Archive for September 2009

/

Tips Hindari Rabies

Berkaitan dengan merebaknya kasus rabies di beberapa wilayah di Bali, Kepala Dinas Kesehatan Bali, dr. Nyoman Sutedja menyerukan kepada pemilik anjing di Bali untuk memvaksin anjing peliharaannya dan tidak membiarkan mereka berkeliaran. Kepada masyarakat luas termasuk wisatawan, Sutedja juga menyampaikan beberapa kiat menghindari bahaya rabies. Kiat-kiat tersebut adalah:

  1. Menghindari gigitan anjing dengan menjauhi anjing liar.
  2. Jika terlanjur tergigit, segera cuci luka gigitan dengan sabun di bawah kucuran air mengalir selama
  3. 10-15 menit. Mencuci luka gigitan dengan sabun bisa menghilangkan 92 persen virus rabies karena dinding virus yang terbuat dari lemak rusak oleh sabun.
  4. Setelah dicuci, segera pergi ke dokter atau rumah sakit untuk mendapat vaksin untuk pembentukan antibody.


Hal penting lain yang juga harus dilakukan adalah jangan langsung membunuh anjing yang mengigit. Usahakan untuk menangkap anjing tersebut dan mengurung tau mengikatnya untuk memastikan apakah anjing tersebut menderita rabies atau tidak. Jika anjing mati dalam rentang kira-kira 10 hari setelah mengigit, dipastikan anjing tersebut tertular rabies.

Sementara itu, berkaitan dengan sempat langkanya ketersediaan vaksin antirabies (VAR) di seluruh rabies centre di Bali, Suedja bertindak cepat dengan mendatangkan vaksin tersebut dari Jakarta. Sabtu (26/9) lalu, Departemen Kesehatan RI telah memasok 1000 VAR untuk dibagikan kepada seluruh rabies centre yang ada di Bali juga untuk rumah sakit dan puskesmas yang ada di Gianyar.

Vaksin-vaksin tersebut akan dibagi secara merata untuk mengoptimalkan seluruh rabies centre yang ada di Denpasar, Badung, Tabanan dan Gianyar sehingga tidak terjadi penumpukan pasien di RS Sanglah.

Hide

/

Setelah Bom, Flu Burung dan Flu Babi, Kini Rabies

Setelah reda di kabupaten Badung, wabah Rabies kini menjalar ke kabupaten Tabanan. Di kota yang terkenal sebagai lumbung padinya Bali itu, empat nyawa sudah melayang akibat gigitan anjing anjing yang terjangkit penyakit tersebut. Korban terakhir bernama Made Mastra (78). Kakek asal , asal Banjar Biaung Kelod, Desa Biaung, Penebel, Tabanan, tersebut meninggal setelah sempat dirawat selama 18 jam di Ruang Isolasi Nusa Indah, RS Sanglah, Denpasar.

Menurut Kepala Tim Penanggulangan Rabies RS Sanglah Prof.Dr.dr.Raka Sudewi, Sp.PD(K), Mastra positif mengidap rabies galak. Hal itu dilihat dari gejala klinis seperti gelisah, phobia terhadap air, cahaya, dan udara, serta air liur yang keluar terus-menerus. Mastra merupakan korban jiwa ke-11 akibat penyakit rabies di Bali yang merebak bulan November 2008.

Sebelum di Tabanan, penyakit Rabies merebak di daerah Badung bagian selatan. Diawali dari meninggalnya dua orang warga Jalan Uluwatu, Jimbaran, Kuta Selatan meninggal dunia beberapa pekan setelah tergigit anjing. Korban tersebut bernama I Nyoman Jama Asmara (46) meninggal pada 23 Maret 2009 dan Tukimah (46) meninggal pada 26 Maret 2009. Tak lama kemudian, menyusul beberapa korban lagi yang meninggal lantaran penyebab yang sama.

Untuk menangani hal itu Pemerintah Provinsi Bali mengeliminasi sebanyak 2.152 ekor anjing liar. Di kawasan wisata Kuta, tak kurang dari 154 anjing liar dieliminasi. Mereka dimusnahkan dengan cara menyuntik, menulup, dan meracun. Selain memusnahkan, Pemprov Bali pun melakukan vaksinasi masal anti rabies kepada 39 ribu ekor anjing di Bali. Meskipun begitu, virus anjing gila itu masih tetap menjadi ancaman.

Saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Bali menetapkan empat daerah sebagai daerah terancam rabies. Empat daerah tersebut adalah Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Nyoman Sutedja di Denpasar mengimbau masyarakat agar segera memvaksin anjingnya serta pergi ke dokter ketika digigit anjing. Berdasar catatan, ada 14.700 kasus gigitan anjing; dari angka itu, baru 5.800 vaksin antirabies habis.

Bagi kalangan pariwisata, jika tak segera ditanggulangi, kasus rabies ini tak ubahnya seperti teror yang menghambat kemajuan industri wisata. "Ini sama saja dengan teror bom. Sama-sama mengancam keselamatan. Namun, sama-sama bisa ditangkal apabila aparat yang berwenang bekerja dengan baik," ucap seorang manajer hotel di Sanur yang enggan disebutkan namanya.

Cara Mengurangi Risiko Rabies

  • Hindari gigitan anjing. Jauhi anjing liar
  • Jika tergigit, segera cuci luka bekas gigitan dengan sabun di bawah kucuran air mengalir selama 10-15 menit, agar dinding virus yang terbuat dari lemak rusak oleh sabun.
  • Segera ke dokter atau ke rumah sakit untuk mendapatkan vaksin untuk pembentukan antibody.

Korban Meninggal akibat Rabies di Bali
Sejak bulan November 2008
(dikutip dari Harian Radar Bali Kamis, 24 September 2009)

Putu Lingga (Badung)
Made Artana (Badung)
Ketut Wirata (Badung)
Thomas Aquino (Badung)
Tukimah (Badung)
Nyoman Jama Asmara (Badung)
Wayan Dianyana (Tabanan)
Dwi Kartika sari (Tabanan)
Made Mastra (Tabanan)

Hide

/

Meski Libur Lebaran Usai, Tanjung Benoa Masih Ramai

Liburan Lebaran sudah berakhir, namun pantai Tanjung Benoa masih tetap ramai pelancong. Di kawasan wisata yang menyediakan berbagai wahana olahraga air tersebut, pengunjung bisa mencapai 1000 orang per hari. Dari jumlah itu, 80 persen adalah pelancong domestik. Sisanya, pelancong mancanegara. Di Benoa mereka menikmati berbagai olahraga air seperti banana boat, parasailing, jet ski, flying fish, dan dive walker yang dikelola oleh Benoa Tirta Harum (BTH).

Menurut Ilsa Sopamena, Sales & Marketing Manager BTH, kepadatan pengunjung itu dimulai sejak Sabtu (19/9/2009) lalu, dan diperkirakan masih bertahan hingga Sabtu (26/9) mendatang. Para pelancong tersebut sebagian besar memilih banana boat, parasailing, dan jet ski untuk mereka jajal. Tak jelas kenapa tiga wahana itu yang menjadi favorit mereka. Ilsa menduga, banana boat dipilih karena permainan tersebut bisa dilakukan dengan beramai-ramai. Sekaligus enam orang.

“Kalau jetski, memang BTH rajanya jetski. Orang yang ingin bermain jetski di Bali, sebagian besar datang ke mari,” papar Ilsa. Dalam enam bulan, imbuhnya, mereka membeli sepuluh unit jet ski baru.

Sedangkan parasailing dipilih karena permain tersebut menantang. Apalagi tempat take off dan landing-nya di pontoon, yaitu semacam kapal dengan permukaan yang datar. Parasailing adalah permainan di mana pemainnya bergantung pada sebuah parasut lalu ditarik oleh speed boat dengan kecepatan tinggi sehingga melayang di udara. Biasanya, take off-nya di atas pasir di bibir pantai. Begitu pula landing-nya, empat orang petugas akan menangkap si pemain. Kali ini, oleh BTH tempat take off dan landing-nya dipindah ke atas pontoon. Jadi lebih menegangkan.

“Pendaratan harus lebih fokus supaya tak tercemplung ke laut,” papar Ilsa sembari menerangkan bahwa sejauh ini hampir semua pemain parasailing di BTH berhasil landing dengan mulus. (abe/jjb)

Hide

/

Menu Taliwang Anti Global Warming

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Rusaknya lingkungan alam kita saat ini membuat konsep “green” layak diusung oleh sebanyak mungkin kalangan. Tak terkecuali warung makan. Karena itu, ketika Green Waroeng Pondok Taliwang buka di Jalan D.I. Panjaitan, Denpasar, banyak kalangan berduyun datang bertandang. Selain untuk menyicipi menu-menu yang tersedia, juga sebagai ungkapan dukungan terhadap semangat warung ini dalam pelestarian alam.

Wirawan, pemilik warung ini, sadar betul bahwa bagi pembeli, yang utama dari sebuah warung makan tentu cita-rasa masakannya. Konsep penyajian dan kemasan adalah pendukung cita-rasa tersebut. Untuk itu, dia menyediakan sajian-sajian yang ia jamin semuanya memanjakan lidah. Ada ayam, gurami, udang, cumi-cumi, kepiting, soka, lobster yang semuanya diramu dengan bumbu-bumbu ala Taliwang yang lezat. Semua bahan dan bumbu dijamin segar. Racikan-racikan makanan pun dijamin bebas bahan pengawet dan penyedap buatan seperti Monosodium Glutamat (MSG).

Soal rasa, hidangan di warung ini tergolong enak. Memang bumbu ayam Taliwang tak semenyengat bumbu ayam Taliwang kebanyakan. “Itu kami sengaja. Kami telah melakukan uji rasa ke beberapa kalangan dari kultur yang berbeda, rasa yang paling moderat adalah yang kami sajikan ini,” ucap Wirawan menjelaskan.

Lalu, di mana konsep green-nya?

“Pertama, semua proses pengolahan dari pembuatan makanan sampai penanganan limbahnya kami upayakan ramah lingkungan. Kedua, bahan bakar yang kami gunakan sedapat mungkin bahan bakar terbarukan. Bahkan, pelan-pelan kami tengah mengupayakan penggunaan kompor atau peralatan lain bertenaga matahari,” papar Wirawan.

Selain itu, imbuh Wirawan, suasana dan aktivitas yang terselenggara di warung ini diupayakan agar selalu mengembuskan semangat pelestarian lingkungan. Karena itu, Green Waroeng Pondok Taliwang memberi penghargaan terhadap para pelanggan loyal. Penghargaan itu berupa ‘Green Card’ untuk mendapat potongan sepuluh persen setiap kali makan di situ.

“Bagi kami, setiap pelanggan yang makan di warung ini adalah penyelamat lingkungan yang harus kami apresiasi dengan cara kami,” tandas Wirawan.

Lokasi Green Waroeng Pondok Taliwang berada di ruas jalan baru yang menghubungkan Jalan Raya Puputan Barat dan Jalan Tantular, Renon. Di areal seluas 400 meter persegi itu terdapat delapan pondok lesehan yang dapat menampung total 42 orang ditambah satu bangunan yang menampung 30 kursi. Warung ini buka setiap hari pada pukul 09.00 – 22.00 Wita.

Soal harga? Cukup bersahabat dengan kantongmu. Satu porsi Ayam Taliwang misalnya, dibandrol dengan harga Rp28 ribu. Itu yang dengan ayam utuh. Yang ayamnya setegah, diandrol dengan harga Rp17 ribu. Harga menu lainnya? Yaaaah, segitu-segitu jugalah.

Pondok Taliwang juga menerima pesanan untuk prasmanan maupun dengan kemasan kotak. Untuk prasmanan dipatok dengan harga Rp 35 ribu per kepala, sedangkan dengan kemasan kotak dipatok Rp 17,5 ribu dan Rp 28 ribu.

Alamat Green Waroeng Pondok Taliwang:
Jl. DI Panjaitan, Renon
Tel: 0361 2082548

Hide

/

BBC: "Do Something Amazing Today"

Para penggiat blog yang tergabung dalam Bali Blogger Community (BBC) punya cara sendiri untuk memaknai acara Kuta Carnival yang diselenggarakan pada 19-26 September 2009. Mereka menggelar aksi sosial agar pesta tahunan masyarakat Kuta ini bukan menjadi ajang hura-hura semata. Aksi sosial yang mereka adakan adalah Kuta Karnival Blood Donor. Acara donor darah ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan darah Palang Merah Indonesia (PMI) yang stok darahnya menipis pada saat menjelang dan sesudah Lebaran.

Menipisnya stok darah pada masa-masa mudik dan balik itu akibat tingginya angka kecelakaan lalu-lintas di jalan raya. Pada saat itu pengguna jalan yang membludak menyebabkan, jalan padat dan semrawut. Bahkan, di beberapa ruas macet total hingga beberapa jam lamanya. Kepulan asap knalpot yang meracuni pengendara motor membuat kondisi mereka yang lelah menjadi semakin lemah sehingga kewaspadaan mereka menurun. Inilah yang memicu terjadinya banyak kecelakaan di jalanan.

Karena alasan itu BBC bekerjasama dengan Blood For Life (BFL) menggelar aksi sosial donor darah ini dengan tema "Berbagi Tak Pernah Rugi". Program donor darah ini bertempat di Bali Blogger Community Boot, di tenda utama Kuta Karnival di depan MiniMart (sebelum Kama Sutra). Bagi kamu yang kebetulan berwisata di kawasan Kuta pada tanggal tersebut bisa bergabung untuk melakukan sesuatu yang oleh para aktivis BBC diistilahkan dengan “do something amazing today”, meskipun dengan sesuatu yang tampak sederhana. Catat, waktunya 26 September 2009, 14.00 – 17.00 WITA.

Hide

/

Lebaran, Toko-toko Kerajinan di Kawasan Legian Tutup

Suasana perayaan Hari raya Idul Fitri tidak saja terasa di daerah-daerah yang warganya mayoritas beragama Islam, tetapi juga terasa di kawasan wisata Legian. Bedanya, jika di daerah-daerah yang warganya mayoritas Muslim, pada hari ini terasa marak oleh hilir mudik warga dengan wajah cerah mengunjungi kerabat atau tempat-tempat hiburan, di kawasan Kuta dan sekitarnya justru sebaliknya. Situasi di wilayah yang berdampingan dengan kawasan Kuta itu terasa lengang. Ini terjadi karena sebagian besar karyawan toko kerajinan, toko aksesoris, warung makan, tukang tato, tukang pijat, hingga pedagang asong di kawasan tersebut beragama Islam dan mudik ke Jawa atau ke Lombok untuk berlebaran. Hanya jalan Padma yang tampak sedikit marak.

Kelengangan bukan hanya terjadi pada saat Idul Fitri, melainkan sudah terjadi dua hari sebelumnya. Bahkan, ada beberapa toko yang sudah tutup empat hari sebelumnya.

Bagi toko-toko yang masih buka, suasana seperti itu terasa kurang nyaman. Soalnya, kedatangan turis pun ikut surut. "Turis-turis jadi ndak ada yang datang. MUngkin mereka merasa suasananya jadi ndak menarik kalau sepi," ucap Kadek Warni, penjaga toko aksesoris di jalan Arjuna, Legian.

Menurut Kadek, biasanya suasana seperti ini akan berlangsung hingga dua hari setelah Lebaran. Setelah itu, suasana akan marak kembali.

Namun kelengangan itu tak terjadi di kawasan Kuta, Dreamland dan Uluwatu. Ketiga kawasan tersebut penuh sesak oleh pelancong. Kalau di kawasan Kuta sesak oleh pelancong mancanegara, di kawasan Uluwatu dan Dreamland sesak oleh pelancong domestik. Karena sebagian besar dari pelancong tersebut menginap di Kuta, maka pada jam-jam setelah matahari terbenam, hampir seluruh ruas jalan kawasan tersebut macet berat. Di ruas-ruas jalan menuju Kuta, antrean mobil para pelancong merayap hingga hampir satu kilometer panjangnya. (abe/jjb)

Hide

/

Delapan Orang Cedera Akibat Gempa di Bali

Sedikitnya delapan warga mengalami cedera akibat gempa bumi yang mengguncang Bali pada Sabtu (19/9/2009) pukul 07:06:56 Wita. Ke-delapan warga yang semuanya tertimpa reruntuhan bangunan tersebut telah mendapatkan penanganan di Rumah Sakit (RS) Sanglah Denpasar.

Menurut kepala sub bagian Hubungan Masyarakat RS Sanglah , IGN Putra Wibawa di Denpasar, rumah sakit terbesar di Bali itu deri delapan pasien cedera akibat tersebut terdiri dari dua orang warga Mengwi Kabupaten Badung dan enam orang berasal dari Kota Denpasar.

“Dari jumlah tersebut, tiga orang di antaranya mengalami patah tulang pada tangan dan kaki, dua mengalami cedera kepala ringan. Sisanya, luka lecet-lecet,” paparnya.

Kini, tiga orang yang mengalami patah kaki dan tangan itu tengah dirawat setelah menjalani operasi.

Berita Terkait:
Gempa 6,4 SR , Warga Panik, Turis Tenang

Hide

/

Gempa 6,4 SR , Warga Panik, Turis Tenang

Pagi-pagi, di akhir pekan (19/9/2009), ketenangan pendudk Bali terutama di wilayah selatan, dikejutkan oleh guncangan gempa berkekuatan 6,4 SR. Pusat gempa berada 101 km tenggara Nusa Dua. Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui situsnya mengumumkan bahwa pusat gempa berada pada koordinat 9,67 LS – 115,49 BT, dengan kedalaman 36 km. Diperkirakan gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Di kawasan Nusadua, gempa yang terjadi pada pukul 07.06.56 Wita ini membuat warga panik dan langsung berhamburan keluar rumah. Begitu juga warga di wilayah Denpasar dan sekitarnya. Mereka lari ke pinggir-pinggir jalan untuk menyelamatkan diri dari kemungkinan buruk akibat guncangan keras tersebut. Namun, keterkejutan mereka segera reda karena dalam beberapa detik kemudian gempa langsung berhenti.

Di hotel-hotel berbintang, para tamu tampak tak begitu panik oleh gerakan bumi itu. Dari pantauan jalan-jalan bali di sejumlah hotel mewah seperti St. Regis Bali, Nusa Dua; The Laguna, Nusa Dua; dan Inna Grand Bali Beach, Sanur, para tamu tetap berdiam di kamar-kamar mereka.

Linda, Buttler Service St. Regis Bali menduga keadaan tersebut karena sebagian tamu tersebut yakin dengan keamanan bangunan tempatnya menginap.

“Mungkin juga karena gempa ini hanya beberapa detik saja,” imbuhnya sembari menuturkan bahwa setelah gempa beberapa tamu menelepon dari kamar mereka menanyakan informasi apakah gempa tadi berpotensi Tsunami.

Di Singaraja dan Klungkung, guncangan gempa juga terasa. Seperti di Denpasar, warga berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri. Tapi karena tak berlangsung lama warga kembali beraktivitas seperti biasa begitu gempa reda.

"Saya malah belum sempat keluar dari kamar, gempanya sudah berhenti," tutur Anak Agung Istri Sayang, warga jalan Kartini, Semarapura, Klungkung.

Sejauh ini, belum ada laporan kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat guncangan gempa tersebut.

Hide

/

Asyik Ngopi di Bali

Ngopi adalah aktivitas bersantai yang memiliki kenikmatan yang luar biasa. Bagi penggemar kopi, ritual minum kopi bukan sekadar meminum secangkir cairan nikmat, melainkan juga merasakan semacam asupan gairah yang membuat mereka lebih bersemangat melakukan aktivitas berikutnya. Memang, minum kopi dalam jumlah yang cukup dalam suasana yang menyenangkan bermanfaat bagi kesehatan. Kafein yang terkonsumsi akan digunakan oleh tubuh sebagai pembangkit stamina dan membantu rilaksasi. Di Bali, tempat ngopi yang nyaman dan asyik bisa kamu temukan di banyak café atau gerai. Di tempat-tempat itu tersedia hidangan kopi dengan aneka cita rasa yang membuai.

Berikut alamat tempat-tempat ngopi yang dapat mengisi sela-sela liburanmu:

Bali Bakery
Jl. Hayam Wuruk 181, Tanjung Bungkak, Denpasar
Telp. (0361) 259255
Jl. Raya Kuta 39 A
Telp. (0361) 755149

Kopi Bali House
Jl. By Pass Ngurah Rai 4
Sanur 80361
Bali, Indonesia
Telp. (0361) 270 990

Black Canyon Coffee
Discovery Shopping Mall (Beach Front)
Kuta, Bali, Indonesia
Telp. (0361) 7807929

Gerai Starbucks
Hard Rock Hotel, Pantai Kuta
Discovery Mall Tuban, Kuta
Jalan Legian, Kuta
Bandara Ngurah Rai
Bali Collection Nusa Dua

Kopi Paras Cafe
Jln. Raya Puputan 110
Renon, Denpasar
Jl. Raya Legian, Kuta

Kopi Pot
Jln. Raya Legian No. 139, Kuta

Gloria Jeans Coffee
Kompleks Kuta Square, Kuta
Kompleks Istana Kuta Galeria, Kuta

Le Bake Shop
Jl. Setiabudi 27, Kuta

Exelso
Mal Bali Galeria
Jl. Simpang Dewa Ruci, Kuta
Jl. Raya Legian, Kuta

Cafe Batu Jimbar
Jl Danau Tamblingan 152, Sanur
Telp (0361) 287374

Jenggala Keramik Bali
Jl Uluwatu II Jimbaran,
Telp. (0361) 703311, 703318,

Cafe Bonsai
Pantai Sindhu, Sanur

Misterblek
Benny
Jl Tukad Barito No 2, Denpasar
Telp. 0812 3610000

Berbagai merek kopi produksi lokal juga banyak terdapat di Bali antara lain:



Hide

/

Wisata Masjid di Bali

Mayoritas penduduk pulau Bali beragama Hindu. Namun, kehidupan beragama umat lain berjalan dengan baik. Tempat peribadatan agama-agama selain Hindu tersebar di seantero pulau yang terkenal dengan julukan “Pulau Seribu Pura” ini. Tempat peribadatan umat Islam misalnya, terdapat di hampir semua kabupaten di Bali. Di setiap kabupaten, rata-rata jumlahnya lebih dari dua masjid. Di akhir tulisan ini, tercantum alamat-alamat masjid di seluruh Bali.

Sekilas Islam di Bali
Agama Islam masuk ke Bali sudah terjadi pada abad XIV, yakni pada zaman kekuasaan Raja Dalem Waturenggong (1480-1550). Peristiwa tersebut terjadi ketika Dalem Waturenggong berkunjung ke Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Saat kembali ke Bali, beliau diiringkan oleh 40 orang pengawal beragama Islam. Ke-40 pengawal tersebut kemudian diijinkan menetap di Bali, bertugas sebagai abdi kerajaan Gelgel (Klungkung bagian Selatan). Mereka dianugerahi pemukiman dan membangun sebuah masjid yang diberi nama Masjid Gelgel. Itulah masjid pertama di Bali.

Islam juga masuk ke Bali lewat Pulau Serangan pada awal Abad XVII. Pada saat itu para Ulama dan saudagar Islam serta Laskar Bugis merapat menggunakan perahu Pinisi. Kedatangan saudagar dan Ulama Bugis disambut hangat oleh Raja Puri Pemecutan, Badung, yang berkuasa saat itu. Pada saat itu, para raja di Bali teribat dalam konflik internal yang sengaja dikondisikan oleh pemerintah kolonial Balanda. Ikatan historis antara Kampung Islam Bugis Pulau Serangan dengan kerajaan Pemecutan Badung tetap kuat hingga kini.

Catatan sejarah lain masuknya Islam ke Bali yakni saat Raja Karangasem, Anak Agung Ketut Karangasem menyerang Pulau Lombok sekitar tahun 1690. Dalam penyerangan tersebut, Raja Karangasem berhasil menaklukkan kerajaan Pejanggik dan menguasai sebagian wilayah Kerajaan Mataram atas jasa Pangeran Dadu Ratu Mas Pakel, putra Raja Mataram. Sebagai tanda jasa Pangeran Dadu Ratu Mas Pakel beserta pengikutnya yang beragama Islam diberi tempat terhormat di Karangasem. Ketika meninggal, jasad Sang Pangeran dimakamkan di di Istana Taman Ujung. Komunitas inilah yang menjadi cikal-bakal kampong-kampung Islam di wilayah Karangasem.

Apalagi, beberapa dekade kemudian datang Sunan Mas Prapen (cucu Sunan Giri) mendirikan Masjid Ampel, sekitar 500 meter dari Puri Karangasem. Masjid tersebut dibangun di atas tanah seluas 4.500 meter persegi pemberian Raja Karangasem. Arsitektur Masjid Ampel Karangasem serupa dengan Masjid Ampel, Gresik Jawa Timur yang memiliki empat pilar sebagai 'soko guru' yang menopang atap bersusun dua. Pada sisi-sisi masjid terdapat tiga pintu masuk terbuat dari kayu. Di dalam masjid terdapat 12 pila-pilar pendukung pilar utama (soko guru).

Komunitas muslim lainnya di Bali tersebar di Banjar Saren Jawa, Desa Budakeling, Kabupaten Karangasem, Kepaon, Serangan (Kota Denpasar), Pegayaman (Buleleng) dan Loloan (Jembrana) dengan latar belakang dan riwayatnya masing-masing. Menurut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali Haji Ahmad Hassan Ali, mereka berasal dari sejumlah daerah di Nusantara antara lain Jawa, Madura, Lombok dan Bugis.

Akultutasi unsur Islam-Hindu yang terjadi ratusan tahun silam memunculkan ciri khas tersendiri, unik dan menarik. Sejumlah masjid yang ada di Bali menunjukkan perkawinan arsitektur Bali dan Arab.

Kalau kamu seorang Muslim yang hendak berwisata ke Bali, kamu bisa juga melakukan wisata masjid di Bali. Atau, setidaknya, kamu bisa berwisata sembari tetap bisa beribadah di masjid-masjid.

KABUPATEN JEMBRANA

Masjid B. Qodun

Jl Gn Puncak Jaya 17, Negara


KABUPATEN TABANAN

Masjid Agung Tabanan

Jl Kamboja, Tabanan

Masjid Misykatul Huda
Desa Bajera, Kec. Selemadeg, Tabanan


KOTA DENPASAR

Masjid Agung Sudirman

Jl. Sudirman, Denpasar

Masjid An-nur
Jl. Teuku Umar, Denpasar

Masjid Darussalam
Jl. HOS Cokroaminoto No. 155 Ubung - Denpasar

Masjid At-Taufiq
Br Tohpati Asrama Brimob, Denpasar

Masjid Al-Hikmah
Jl Soka 18, Denpasar

Masjid Raya Ukhuwah
Jl Kalimantan 19, Denpasar

Musholla Ubung
Terminal Ubung, Denpasar


KABUPATEN BADUNG

Masjid Ar-Rahmat
Jl. Raya Kuta

Masjid Al-Mujahidin
Jl. Raya Kuta, Gg. Rai Yasa, Kuta.
(Sekitar 50 meter di sebelah Hotel Ratna dan Hotel Puri Dibia atau Supermarket Supernova).

Masjid Asasut Taqwa
Kampung Bugis
Jl. I Gusti Ngurah Rai, Tuban
(Sekitar 20 m setelah melewati lampu lalu-lintas di pertigaan Bandara, Kuta dan Nusa Dua).

Masjid Al Ikhlas
Jl. Baucau, Komplek Bandara Ngurah Rai
(Di tengah-tengah kompleks perumahan karyawan Angkasa Pura Bandara Ngurah Rai, berdekatan dengan Hotel Patra).

Masjid Minhajul Athfal
Jl. Kediri, Tuban
(Di dalam komplek perumahan angkatan darat. Mudah terjangkau dari gerbang pintu keluar Bandara Ngurah Rai ke arah jalan Kartika Plaza).

Masjid Nurul Huda
Jl. Bandara Ngurah Rai, Tuban
(Di sebelah utara landasan pacu, dekat dengan patung Kuda di desa Tuban)

Masjid Baitut Taubah
Jl. Raya Bandara Ngurah Rai
(50 meter sebelum pintu masuk bandara, di sebelah kiri jalan)

Masjid Al Amin
Jl. Raya Tuban, Kompi Senapan A Yonif 900
(Di antara perbatasan desa Tuban dan desa Kuta)


Kawasan Nusa Dua

Masjid Agung Ibnu Batutah

Di pinggir jalan raya dari arah Nusa Dua menuju Uluwatu, sebelum Sekolah Tinggi Pariwisata Bali. Pembangunan masjid ini dilakukan oleh Bali Tourism Development Center (BTDC) bersebelahan dengan tempat ibadah umat Kristen, Katholik, Hindu, dan Buddha.

Musholla Al Hidayah
Jl. Goa Gong No. 5, Banjar Santhi Karya, Ungasan

Masjid Al Fattah
Taman Griya, Jimbaran - Nusa Dua
(bersebelahan dengan toko Berkat dan Supermarket Pepito)


KABUPATEN BULELENG

Masjid Agung Jamik

Jl Imam Bonjol 65, Singaraja

Masjid Taufiq
Jl. Udayana, Singaraja


KABUPATEN GIANYAR

Masjid Agung Al Ala

Jl Kesatrian 16, Gianyar

Masjid Blah Batuh
Desa Sumabaung, Gianyar


Masjid Jami
Ubud


KABUPATEN KLUNGKUNG



KABUPATEN BANGLI


Masjid Jami

Pusat Kota Bangli


KABUPATEN KARANGASEM

Masjid Baitulrahman
Jl. Diponegoro, Karangasem

Masjid Kecicang
Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem.

Masjid Jami An-Nur
di Kota Amlapura Karangasem

Masjid Agung Subagan
Desa Subagan, Karang Asem

Hide

/

Batik Bali, Perkawinan Motif "Dalam" dan "Luar"

Memang masih relatif baru, namun perkambangan industri batik di Bali begitu pesat. Barangkali karena Bali menyimpan banyak potensi motif dan desain lokal. Puluhan desain batik khas Bali telah lahir. Dari yang berharga murah hingga yang selangit. Sejauh ini, harga pasaran rata-rata batik tulis yang beredar di Bali Bali yang berkualitas bagus berkisar antara Rp 350 ribu hingga Rp 2 juta. Tingginya harga tersebut karena batik-batik tersebut dibuat dari kain bermutu dan digambar langsung dengan tangan serta menggunakan bahan pewarna alami seperti yang dibuat oleh Ida Ayu Pidada (dengan merek "Batik Wong Bali") atau oleh A.A. Inten Trisna Manuambari (dengan merek "Diamanta").

Itu yang berkualitas “wah”. Kalau yang berkualitas busana hari-hari, harganya tidak sampai setinggi itu. Paling-paling kisarannya antara Rp. 15 ribu hingga Rp. 75 ribu.

Batik sendiri merupakan hasil kerajinan yang telah menjadi bagian dari budaya Indonesia sejak berabad-abad lalu, khususnya di Jawa. Istilah “batik” konon berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik"yang berarti membuat titik. Secara bebas, kata “batik” merujuk pada teknik pembuatan corak dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna berupa malam (wax), yang diaplikasikan di atas kain. Dalam bahasa Inggris teknik ini dikenal dengan istilah wax-resist dyeing. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, dan wol. Jika ada kain batik yang pembuatan corak dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik di atas kain tersebut dinamakan kain bercorak batik, bukan kain batik. Kain macam itu biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak.

Di Bali, industri kerajinan batik dimulai sekitar dekade 1970-an. Industri tersebut dipelopori antara lain oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati – Gianyar, dengan teknik tenun-cap menggunakan alat tenun manual yang dikenal dengan sebutan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Kerapnya orang Bali mengenakan batik untuk berupacara --sebagai bahan kain maupun udeng (ikat kepala), mendorong industri batik di pulau ini terus berkembang dang maju. Kini di Bali telah tumbuh puluhan industri Batik yang menampilkan corak-corak khas Bali, juga corak-corak perpaduan Bali dengan luar Bali seperti Bali-Papua, Bali-Pekalongan, dan lain-lain.

Tips Memilih Kain Batik
Di toko-toko kerajinan dan toko kain di Bali, banyak dijual kain batik dengan berbagai corak dan kualitas. Untuk memudahkan memilih agar sesuai antara uang yang kamu keluarkan dengan kualitas barang yang kamu dapatkan, kenalilah terlebih dahulu jenis-jenis batik yang ada. Sekali lagi, dari segi teknik pembuatannya, ada empat jenis kain batik yang dijual orang, yaitu: batik tulis, batik cap, batik kombinasi tulis-cap, batik printing, dan batik cabut (perpaduan teknik printing dan tulis).

Untuk mengetahui apakah sehelai kain batik yang kamu pegang merupakan batik tulis atau yang lain, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan antara lain:

  • Motif pada batik tulis meskipun polanya sama tapi bentuknya tidak pernah sama persis (asimetris). Ada bagian yang lebih kecil atau lebih besar dari gambar yang lain.
  • Aksen dalam setiap gambar tidak sama besarnya
  • Motif batik tulis asli biasanya memiliki aroma yang khas, warna yang digunakan berasal dari kulit-kulit kayu, dan bahan alami lainnnya.
  • Kain Mori yang dipakai biasanya lebih berat dibanding mori untuk jenis batik lainnya.

TEMPAT MEMBELI BATIK BALI:

Diamanta Puri Kebaya & Batik
Jalan Merdeka, Renon, Denpasar

Batik Galuh
Jln Raya Batu Bulan Gianyar – Bali
Telp. (0361) 298304 - Fax. (0361) 299486

Pithecan Thropus
Jl. Legian, Kuta

Ida Ayu Pidada
http://batikwongbali.blogspot.com



Hide

/

Anak Bintang, Menginap dan Peduli

Berwisata dan bersenang-senang, adalah sesuatu yang lumrah adanya. Tapi, berwisata sembari peduli terhadap lingkungan alam dan lingkungan sosial sekitar, langka adanya. Karena itu, Starwood Hotels & Resorts di Bali begitu bangga mempersembahkan program kepedualian sosial yang mereka tujukan bagi anak-anak dan keluarga di Bali dengan menyediakan helm untuk dipakai selama mereka berkendara motor. Program sosial tersebut mereka beri tajuk “Anak Bintang”.

Program sosial ini dibentuk dari sebuah kenyataan di mana banyak para orang tua di Bali berkendara sepeda motor dan membawa anak-anak mereka tanpa menggunakan helm pengaman. Bahkan, kerap anak yang mereka bawa tidak hanya satu, melainkan dua atau tiga anak sekaligus. Kesemuanya tak mengenakan helm. Dari situlah empat hotel yang berada di bawah naungan Starwood Hotels & Resorts seperti The Westin Resort Nusa Dua Bali, The Laguna, a Luxury Collection Resort & Spa, Nusa Dua, Bali, Le Meridien Nirwana Golf Spa Resort, dan The St. Regis Bali Resort tergerak untuk mengadakan aksi sosial sekaligus menggalang kepedulian para tamunya. Ke-empat hotel tersebut menyediakan sejumlah dana untuk membeli helm untuk dibagikan secara cuma-cuma kepada anak-anak yang mereka pandang layak untuk menerimannya. Pada gelombang pertama, mereka memberikan helm-helm tersebut kepada naka-anak para mitra kerja (pegawai) dari ke-empat hotel ini.

Agar gerakan ini tak mandek hanya sampai di situ, ke-empat hotel ini akan mengetuk hati para tamunya untuk ikut berpartisipasi dalam penggalangan dana bagi program sosial “Anak Bintang” tersebut.

Menurut, Sugeng Purnomo, Director of Marketing Communications The Laguna Resort & Spa, program sosial “Anak Bintang” ini merupakan salah satu perwujudan dari program Starwood Care yang salah satu programnya adalah Care to Community.

“Ini adalah sebuah bentuk kepedulian sosial terhadap lingkungan dan komunitas sekitar yang dilaksanakan oleh semua hotel yang berada di bawah naungan Starwood Hotels & Resorts, termasuk The Laguna,” paparnya.

Semangatnya, papar Sugeng, dengan menjaga keselamatan anak-anak adalah langkah penting bagi upaya membangun generasi mendatang yang cemerlang.

Hide

/

Pondok Mina, Jagoan Gurame di Utara Amlapura

Oleh: Maria Ekaristi & Agung Bawantara

Jika melancong ke kawasan Tulamben atau Amed, dua pantai indah di sisi timur pulau Bali, tempat makan enak yang bisa kamu singgahi adalah Pondok Mina. Rumah makan nyaman milik I Wayan Darmika ini menyajikan menu unggulan aneka olahan ikan Gurame. Ada yang digoreng, dipepes, dipanggang, atau yang dibumbu asam manis. Semuanya dihidangkan dalam satu paket berisi nasi putih, plecing kangkung dan lalapan. Harga per paket hanya Rp 35 ribu saja.

Kelebihan hidangan di rumah makan ini adalah semua bumbu hidangan diolah pada saat pesanan datang, bukan dibuat pada hari sebelumnya. Jadi, makanan yang tersaji terasa enak dan segar. Dan, sejak pukul 07 pagi hingga pukul 09.30 malam, tamu-tamu yang datang akan dilayani dengan oleh 12 pramusaji yang ramah .

Untuk mempercepat persiapan, sebaiknya pemesanan dilakukan sebelumnya via telepon. Dengan demikian, begitu kamu tiba di rumah makan yang berlokasi di dekat obyek wisata Tirtagangga itu, pesananmu sudah siap terhidang. Sebagai bayangan,untuk mempersiapkan menu paket Gurame pepes, juru masak rumah makan ini membutuhkan waktu sedikitnya 25 menit.

Karena ramai dikunjungi baik oleh pelancong dan pelanggan dari berbagai kalangan, setiap harinya warung makan ini menghabiskan rata-rata 80 ekor Gurame dengan berat per ekor 600 gram.

Meski terkenal dengan menu Guramenya, tempat makan dengan motto “unique for you” ini juga menyediakan menu lain bagi mereka yang lagi tak ingin menyantap Gurame. Menu-menu tersebut antara lain ayam goreng, ayam goreng asam manis, cap cay, dan nasi goreng.

Alamat lengkap rumah makan ini adalah Jl. Untung Surapati, Padangkerta, Amlapura, telepon (0363) 23154 atau 0812 397 6834.

Hide

/

Akan Digelar di Nusa Dua: "Fashion Tendance 10"

Sebuah acara menarik bakal segera diselenggarakan oleh Badan Pengurus Daerah Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (BPD APPMI) cabang Bali, yakni “Fashion Tendance 10”. Rencananya, acara yang mengetengahkan tren fesyen 2010 dengan tema “Legacy for the Future” tersebut akan digelar di Laguna Resort & Spa Nusa Dua pada Sabtu, 3 Oktober 2009. Menurut Eny Ming, ketua panitia penyelenggara acara ini, yang istimewa pada acara yang digelar bersama Bali Creative Community ini adalah tampilnya sepuluh perancang mode yang akan berkolabrasi dengan sepuluh perupa, arsitek, perancang desain grafis, perancang desain produk serta perancang desain komunikasi visual.

“Kolaborasi ini merupakan upaya untuk mencapai puncak kreativitas berkarya dan menggali kemungkinan- kemungkinan baru. Setiap pasangan yang tampil mengeksplorasi kekayaan masa lalu sebagai titian ke masa depan yang gemilang,” ucap Eny.

Adapun ke –sepuluh pasangan kolaborasi terdiri adalah Agnes Carolina (Perancang Busana) dan Veny Lydiawati (Desainer Produk) menampilkan “Day Dreamer”, Ali Charisma (Perancang Busana) dan Made Kebath (Pelukis) menampilkan "Lost in Paradise", Angeliqa Wu (Perancang Busana) dan Heri De Jong (Desainer Aksesoris) menampilkan “Nozomi”, Dewi Suarjani (Perancang Busana) dan Ayip (Desainer Visual/Graphis) menampilkan “Miss Centhini”, Dwi Iskandar (Perancang Busana) dan Eko Prabowo (Desainer Produk/Graphis) menampilkan “Dinner with Dwi Iskandar & Eko Prabowo”, Eny Ming (Perancang Busana) dan Vicky Trinita (Interior-Arsitek) menampilkan “Container of Hope”, Monica Weber (Perancang Busana) dan Muji Ananta (Perancang Busana/Graphis) menampilkan “Atlantis”, Oka Diputra (Perancang Busana) dan Putu Edy Semara (Arsitek), Putu Aliki (Perancang Busana) dan Yoka Sara (Arsitek) menampilkan “Coincé entre Deux (Stuck in Between)”, Tude Togog (Perancang Busana) dan Iwan Sastrawan (Arsitek) menampilkan “Mayadenawa Moment Space”.

Ali Charisma selaku Ketua BPD APPMI Bali mengharapkan “Fashion Tendance 10” ini menjadi tonggak pencapaian kreatifitas untuk memaknai Tahun Indonesia Kreatif 2009.

“Juga sebagai bentuk sensitivitas dalam menggali dan menghadirkan Trend Fesyen 2010. Ujung-ujungnya, semua ini akan membangun pencitraan positif bagi Bali dan Indonesia sebagai sebuah kantong kreativitas dunia,” tandasnya.

Hide

/

Perjalanan ke Bali Timur dari Sisi Selatan

Hampir seluruh lekuk pantai dan desa di pulau Bali menarik untuk dikunjungi, termasuk yang terdapat di bagian timur pulau ini. Di wilayah yang termasuk dalam kabupaten Karangasem itu terdapat antara lain obyek wisata Tengangan, Candidasa, Taman Tirta Gangga, Istana Ujung, Pantai Tulamben, pantai Amed, dan banyak lagi. Berikut ini adalah gambaran rute, jarak dan waktu tempuh dari Kuta menuju pantai Amed atau Tulamben, dua pantai yang terkenal dengan pemandangan bawah lautnya.

Perjalanan ini ditempuh dengan mobil dalam kecepatan sedang (rata-rata 60 km per jam) melalui jalan bypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Jika kamu berangkat dari Kuta, melalui jalan bypass Simpang Siur, kamu memerlukan waktu 30 menit untuk tiba di pintu jalan bypass Prof. Dr. Ida Bagus Mantra. Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, kamu akan tiba
di perempatan Pantai Lebih. Jika ingin mampir di pantai ini untuk sarapan, kamu tinggal belok kanan sekitar 25 meter ke arah pantai. Di sana kamu bisa menyantap menu sea food sambil menikmati pemandangan pantai.

Dari pantai lebih, terus melaju ke arah timur, dalam waktu kurang lebih 15 menit kamu akan tiba di Pura Goa Lawah. Kamu bisa singgah di sana sejenak untuk melihat-lihat keunikan pura yang berada di depan goa besar yang dipenuhi dengan ribuan kelelawar. Di depan pura kamu bisa membeli beberapa souvenir dengan harga yang tak terlalu mahal. Tapi ingat, adakan tawar menawar sebelum menyepakati harganya.

Dari Pura Goa Lawah, perjalanan dilanjutkan lagi. Dalam 10 menit kamu akan tiba di pertigaan (traffic light) Pelabuhan Padang Bai. Jika ingin mampir, silakan. Sekadar informasi, pemandangan di sana cukup menarik. Namun nuansa pelabuhannya yang lebih kental terasa. Beberapa kilo meter dari pertigaan tersebut terdapat obyek wisata menyelam. Namanya Bloo Lagoon. Kalau kamu masuk ke sana, bisa jadi perjalananmu hari itu terhenti di sana. soalnya, pantai di sana punya daya tarik untuk melakukan snorkeling. Alamdan ikan-ikan hias di perairan tersebut indah dan beragam.

Katakanlah kalian lanjut, dalam 14 menit kamu akan tiba di pertigaan Manggis. Cirinya ada tugu berbentuk buah manggis di pertigaan tersebut. Ikuti saja jalan utama, lima menit kemudian kamu akan tiba di pertigaan Tenganan. Tenganan adalah sebuah desa kuno di Bali. Orang menamakannya desa Bali Aga. Kalau kamu mau berkunjung ke desa tersebut, berbeloklah ke kiri sekitar satu kilometer. Jalan yang kalian lalui akan berujung pada jalan buntu persis di depan gerbang desa tua tersebut. parkirkan mobilmu di dekat situ dan masuklah dengan berjalan kaki.

Dari Tenganan, perjalanan berlanjut. Dalam waktu sekitar 32 menit kalian akan tiba di pertigaan pantai Amed. Kalau kamu memilih Pantai Amed, kamu tinggal berbelok ke kanan sekitar 13 kilometer. Kalau kamu memilih pantai Tulamben, kamu harus melanjutkan perjalanan sekitar 14 kilometer lagi yang dapat kalian tempuh dalam waktu hanya 14 menit saja. Dalam perjalan ke sana, kamu akan melewati jalan-jalan berkelok dengan pemandangan alam yang indah.

Hide