/

Setelah Bom, Flu Burung dan Flu Babi, Kini Rabies

Setelah reda di kabupaten Badung, wabah Rabies kini menjalar ke kabupaten Tabanan. Di kota yang terkenal sebagai lumbung padinya Bali itu, empat nyawa sudah melayang akibat gigitan anjing anjing yang terjangkit penyakit tersebut. Korban terakhir bernama Made Mastra (78). Kakek asal , asal Banjar Biaung Kelod, Desa Biaung, Penebel, Tabanan, tersebut meninggal setelah sempat dirawat selama 18 jam di Ruang Isolasi Nusa Indah, RS Sanglah, Denpasar.

Menurut Kepala Tim Penanggulangan Rabies RS Sanglah Prof.Dr.dr.Raka Sudewi, Sp.PD(K), Mastra positif mengidap rabies galak. Hal itu dilihat dari gejala klinis seperti gelisah, phobia terhadap air, cahaya, dan udara, serta air liur yang keluar terus-menerus. Mastra merupakan korban jiwa ke-11 akibat penyakit rabies di Bali yang merebak bulan November 2008.

Sebelum di Tabanan, penyakit Rabies merebak di daerah Badung bagian selatan. Diawali dari meninggalnya dua orang warga Jalan Uluwatu, Jimbaran, Kuta Selatan meninggal dunia beberapa pekan setelah tergigit anjing. Korban tersebut bernama I Nyoman Jama Asmara (46) meninggal pada 23 Maret 2009 dan Tukimah (46) meninggal pada 26 Maret 2009. Tak lama kemudian, menyusul beberapa korban lagi yang meninggal lantaran penyebab yang sama.

Untuk menangani hal itu Pemerintah Provinsi Bali mengeliminasi sebanyak 2.152 ekor anjing liar. Di kawasan wisata Kuta, tak kurang dari 154 anjing liar dieliminasi. Mereka dimusnahkan dengan cara menyuntik, menulup, dan meracun. Selain memusnahkan, Pemprov Bali pun melakukan vaksinasi masal anti rabies kepada 39 ribu ekor anjing di Bali. Meskipun begitu, virus anjing gila itu masih tetap menjadi ancaman.

Saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menetapkan empat daerah sebagai daerah terancam rabies. Empat daerah tersebut adalah Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Sutedja di Denpasar mengimbau masyarakat agar segera memvaksin anjingnya serta pergi ke dokter ketika digigit anjing. Berdasar catatan, ada 14.700 kasus gigitan anjing; dari angka itu, baru 5.800 vaksin antirabies habis.

Bagi kalangan pariwisata, jika tak segera ditanggulangi, kasus rabies ini tak ubahnya seperti teror yang menghambat kemajuan industri wisata. "Ini sama saja dengan teror bom. Sama-sama mengancam keselamatan. Namun, sama-sama bisa ditangkal apabila aparat yang berwenang bekerja dengan baik," ucap seorang manajer hotel di Sanur yang enggan disebutkan namanya.

Cara Mengurangi Risiko Rabies

  • Hindari gigitan anjing. Jauhi anjing liar
  • Jika tergigit, segera cuci luka bekas gigitan dengan sabun di bawah kucuran air mengalir selama 10-15 menit, agar dinding virus yang terbuat dari lemak rusak oleh sabun.
  • Segera ke dokter atau ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin untuk pembentukan antibody.

Korban Meninggal akibat Rabies di Bali
Sejak bulan November 2008
(dikutip dari Harian Radar Bali Kamis, 24 September 2009)

Putu Lingga (Badung)
Made Artana (Badung)
Ketut Wirata (Badung)
Thomas Aquino (Badung)
Tukimah (Badung)
Nyoman Jama Asmara (Badung)
Wayan Dianyana (Tabanan)
Dwi Kartika sari (Tabanan)
Made Mastra (Tabanan)

RSS Feed

0 Comments for Setelah Bom, Flu Burung dan Flu Babi, Kini Rabies

Leave a comment!