bentuk warungnya sederhana namun cukup nyaman untuk menikmati makan siang. Setiap hari warung ini dipadati oleh pelanggan yang sebagian besar adalah pegawai Pemda atau karyawan perusahaan swasta. Di warung ini mereka makan siang sembari ngobrol-ngobrol menghabiskan waktu istirahat mereka.

Selain sup ikan, tersedia pula ikan goreng dengan cocolan sambal terasi khas Bali yang lezat. Harga satu porsi sup ikan dan ikan goreng plus nasi hanya Rp. 15 ribu!

Hide

/

Drama-Tari "Sri Tanjung - The Scent of Innocent"

Bermula dari sebuah keprihatinan terhadap miskinnya inovasi pada seni pertunjukan di Bali, seniman tari dan teater Kadek Suardanamenggarap sebuah drama-tari bertajuk “Sri Tanjung – The Scent of Innocence” yang akan dipentaskan di Gedung Ksirarnawa - Pusat Kesenian Werdhi Budaya Denpasar tanggal 27-28 Pebruari 2009.

Dalam garapannya kali ini, Kadek menghidupkan kembali cerita Sri Tanjung yang nyaris terlupakan lewat sebuah proses kreatif yang sangat intens. Proses penggarapan diawali dengan penelitian, interpretasi naratif, penulisan skrip, lalu penggarapan komposisi musik dan tembang. Di sini para seniman dari berbagai generasi dan berbagai bidang seni pertunjukan bergabung untuk melakukan eksplorasi dan persilangan idiom-idiom tradisi.

Cerita Sri Tanjung yang diambil dari Kidung Sri Tanjung menggambarkan percintaan yang hangat dan mesra antara Sri Tanjung dan Sida Paksa, patih kerajaan Sinduraja yang tampan dan perkasa. Namun, karena hasutan Prabu Sulakrama, raja Sinduraja, Sida Paksa menjadi hilang kesadaran dan buta terhadap realitas kehidupan. Laki-laki perkasa itu tunduk dan patuh pada titah sang raja hingga tega membunuh Sri Tanjung, istri tercintanya.

Sebuah keajaiban terjadi saat keris Sida Paksa menghujam tubuh Sri Tanjung. Darah yang membuncah dari luka Sri Tanjung menebarkan bau harum semerbak, pertanda bahwa dirinya tak bersalah. Namun apa daya, ibarat nasi telah menjadi bubur, Sida Paksa tak sanggup menarik kembali apa yang telah diperbuatnya terhadap Sri Tanjung. Hanya penyesalan yang menggelora di relung jiwanya. Beruntung Dewi Durga jatuh iba pada Sri Tanjung yang berhati bersih itu. Sang Dewi menghidupkan perempuan itu kembali…

Drama-tari “Sri Tanjung: The Scent of Innocence” mengambarkan nasib tiga tokoh di atas dalam sebuah drama berbahasa kawi dipadukan dengan komposisi tari dan tembang - tembang Bali yang dieksplorasi sesuai dengan karakter masing-masing adegan. Di dalam drama tari ini ditampilkan juga beberapa bait nukilan karya-karya sastra dalam bahasa jawa-tengahan seperti Kidung Kaki Tua dan Kidung Jayendria. Kidung-kidung tersebut dikemas khusus untuk mengillustrasikan suasana hati para tokoh dalam cerita ini. Pada puncak pertunjukan, penonton akan menyaksikan Sri Tanjung, yang diberi anugerah alam oleh Dewi Durga, menghapus dosa suaminya dan memberi kekuatan untuk menjatuhkan Prabu Sulakrama, yang dalam pertunjukan adalah simbol kekuata yang menentang hukum alam.

Keistimewaan garapan Kadek Suardana (peraih Piala Citra sebagai penata musik terbaik FFI 2009 lewat film "Under The Tree" karya Garin Nugroho) ini adalah ramuan yang apik antara adegan dengan kidung dan musik Bali kuna yang rumit.

Hide