Archive for July 2009

/

"Bolak-Balik Bali", Wisata Alternatif di Pulau Dewata

Ini adalah tawaran paket wisata yang menarik untuk dilirik. Nama paketnya adah “Bolak-Balik Bali”, yakni sebuah paket yang menggabungkan antara anjangsana, petualangan, pembelajaran dan hiburan. Jadi kalau kamu ikut, kamu akan diajak berwisata sembari belajar membuat topeng, melukis, menabuh, membuat sesajen dan menari. Di samping itu, kamu juga diajak bertualang mendaki gunung, bersepeda, tree top, dan arung jeram.

Yang unik lagi, selain berwisata kamu juga diajari membuat video dokumentasi atau video clip. Jadi selama berwisata kamu diarahkan untuk memebuat sendiri video dokumentasi atau video clip, dan begitu meninggalkan Bali, kamu sudah memiliki sebuah karya ideo yang teredit rapi.

“Paket macam begini penting bagi keluarga atau sekolah untuk menyegarkan hubungan dan membangun kebersamaan di antara anggota keluarga atau murid-muridnya,” papar Gde Mantrayasa, si pengelola paket, menerangkan.

Sebagai gambaran, dalam paket “Bolak-balik Bali” ini jadwal disusun sebagai berikut:

Hari ke-1:
13.00 – 14.00 : check in di hotel (Kuta area)
14.00 – 14.30 : break
14.30 – 16.00 : workshop pembuatan dokumentasi
16.00 – 17.00 : istirahat, mandi, dll
17.00 – 18.00 : dinner
18.00 – 19.00 : perjalanan ke Ubud
19.00 – 22.00 : belajar menari – Tegal Bingin, Ubud
22.00 – 23.00 : kembali ke hotel
23.00 - : istirahat

Hari ke-2:
06.00 – 07.00 : sarapan
07.00 – 08.00 : perjalanan ke Bona
08.00 – 11.00 : belajar menabuh gamelan
11.00 – 12.00 : perjalanan ke Klungkung
12.00 – 13.00 : makan siang
13.00 – 14.00 : menuju Kamasan
14.00 – 17.00 : belajar melukis khas Kamasan
17.00 – 18.30 : perjalanan kembali ke hotel
18.30 – 19.30 : dinner
19.30 – 20.30 : pengarahan
20.30 - : istirahat

Hari ke-3:
06.00 – 07.00 : sarapan
07.00 – 09.30 : perjalanan ke Lovina
09.30 – 11.00 : di pantai Lovina
11.00 – 12.30 : perjalanan ke Kebun Raya
12.30 – 13.00 : makan siang
13.00 – 17.00 : Tree Top
17.00 – 17.30 : kembali ke hotel
17.30 – 18.30 : mandi, dll
18.30 – 19.30 : dinner
19.30 – 20.00 : pengarahan
20.00 – 21.00 : acara bebas
21.00 - : istirahat

Hari ke-4:
05.00 – 06.00 : mandi, dll
06.00 – 07.00 : sarapan
07.00 – 08.30 : perjalanan ke Tenganan
08.30 – 12.00 : kegiatan di Tenganan
12.00 – 13.00 : makan siang
13.00 – 14.30 : melanjutkan kegiatan di Tenganan
14.30 – 16.30 : perjalanan ke Toya Bungkah
16.30 – 17.30 : check in/camping
17.30 – 18.30 : mandi, dll
18.30 – 19.30 : dinner
19.30 – 20.30 : pengarahan untuk pendakian
20.30 - : istirahat

Hari ke-5:
02.30 – 03.30 : persiapan pendakian
03.30 – 06.30 : mendaki Gunung Batur
06.30 – 07.30 : kegiatan di puncak Gn. Batur
07.30 – 10.00 : kembali ke camp
10.00 – 11.00 : sarapan
11.00 – 13.00 : kembali ke Kuta
13.00 – 14.00 : makan siang
14.00 – 16.00 : acara bebas
16.00 – 17.00 : perjalanan ke Uluwatu
17.15 – 19.00 : Uluwatu & nonton Tari Kecak
19.00 – 20.00 : perjalanan ke Jimbaran
20.00 – 21.30 : dinner di Jimbaran
21.30 – 22.00 : perjalanan ke hotel
22.00 - : istirahat

Hari ke-6:
04.00 – 04.30 : persiapan
04.30 – 05.30 : perjalanan menuju starting point “Cycling”
05.30 – 08.30 : “cycling”
08.30 – 09.00 : ganti baju + sarapan
09.00 – 10.30 : perjalanan ke Muncan
10.30 – 13.30 : arung jeram
13.30 – 14.30 : makan siang
14.30 – 16.00 : perjalanan ke hotel
16.00 – 19.00 : istirahat, mandi, dll
19.00 – 20.00 : dinner
20.00 – 22.00 : acara bebas
22.00 - : istirahat

Hari ke-7:
06.00 – 13.00 : acara bebas
13.00 – 14.00 : check out
14.00 - : perjalanan ke airport

Kalau kamu tertarik, bujuk keluargamu untuk mengikutinya. Atau, usulkan paket ini untuk mengisi liburan di sekolahmu. Biayanya, Rp 6,1 juta per orang. Minimal jumlah rombongan adalah enam orang. Penyelenggara paketnya adalah “Back Up” beralamat di Jl. Nangka Utara Gang Sari Indah No. 4, Denpasar. Untuk menghubunginya kamu bisa telepon ke (0361) 422817 atau kirim Fax . ke (0361) 424180. Bisa juga via e-mail: wisata.backup@gmail.com.





Hide

/

Bali Pulau Terbaik di Dunia Versi “Travel + Leisure”

Bali kembali dinobatkan sebagai Pulau Terbaik di Dunia versi majalah “Travel + Leisure” terbitan New York, Amerika Serikat. Sebelumnya, gelar ini diberikan kepada Bali pada tahun 2007. Namun pada tahun 2008, gelar tersebut diambilalih oleh Galápagos, sebuah kepulauan di Ekuador, Amerika Selatan.

Menurut pemimpin redaksi majalah “Travel + Leisure”, Nancy Novogrod, penobatan ini berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada pembaca majalah yang dikelolanya dengan tolok ukur penilaian yang ketat.

"Hasil tahun ini mencerminkan hasil penilaian dari pembaca kami dengan pertimbangan nilai ekonomi, keintiman, layanan, dan penemuan sebagai prioritas utama," ucapnya.

Beberapa kategori lain yang dikukuhkan antara lain KotaTerbaik di Dunia diraih oleh Udaipur, India, menggantikan posisi Bangkok; dan Maskapai Penerbangan Internasional Terbaik di dunia yang diraih oleh Singapore Airlines.

Berikut daftar selengkapnya dari hasil penetapan Penghargaan untuk tahun 2009:

World’s Best City : Udaipur
World’s Best Hotel : Bushmans Kloof Cedar Mountains, Afrika Selatan
World’s Best Island : Bali
World’s Best Large-Ship Cruise Line : Crystal Cruises
World’s Best Small-Ship Cruise Line : The Yachts of Seabourn
World’s Best International Airline : Singapore Airlines
World’s Best Domestic Airline : Virgin America
World’s Best Tour Operator : Austin-Lehman Adventures
World’s Best Car-Rental Agency : Sixt
World’s Best Destination Spa: Mii amo, A Destination Spa at Enchantment, Sedona.

Hide

/

Dua Kelompok Bule Gelar Duel di Legian

Ini sebuah kejadian menarik yang memprihatinkan. Sabtu (25/7) pukul 02.00 dini hari lalu, sekelompok pelancong asal Australia dan Prancis menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara menggelar duel di arena yang mereka buat di tengah jalan Raya Legian. Menurut laporan harian “Radar Bali”, keributan ini bermula dari perselisihan dua orang pemuda Australia dan Perancis saat mereka sama-sama dugem di kawasan Legian. Entah bagaimana runut kejadiannya, tiba-tiba saja si pemuda Prancis telah menonjok pemuda Aussie. Hal itu terjadi beberapa meter dari diskotek EM-Bargo.

Melihat itu, keruan saja para Aussie lainnya jadi berang. Mereka memaki kelompok pemuda Prancis, yang tentu saja dibalas makian pula oleh para bule dari negeri Napeleon itu. Merasa kurang sreg hanya berperang makian, kelompok Aussie kemudian menantang kelompok Prancis untuk melakukan duel. Masing-masing kelompok mengutus jagonya untuk berkelahi satu lawan satu. Tantangan tersebut tak memerlukan waktu lama untuk mendapatkan jawabannya. Begitu dilontarkan, kelompok Prancis langsung menyambutnya dengan heroik. Tak pelak, dalam beberapa menit saja jalan raya Legian langsung berubah menjadi arena duel. Kedua kelompok langsung membuat lingkaran dan mengutus jagonya masing-masing untuk adu jotos di tengahnya.

Mula-mula perkelahian itu berjalan dengan seimbang. Masing-masing jago tersebut mahir berkelahi. Namun, beberapa saat kemudian, jago Aussie terkena jotos dan kehilangan kontrol. Apalagi setelah jotosan kedua menghujam wajahnya dan sorak-sorai kelompok Prancis membahana, si Aussie semakin kehilangan kendali atas dirinya dan menjadi bulan-bulanan lawannya hingga terkapar tak berdaya.

Melihat lawannya lunglai, kelompok Prancis langsung bersorak dan meninggalkan arena. Namun, kelompok Aussie tak terima. Mereka mengejar kelompok Prancis dan menantangnya melakukan pertarungan lagi di areal ground zero (bekal lokasi ledakan bom 2002). Untung tantangan itu tak digubris oleh kelompok Prancis. Para pemuda dari negeri wine tersebut terus berjalan meninggalkan pemuda-pemuda Aussie yang marah dan melontarkan sumpah serapah itu.

Tentu ini bukan urusan antar negara atau antar etnis, atau antar apa pun. Menurut laporan, ini murni urusan emosi para pemuda mabuk yang tak bisa mengontrol dirinya. Bagi kamu, kejadian macam ini dapat menjadi pelajaran penting bahwa terkadang semangat mencari kesenangan yang tak terkendali dapat mengganggu kesenangan orang lain. Hindari hal ini atau acara liburanmu akan berantakan.(abe/jjb diolah dari laporan "Radar Bali" 27/07/2009)

Hide

/

Untuk Hentikan Hama, Warga Tabanan Ngaben Tikus

Tak kurang dari 112.670 ekor tikus diaben atau dikremasi menurut adat Bali, Jumat (17/7) lalu di Kabupaten Tabanan. Upacara pembakaran mayat tikus-tikus ini dilaksanakan layaknya upacara ngaben yang dilakukan terhadap jenazah manusia. Upacara yang disebut Prateka Merana itu lengkap dengan sesajen dan bade (usungan jenazah) yang megah.

Ngaben tikus ini adalah tata cara orang Bali untuk menyetop hama tikus yang menyerang lahan pertanian mereka. Seperti telah banyak diberitakan di media local, beberapa waktu lalu ratusan hektar lahan pertanian di kabupaten Tabanan diserang hama tikus. Ribuan binatang pengerat tersebut menggasak ludas padi-padi yang tengah di tanam menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi petani di wilayah yang dikenal sebagai lumbung padinya Bali itu. Untuk mengatasi hama tersebut, masyarakat setempat bahu-membahu berperang melawan sang penyerbu. Bersenjatakan tongkat kayu mereka turun ke areal persawahan membunuhi tikus-tikus itu. Maka melayanglah ratusan ribu nyawa tikus dalam operasi gabungan tersebut.

Selanjutnya, untuk membersihkan dan menyucikan areal persawahan yang telah berubah menjadi medan pertumpahan darah, tak kurang dari sepuluh ribu warga setempat membakar bangkai-bangkai tikus itu dengan upacara ngaben atau Mrateka Merana. Upacara ini diselenggarakan di depan Pura Puseh Bedha, Desa Bongan.

Oleh warga, bangkai ratusan ribu tikus yang oleh masyarakat Bali dijuluki Jro Ketut itu dimasukkan ke dalam lima bade. Di belakang setiap bade tersebut terpampang foto tikus sesuai dengan warnanya, yakni merah, putih, kuning, hitam dan belang (hitam-putih). Kelima bade tersebut diarak menuju Segara Yeh Gangga, Desa Sudimara, sekitar empat kilometer dari Desa Bongan. Arak-arakan tersebut diiringi tetabuhan baleganjur.

Setiba di Yeh Gangga, sebelum melakukan prosesi pembakaran bade, seluruh masyarakat melakukan persembahyangan terlebih dahulu. Setelah semua bade berisi ratusan ribu tikus itu ludas terlalap api, abu tikus dikumpulkan dan dihanyutkan ke laut sebagaimana yang dilakukan pada upacara pengabenan manusia.

Pelaksanaan upacara Mrateka Merana ini didasari oleh petunjuk-petunjuk yang tertulis pada Babad Arya Tabanan, Babad Dukuh Jumpungan, Lontar Sri Purana Tatwa, dan Lontar Darma Pemaculan. Semua kitab dan lontar tersebut memberi petunjuk tentang bagaimana mengendalikan hama tikus secara spiritual. Sebelum ini, upacara serupa diselenggarakan pada tahun 2002. (abe/jjb-radarbali)

Foto-foto repro : Yoyo Raharyo - Radar Bali.

Hide

/

Kehidupan Bahari di Sanur Village Festival 2009

Pertengahan Agustus nanti, Sanur bakal marak dengan berbagai kegiatan menarik. Selama lima hari, dari tanggal 12 hingga tanggal 16 bulan itu, di kawasan wisata di Kota Denpasar tersebut akan digelar Sanur Village Festival, sebuah acara tahunan yang diprakarsai oleh Yayasan Pembangunan Sanur. Tahun ini perhelatan kebanggaan masyarakat Sanur yang akan digelar di Pantai Mertasari ini mengusung tema “Marine Life” (Kehidupan Bahari).

Lebih marak dari penyelenggaraan sebelumnya, dalam Sanur Village Festival tahun ini akan diselenggarakan lebih banyak kegiatan dan melibatkan lebih banyak partisipasi dari dalam dan luar negeri. Beberapa kegiatan yang sudah dipastikan antara lain Pameran Kartun Internasional, Pameran Bonsai dan Adenium, Sepeda Santai, Lomba Masak Tahunan-International Chefs Association, Parade Budaya, Olahraga Air (Wind Surfing), Parade Jukung, Turnamen Golf, Penanaman Terumbu Karang, Pemeran Lukisan, Bazar, Festival
Jazz, Kontes Fotografi , Lomba Layang-Layang, Yoga Massal, Fun Games, Fashion Show, Body & Face Painting, Pecha Kucha Night, Pameran Anggrek, Pentas Tari Kolaborasi, Festival Makanan dan Pasar Murah, Pagelaran Musik dan eksebisi Layang-layang dari 27 negara.

Sedangkan untuk peserta asing yang akan terlibat, panitia telah memastikan kehadiran beberapa partisipan pada acara yang akan dibuka pada Rabu, 12 Agustus 2009 pukul 17.00 Wita tersebut. Mereka datang dari Bangladesh, Srilanka, Mozambik, Jepang, India, China, Turki dan Mesir. Dari dalam negeri, panitia sudah menerima kepastian partisipan dari Papua, Jawa Timur, Riau dan Sulsel. (abe/jjb)

Hide

/

Pasca Bom Marriott, Hunian Hotel di Bali Tetap Padat

Ledakan bom di hotel JW Marriot dan Ritz Carlton Jakarta (17/7) lalu, tidak mempengaruhi kunjungan wisatawan ke Bali. Sejauh ini, belum ada laporan pelancong yang melakukan early check out (pulang lebih awal) sebagai reaksi terhadap peristiwa tersebut. Travel warning dari beberapa negara yang biasanya mempengaruhi tingkat kunjungan, kali ini tak memberi pengaruh signifikan terhadap tingkat hunian hotel-hotel di Bali. Data beberapa hotel di Nusa Dua, Tanjung Benoa, Jimbaran, Sanur hingga Ubud menunjukkan bahwa tingkat hunian di atas 80 persen. Bahkan ada yang mencapai 100 persen.

Namun begitu, bukan berarti hal ini menjadi alasan untuk lengah. Untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang berkaitan dengan keamanan pasca ledakan bom di Jakarta itu,Persatuan Hotel Republik Indonesia (PHRI) Bali telah mengintensifkan koordinasi dengan aparat keamanan dan meminta manajemen hotel untuk meyakinkan para pelancong bahwa Bali tetap dalam kondisi aman. (abe/jjb dari Radar Bali)

Hide

/

Balangan, Pantai Indah di Cekungan Karang

Mau mandi cahaya matahari di pantai Bali? Pastilah di benakmu langsung terbayang pantai Kuta, Seminyak, Legian, Sanur, atau Nusa Dua. Tak salah,tentu. Pantai-pantai itu memang sangat terkenal bagi pelancong yang berkunjung ke Bali. Sekalipun sesungguhnya ada banyak pantai lain yang tak kalah indah dan menariknya. Sebut saja satu di antaranya yaitu Pantai Balangan, sebuah pantai eksotik denga suasana yang nyaman dan tenang karena tak disesaki oleh pelancong.

Ingin ke sana? Gampang! Dari Kuta, menujulah ke arah Selatan yakni ke kawasan Uluwatu. Ikuti saja jalan raya yang menuju obyek Wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK). Begitu tiba di depan kawasan GWK, terus saja hingga kamu menemukan perempatan di mana jalan ke kiri menuju Bali Cliff, jalan lurus menuju Uluwatu, dan yang ke kanan menuju Pantai Balangan. Ikuti saja jalan itu. Begitu mentok, sekitar lima kilometer dari perempatan, kamu sudah sampai di pantai tujuan.

Untuk mencapai bibir pantai, kamu harus menuruni jalan setapak yang sedikit curam. Santai saja, sebab setelah itu kamu akan menjumpai hamparan pantai dengan pasir putih bersih yang sangat indah. Dan, ketika kamu tiba di sana, bisa jadi hanya kamu dan beberapa turis bule yang sedang menikmati keindahan itu. Tidak ada pedagang acung, tukang pijat, atau pedagang lain yang mengganggu.

Pantai Balangan memang tersembunyi. Ia dibatasi oleh tebing setinggi sekitar tujuh meter yang bagian melesak ke dalam karena terkikis air pasang. Di bagian barat, pantai ini dibatasi oleh tebing yang lebih tinggi. Tebihng ini tampak hijau arena ditumbuhi oleh pepohonan karang. Di tengah-tengah cekungan tebing timur dan tebing barat inilah pantai Balangan terhampar.

Di situ, tak ada café yang gemerlap macam yang terlihat di Kuta, Legian atau Seminyak. Yang ada, cuma enam kafe sederhana yang berjajar di antara pohon-pohon kelapa sepanjang pantai. Café-café itu sekaligus berfungsi sebagai penginapan dengan tarif sekitar Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu per malam.

Karena letaknya berdekatan dengan pantai Dreamland, pada saat ombak surut, kamu bisa berjalan kaki menyusuri pantai menuju kawasan tersebut. Sungguh mengasyikkan. Tapi berhati-hatilah dengan karang-karang tajam yang terdapat di beberapa lokasi.

Hide

/

Sanghyang,Tari Bali Purba

Oleh: Agung Bawantara

Di Bali, saat ini, masih hidup beberapa tarian sakral yang hanya dapat disaksikan pada saat-saat khuusus. Tarian tersebut antara lain tari Sanghyang yang ditarikan dalam rangkaian sebuah upacara suci. Jarang sekali tari macam ini dipertunjukkan sekedar sebagai sebuah tontonan belaka, kecuali ada permintaan khusus dengan syarat tertentu.

Soal tari, di Bali terdapat puluhan jenis tarian. Oleh pakar tari Prof. I Made Bandem, semua tari itu dipilah ke dalam tiga kelompok besar yakni tari Wali(sakral),bebali (dipertunjukan dalam rangkaian upacara), dan balih-balihan (semata-mata untuk hiburan). Nah, tari Sanghyang termasuk ke dalam kelompok tari Wali.

Tari Sanghyang merupakan "purba" dengan gerak dan lagu pengiring yang sangat sederhana. Namun,simbol-simbol dalam kesederhanaan itu mempu membuat penarinya kerauhan (trance) dan bergerak seperti tokoh yang dilakonkan. Misalnya,seperti bidadari, babi hutan, monyet, atau kuda. Tari ini adalah warisan budaya Pra-Hindu yang dimaksudkan sebagai penolak bahaya dengan cara membuka komunikasi spiritual antara manusia dengan mahluk-mahluk gaib untuk menjaga keseimbangan semesta.

Tari Sanghyang dibawakan oleh penari laki-laki maupun perempuan dengan iringan paduan suara yang menyanyikan tembang-tembang pemujaan. Di beberapa daerah, seperti di Sukawati-Gianyar, tari ini juga diiringi dengan Gamelan Palegongan.

Di dalam Tari Sanghyang, ada tiga unsur penting yang wajib hadir yaitu asap/ api, Gending Sanghyang dan medium (orang atau boneka).Penyelenggaraannya melalui tiga tahap penting diawali dengan nusdus yaitu upacara penyucian medium dengan asap/api, kemudian dilanjutkan dengan masolah. Pada tahap ini, penari yang sudah trance mulai menari. Tahap terakhir, ngalinggihang yakni mengembalikan kesadaran medium dan melepas roh yang memasuki dirinya agar kembali ke asalnya.


Sanghyang Jaran

Tari ini ditarikan oleh seorang laki-laki. Penari tersebut mengendarai sebuah kuda-kudaan dari pelepah kelapa. Penari biasanya trance oleh kehadiran roh kuda tunggangan dewa. Keadaan itu terjadi setelah para penynayi pengiring melanunkan gending sanghyang sambil berkeliling dengan mata terpejam. Begitu trance, si penari akan berjalan dan berlari-kecil. Kakinya yang telanjang akan menginjak-injak bara api batok kelapa yang terhampar di tengah arena.

Tari Sanghyang Jaran biasanya digelar pada saat situasi krisis atau saat masyarakat dalam keadaan prihatin. Misalnya, saat mereka terserang wabah penyakit atau kejadian lain yang meresahkan.

Selain Sanghyang Jaran (Kuda), beberapa jenis tari Sanghyang yang hingga kini masih hidup di Bali adalah:Sanghyang Dedari(Bidadari), Sanghyang Deling (Boneka), Sanghyang Sampat (Sapu), Sanghyang Bojog (Monyet), dan Sanghyang Celeng (Babi Hutan).

Foto Sanghyang Jaran: I Nyoman Wija (Radar Bali)

Hide

/

Hotel Taman Rosani, Murah dan Nyaman di Utara Kuta

Hotel yang cukup nyaman ini terletak di kawasan Petitenget, lima kilometer di utara Seminyak. Kawasan ini tenang dan nyaman. Cocok untuk kamu yang menyenangi suasana hening, sekaligus berminat mengunjungi kawasan ramai, penuh aneka hiburan dan pilihan restoran macam Kuta, Legian, Seminyak dan Oboroi. Dari Bandar Udara Internasional Ngurah Rai hotel Taman Rosani ini dapat kamu capai dengan hanya berkendara selama 25 menit.

Yang unik pada hotel ini adalah seluruh kamarnya (berjumlah 36) menghadap ke kolam renang yang asri. Sehingga, setiap penghuni dapat bersantai di beranda kamar sembari menikmati keindahan kolam yang dikitari tetamanan. Setiap kamar di hotel ini dilengkapi AC, TV satelit, mini bar, meja kopi, telepon, shower dan beranda.

Selain kolam renang, layanan dan fasilitas di Hotel Taman Rosani adalah restoran “Tunjung Biru” yang menyediakan berbagai hidangan yang lezat; bar dan karaoke; happy hour setiap hari di “Wet-Wet Pool Bar”; meja bilyar; sauna; pijat tradisional dan aromatic; perawatan rambut, kuku, kaki dan tato.

Untuk memudahkan kamu menuju hotel ini, dari Bandara kamu bisa menggunakan jasa angkutan taksi dengan biaya Rp 80 ribu.

Superior Room
01 April - 24 Desember 2009 dan 06 Januari 31 Maret 2010: Rp 300 ribu

25 - 30 Desember 2009 dan 01 – 05 Januari 2010 : Rp 400 ribu

31 Desember 2009 : Rp 700 ribu (satu orang) Rp 1 juta (dua orang)


Suites
01 April – 24 Desember 2009 dan 06 Januari - 31 Maret 2010 : Rp 350 ribu

25 - 30 Desember 2009 dan 01 – 05 Januari 2010 : Rp 500 ribu

31 Desember 2009 : Rp 800 ribu ( satu orang) Rp 1,1 juta (dua orang)


(abe/jjb)

Hide

/

Uang Kepeng, Suvenir Unik dari Desa Kamasan

Uang kepeng sangat dekat dengan kehidupan masyarakat di Bali. Uang dengan lubang di tengahnya itu diduga masuk ke Bali sejak abad ke-7 pada era Dinasti Tiang berkuasa di dataran Tiongkok. Saat itu. di Bali, uang tersebut berfungsi sebagai alat tukar. Belakangan, seperti yang tersurat dalam prasasti Sukawana yang berangka tahun 882 Masehi, uang kepeng ditengarai telah mempunyai fungsi sebagai sarana upacara agama Hindu di Bali. Dari jenisnya, uang kepeng yang beredar di Bali merupakan produksi China, Korea, Jepang dan Indonesia sendiri.

Pada zaman dahulu uang kepeng merupakan satuan terkecil sehingga paling mudah untuk menentukan jumlah satuan baik sebagai alat tukar maupun sebagai sarana upacara. Namun kini, karena jenis uang itu semakin langka, dalam beberapa hal nilai uang itu kerap diganti dengan koin yang berlaku saat ini sesuai dengan nilai tukarnya.

Sejak 2002 Pemerintah Provinsi Bali melakukan upaya untuk melestarikan produksi uang kepeng. Produksinya dipusatkan di desa Kamasan, Klungkung, sekitar 40 kilometer dari Kuta. Sejak saat itu, uang kepeng diproduksi secara rutin. Selain untuk memenuhi kebutuhan sarana upacara, juga sebagai suvenir. Dalam sehari sedikitnya 5 ribu keping uang kepeng diproduksi di desa itu. Harga satu kepingnya relatif murah, yakni Rp 700.


Jenis-jenis suvenir yang berbahan uang kepeng ini sangat beragam, antara lain liontin, gelang tamiang (perisai), patung, dan berbagai bentuk miniatur rumah. Kisaran harga suvenir tersebut antara Rp 25 ribu sampai Rp 7,5 juta.

Alamat workshop industri uang kepeng desa Kamasan ini adalah di jalan Br. Jelantik Kori Batu, desa Tojan, Klungkung. Bisa juga kalian kunjungi etalase mereka di Perum Puri Candra Asri Blok A/17 Jl. Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Telp. (0361) 468187, 464041, 4642219.

Hide

/

Hindari Flu Babi, Jangan Bepergian Jika Flu

Setelah menunggu beberapa hari hasil konfirmasi mengenai positif tidaknya dua pasien yang diduga terjangkit influenza A-H1N1 alias flu babi, Jumat (3/7/2009) lalu, kedua pasien tersebut yakni Tayla Marlo (14) dan James Antonuccio (8) diperbolehkan pulang karena Pusat Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan RI di Jakarta menyatakan keduanya negatif mengidap influenza tersebut.

Namun selang setengah jam setelah kepulangan kedua bocah itu, ruang Nusa Indah RSUP Sanglah kembali menerima satu pasien terduga influenza A-H1N1. Pasien itu diidentifikasi bernama Richard Clark (26), berkewarganegaraan Inggris. Richard kini berada satu bangsal bersama Troels Munk, 84, yang datang sehari Kamis (2/7) lalu.

Kehadiran Troels dan Richard menambah jumlah pasien yang saat ini dirawat dengan status terduga influenza A-H1N1 dirawat di Sanglah menjadi enam orang. Lima pasien lainnya adalah Ryan wood (23) dan Arron Michael (24), keduanya berkewarganegaraan Australia, Gerry O Brian (43) dengan status kewarganegaraan Jerman, dan Brian Ariel Schargorodsky (22) asal Argentina.

Untuk mengurangi dampak pandemi Flu H1N1, I Gusti Ngurah Mahardika Ahli Virus dan Dosen Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana, Bali, mengatakan agar masyarakat tidak perlu panik. Dia memberikan tip sederhana untuk menghindari serangan flu H1N1 ini yakni:

1. Jangan bepergian jika flu. Istirahat yang baik membantu mengurangi penyebaran dan mempercepat kesembuhan.
2. Lakukan etika batuk dan bersin yakni menutup hidung dan mulut dengan kertas tisu atau sapu tangan.
3. Jika harus bepergian, pakailah masker yang baik!
4. Jika curiga flu H1N1, datangi klinik-klinik kesehatan agar diperiksa.

(abe/jjb/kompas online/jp)


Berita Terkait:
Pelancong Aussie Positif Flu Babi
Bali Tingkatkan Bio Security untuk Tangkal Flu Babi

Hide

/

Suasana Pedesaan di Puri Dewa Bharata Village

Satu dari sekian pilihan menarik untuk tempat menginap di kawasan Legian adalah Puri Dewa Bharata Village. Hotel ini akan memanjakan kamu dengan kamar yang nyaman dan suasana yang menyenangkan. Di hotel dengan 48 bangunan bergaya Bali ini kamu dapat merasakan suasana pedesaan Bali yang tenang dan teduh.

Di hotel ini, taman-taman dipadati oleh berbagai tanaman tropis yang ditata apik sehingga menyejukkan mata. Bagi kamu yang doyan bermandi cahaya, kamu dapat dengan leluasa menikmati siraman sinar matahari di tepi kolam renang yang juga tertata baik.

Keunggulan lainnya, Puri Dewa Bharata Village ini terletak di kawasan Legian yang sangat populer sebagai kawasan perbelanjaan, restauran, dan hiburan malam. Dari Bandara Internasional Ngurah Rai, hanya dibutuhkan tak kurang 20 menit saja. Jika hendak melancong ke pantai Kuta, kamu hanya perlu waktu 15 menit dengan kendaraan. Dan, hotel menyediakan kendaraan antar-jemput gratis untuk menjangkau rute-rute di kawasan Kuta. Namun, jika kamu hendak menikmati suasana nyaman pantai Double Six, kamu hanya perlu 10 menit berjalan kaki.

Selain kamar dan kolam renang yang menyenangkan, fasilitas lain yang terdapat di hotel ini antara lain Saraswati Restaurant yang selalu siap meladeni kamu untuk sarapan, makan siang atau makan malam. Tersedia juga safe deposit box, dan layanan laundry. Semua itu dilengkapi dengan servis transfer gratis ke bandara, antar-jemput di kawasan Kuta, penyewaan mobil dan sepeda motor, pengaturan perjalanan wisata, dokter panggilan, money changer, dan body massage.

Harga kamar:

Superior Room
Langsung : US$ 60
Via Internet : US$ 40

Deluxe Room
Langsung US$ 70
Via Internet US$ 45

Villa Upstairs
Langsung US$ 70
Via Internet US$ 45

Villa Downstairs
Langsung US$ 90
Via Internet US$ 55

Family Villa (2 Bedrooms)
Langsung US$ 150
Via Internet US$ 90

Extra Bed
Langsung US$ 20
Via Internet US$ 15

Semua harga tersebut sudah termasuk continental breakfast untuk dua orang, pajak dan servis sebesar 21%. Waktu check in adalah pukul 14:00, dan check out pukul 12:00

Pada saat hari-hari padat kunjungan (high season) yakni pada 1 Agustus – 30 September harga-harga hotel akan dikenakan biaya tambahan sebesar US$ 10 per kamar per malam. Sedangkan untuk kurun 21 Desember – 10 Januari, tambahannya sebesar US$ 15 per kamar per malam.

Pembayaran sebaiknya kamu lakukan dengan tunai, kecuali jika kamu tidak memasalahkan tambahan biaya sebesar tiga persen untuk pembayaran menggunakan kartu kredit.

Tertarik? Datang saja langsung ke Jalan Nakula 11 Legian, atau kontak dulu via telepon (0361) 730425, e-mail: contactus@puridewata.com, puridb@telkom.net.

Hide

/

Mamimu, Makan-Minum Seperti di Rumah Ibumu

Nama warung ini, sungguh unik: Mamimu. Sebagai kata, Mamimu bermakna mamamu atau ibumu yang memberi kesan semua makanan di rumah ini adalah makanan buatan ibumu yang selain jago memasak juga mengenal betul selera lidahmu. Memang, menu yang tersedia di Mamimu adalah menu-menu rumahan yang begitu akrab dengan lidah orang Indonesia seperti sayur bening, sayur asem, sup sayur, dan kare terong.

Bagi pemilik rumah makan yang dicat serba kuning dan dihias dengan puluhan kartun dan karikatur yang jenaka ini, Mamimu merupakan singkatan dari “makan-minum murah”. Maksudnya sangat jelas, semua hidangan di warung ini sangat bersahabat bagi kantong kamu. Bayangkan harga paket nasi + rawon + krupuk udang + tempe goreng + sambal terasi, hanyaRp.10 ribu. Harga yang sama berlaku untuk paket soto ayam, dank are terong.

Yang lebih murah lagi, paket nasi putih + sayur bening + dadar jagung + sambal terasi, hanya Rp. 5 ribu. Harga tersebut berlaku untuk paket-paket nasi sayur lainnya.

Bagaimana dengan rasa? Dijamin makanan-makanan tersebut lezat dan pas dengan lidah pecinta masakan Indonesia. Apalagi suasana warungnya nyaman dan sejuk, menjadikan menikmati makan dan minum murah di warung ini terasa lebih menyenangkan. Tersedianya fasilitas free WiFi di warung ini pun semakin melengkapi kenikmatan bersantap di warung ini.

Tertarik ingin menjajalnya? Warung dua lantai ini terleletak di belakang food court Istana Kuta Galeria.

Hide

/

KPK Bebaskan 137 Anak Penyu

Ratusan pelancong pantai Kuta dari berbagai daerah dan negara Selasa (30/7/2009) lalu berbaur untuk melepas-bebas 137 tukik (anak penyu) ke laut. Tukik-tukik yang dilepas tersebut adalah anak-anak penyu yang menetas di bak penampungan milik Konservasi Penyu Kuta (KPK). Telur-telur penyu tersebut adalah telur-telur yang ditemukan di pesisir pantai Kuta dan pantai lain di Bali selatan sekitar sebulan yang lalu, dan ditampung di bak milik KPK.

Sudah menjadi tradisi KPK untuk menampung telur-telur penyu yang ditemukan di pantai mana saja di Bali dan mengupayakan agar telur-telur tersebut menetas dengan baik. Setelah menetas, dalam waktu tak lebih dari 24 jam tukik-tukik tersebut langsung dilepas ke laut bebas untuk menemukan habitatnya yang tepat. Biasanya, tukik-tukik tersebut dilepas ke laut pada saat menjelang matahari terbenam. Alasannya, untuk menghindari serangan burung dan predator lain yang memangsa tukik.

“Soalnya,
sebab tukik-tukik itu belum bisa berenang di bawah permukaan air. Pada umur sehari, tukik-tkik itu baru berenang di atas permukaan,” papar I Gst Ngurah Tresna, sesepuh Unit Pengelola Pantai Desa Adat Kuta yang memayungi kegiatan KPK.

Selain pertimbangan itu, pelepasan tukik juga memperkirakan kuatnya arus.

“Jika arus terlalu kuat, pelepasan ditunda,” imbuh Tresna.

Saat ini di bak penampungan milik KPK terdapat 39 sarang yang berisi 4300 telur penyu. Dari jumlah tersebut, empat sarang berisi 487 butir telur telah menetas dan langsung dilepas ke laut bebas beberapa jam kemudian. Ratusan telur di beberapa sarang diperkirakan akan menetas sekitar tanggal 3-5 Juli 2009.


Hide