/

Ritus Legong di Lapangan Puputan Badung

Pada masyarakat agraris di Bali kadar kepercayaan dan rasa hormat kepada Ibu Pertiwi diyakini sebagai getaran yang menentukan keberhasilan maupun kegagalan panen. Sudah jamak bagi masyarakat agraris di Bali, ketika panen gagal karena serangan hama, mereka melakukan ritual menghadap Ibu Pertiwi untuk mendapat solusi.

Spirit tersebut ditangkap oleh Kadek Sardana dalam garapannya yang berjudul ''Ritus Legong''. Tarian ini tampil kebali di Lapangan Puputan Badung, Sabtu, 21 Pebruari 2009 yang lalu dalam rangka memeriahkan HUT Kota Denpasar yang jatuh pada tanggal 27 Perbruari 2009. Garapan ini didukung sekitar 45 orang penari dan penabuh dengan menampilkan Wiwik Hartati dan Ayu Ketut Putri Rahayuningsebagai penari legong.

Secara koreografi, garapan Kadek Suardana, Sutradara Teater yang sekaligus ketua Yayasan Arti Bali ini, terinspirasi dari upacara Sanghyang yaitu sebuah tarian sakral yang hanya ditarikan pada upacara-upacara khusus di beberapa daerah di Bali. Komposisi musiknya menggunakan gamelan slonding yakni jenis gamelan Bali kuno.

Sebelum di lapangan puputan, Ritus Legong telah beberapa kali dipentaskan, antara lain di Singapura Festival, Indonesian Dance Festival, dan Pekan Kesenian Bali ke-26 tahun 2004.


RSS Feed

0 Comments for Ritus Legong di Lapangan Puputan Badung

Leave a comment!