/

Meamian-amianan, Saat Para Dewa Beranjangsana

Oleh: Heru Amri

Kabupaten Karangasem ternyata punya segudang tradisi unik yang masih lestari hingga saat sekarang. Selain Geret Pandan di Tenganan, Ter Teran di Jasi, masih ada tradisi unik lainnya yang cukup menarik untuk disaksikan. Di Desa Adat Asak, Kecamatan Karangasem, ada tradisi Meamian-amianan yang digelar dua tahun sekali pada Purnama Kedasa (ke-sepuluh).

Tahun ini, tradisi itu kembali digelar selama dua hari berturut-turut yakni tanggal 30- 31 maret 2010 lalu. Para warga terutama kaum lelaki berkumpul di Pura Desa Adat Asak sekitar pukul 16.00 WITA untuk bersiap mengarak jempana yaitu semacam joli yang digunakan untuk mengusung pretima (benda suci) milik desa.

Jempana tersebut kemudian digotong ke Beji Toya Ijeng yang berjarak sekitar satu kilometer dari Pura Desa. Beji adalah sumber mata air yang disucikan oleh masyarakat setempat. Di tempat itulah seluruh jempana disucikan.

Yang menarik dari prosesi ini adalah adanya aksi saling dorong-mendodong antara pengusung jempana satu dengan pengusung jempana lainnya. Hal ini berlangsung sekembalinya jempana-jempana tersebut dari beji sebelum distanakan di Bale Agung. Masyarakat setempat percaya bahwa ada kekuatan niskala (gaib) yang menggerakkan para pengusungnya untuk melakukan aksi dorong mendorong tersebut. Sumber kekuatan niskala itu terletak pada jempana yang mereka usung masing-masing. Tak jarang, kekuatan jempana-jempana tersebut menggerakkan pengusungnya untuk berlari kencang hingga berkilo-kilo meter jauhnya.

Tak diketahui secara pasti sejak kapan tradisi ini mulai berlangsung. Tokoh masyarakat Desa Adat Asak, I Nyoman Winata, pun menggelengkan kepalanya ketika ditanyai soal ini.

“Ini tradisi turun temurun yang telah dilakukan oleh leluhur kami,” ucapnya datar sembari menerangkan bahwa Meamian-amianan merupakan padanan kata dari beranjang sana dan bersuka cita. Karena itu masyarakat setempat memaknai upacara meamian-amianan ini sebagai saat beranjangsana dan bersukacitanya para dewa.

Sebelum meamian-amianan dilaksanakan, ada beberapa prosesi yang mengawali yakni melasti (25/3), tuhunan teruna atau pengukuhan pemuda secara adat (28/3), Meyaban dan Nyolahang Ida Betara (29/3) malam.

Foto: HK Amri

RSS Feed

0 Comments for Meamian-amianan, Saat Para Dewa Beranjangsana

Leave a comment!